Sebagai mantan pejuang garis dua dan program hamil (promil) warrior, saya tahu pasti betapa beratnya menjalani masa-masa promil. Berbagai cara ditempuh, mulai dari mencari dokter terbaik, minum berbagai obat, sampai menempuh cara medis apa saja yang bisa memungkinkan saya untuk bisa hamil, salah satunya adalah dengan program bayi tabung.
Saya adalah orang yang ditakdirkan promil dengan cara alami setelah serangkaian tes dan tindakan dijalani. Saat itu, selain promil alami, inseminasi dan program bayi tabung adalah cara-cara lain yang juga bisa ditempuh agar pasