Kisahku dan Menstruasi (Part 2): Haid setelah Melahirkan

Kisahku dan Menstruasi (Part 2): Haid setelah Melahirkan

Kalau perempuan pada umumnya yang setelah melahirkan full menyusui akan terhenti beberapa bulan bahkan sampai tahunan, tapi saya tidak. Sebulan setelah selesai nifas, saya langsung haid. Jangan ditanya deg-degannya kayak apa saat itu karena ini pengalaman pertama dan saya mengira saya perdarahan, bukannya haid.

Baca Juga:   Hamil-Melahirkan-Menyusui, Antara Ekspektasi dan Realitas

Saya sampai nanya ke orang-orang, ada nggak yang setelah selesai nifas langsung haid bulan berikutnya padahal sedang menyusui. Jawabannya bervariasi dan memang ada, tapi jarang. Kebanyakan berhenti haid dulu sebagai KB alami. Sementara saya yang riwayat haid-nya nggak teratur malah langsung haid sebulan setelah nifas.

Sejak habis melahirkan itu pula haid saya jadi teratur beberapa bulan. Yup, benar-benar teratur kayak perempuan normal yang haid tiap 28 hari itu. Karena saya selalu hidup dengan haid yang tidak teratur, saya benar-benar clueless. Misalnya, ada kalanya saya gelagapan karena lagi jalan terus tiba-tiba haid dan saya nggak bawa pembalut. Sampai pusing nyari-nyari penjual pembalut. Padahal pas saya hitung lagi, hari itu emang udah masuk siklus 28 hari.

Di titik ini pula saya merasa ketakutan. Pasalnya, begitu haid teratur jadi tiap bulan, itu artinya bisa jadi saya mendadak subur atau malah sangat subur. Kasian Aqsa yang saat itu masih kecil kalau sampai buru-buru punya adik.  Makanya saya bilang sama suami gimana caranya biar kalau berhubungan jangan sampai hamil, tapi ya saya nggak mau KB juga karena malas ribet sama efek sampingnya. Masa itu jadi masa terhoror karena ketika telat haid 1 hari saja, saya sudah deg-degan dan testpack.

Belum lagi saya kaget karena 28 hari tuh cuma sebentar ya? Biasanya saya setahun hanya 3-4 kali haid, tapi ini per 28 hari rasanya singkat banget karena hampir 2 minggu kan berkutat sama PMS ditambah nyeri haid, eh 2 mingguan lagi udah muncul tuh haid. Sampai saya membatin ¨Oh, begini rasanya haid teratur ya, ternyata masih enakan haid 3-4 bulan sekali soalnya nggak ribet¨.

Nggak lama setelah membatin kalimat itu, perlahan haid saya jadi nggak teratur lagi. Dari molor hingga 35 hari, 2 bulan sekali, 3 bulan sekali, setahun sekali, bahkan sampai nggak haid sama sekali. Awalnya, ada rasa ´enak´ karena nggak harus ribet tiap bulan haid, tapi lama-lama saya menyesal.

¨Ya Allah, kok jadi nggak normal lagi?¨ batin saya saat itu.

Saya takut kalau ada perlengketan lagi atau malah penyakit lain. Naudzubillah.

Baca Juga:   Cerita Program Hamil Ketiga: Bye Viagra, Welcome Menstruasi

Sampai akhirnya, saya memutuskan ke dokter kandungan saja. Saya yang udah panik ternyata malah disambut santai dokter kandungannya. Katanya, kasus telat haid begini banyak terjadi saat pandemi (saat itu memang sekitar 2 tahun pandemi) karena banyak orang di rumah aja, jadi makan terus, bertambah BB-nya, dan mengganggu hormon. Nggak ada perlengketan atau penyakit serius pada saya.

Alhamdulillah…. Rasanya lega sekali.

Saya hanya disuruh diet, menurunkan berat badan, dan ditarget olahraga sehari minimal 30 menit. Saya juga diberi resep obat untuk memancing haid dan bisa ditebus sewaktu-waktu. Tapi saat itu obatnya nggak langsung saya tebus karena saya mau pakai cara alami dulu. Capek rasanya minumin obat setelah saat hamil Aqsa saya bisa minum obat sehari hingga 10 kali.

Baca Juga:   Cerita Program Hamil Ketiga: Baca Hasil Lab dan Panen Obat

Ikhtiar saya saat itu adalah jaga makan dan home workout. Sampai akhirnya 3 atau 4 bulanan setelah periksa, saya haid. Rasanya senang sekali karena yang dinantikan datang juga. Saat itu Bulan November 2022, saya ingat betul.

Tapi cerita nggak berhenti di situ. November 2022 ternyata jadi haid terakhir saya. Setelah itu saya sama sekali nggak haid berbulan-bulan, bahkan hingga setahun. Frustrasi rasanya karena saya udah berupaya semaksimal mungkin, dari ngegym seminggu 3-4 kali hingga mencoba berbagai macam diet.

Bahkan, karena diet asam lambung saya jadi memburuk. Mungkin juga karena saya stres dengan haid yang tak kunjung datang dan salah menerapkan diet, makanya malah maag dan asam lambung saya yang datang.

Oktober 2023, Aqsa berulang tahun ke-5. Saya udah bilang sama suami, kalau memang mau nambah anak tunggu Aqsa usia 5 tahun dulu. Lha sekarang gimana mau nambah anak, haid aja nggak. Saya bilang sama suami, saya mau hamil lagi asal nggak semenyengsarakan prosesnya pas hamil Aqsa, termasuk bila harus menjalani tindakan atau pengobatan untuk melancarkan haid. Suami pun setuju. Kami berusaha, tapi kalaupun nggak dapat lagi ya nggak apa-apa.

Baca Juga:   Mengenal Prosedur Bayi Tabung, Salah Satu Ikhtiar dalam Memiliki Anak

Di tengah ikhtiar yang saat itu masih rajin gym dan diet, saya tambahkan dengan makan sehat dan les berenang. Pokoknya saya nothing to loose lah. Saya yang tadinya nggak mau punya anak lagi juga udah ikhlas kalau emang Allah mau ngasih ya saya terima, nggak juga nggak apa-apa. Di tahap ini, saya cuma pengen sehat. Pengen haid lancar dan asam lambung saya sembuh karena makin hari kok makin memburuk rasanya.

Setelah Aqsa 5 tahun itu juga, saya akhirnya menjalani hubungan seksual yang normal lagi. Saya yang saat itu KB-nya metode ´cabut singkong´ alias buang di luar alias coitus interuptus, kembali berhubungan badan dengan normal. Pikir saya, ah nggak akan hamil ini, orang mens aja nggak.

Akhir tahun 2023 hingga awal 2024, asam lambung saya makin parah. Hampir tiap hari saya mual bahkan muntah padahal udah mengurangi pedas, nggak makan yang ber-gluten, olahraga, mengurangi stres, berusaha nggak begadang, sampai minum jus sayur buah. Saking parahnya saat itu, kalau pas mual dan perih banget, saya minum obat maag biar enakan.

Saat itu juga, sebenarnya saya juga makin stres karena target menurunkan BB meleset banget. Yang harusnya turun, malah kok makin nambah, mana perut saya makin buncit padahal rajin pilates, yoga, dan workout. Di tengah keputusasaan saya yang nggak kunjung haid dan asam lambung makin parah, saya memutuskan untuk ke dokter aja saat itu. Yang pertama rencananya saya ke dokter umum dulu untuk mengobati asam lambung, baru ke obgyn untuk menannyakan perihal haid saya.

Baca Juga:   Rekomendasi Channel YouTube untuk Olahraga di Rumah

 

Sebelum ke dokter untuk periksa asam lambung, saya mau tespek dulu untuk memastikan nggak hamil karena akan minum obat. Yah, sekadar formalitas, gitu. Batin saya saat itu, ¨Ya emang nggak hamil, gimana bisa hamil kalau nggak pernah mens?¨.

Sampai akhirnya pagi hari di Hari Rabu sebelum ke dokter, saya tespek. Saya santai saja saat itu sampai akhirnya hasilnya muncul juga.

Lho kok hasilnya GARIS DUA?????

 

0 Comments
Previous Post
Next Post
Ayomakan Fast, Feast, Festive 2023
Rekomendasi

Jelajahi Kuliner Bersama AyoMakan Fast, Feast, Festive 2023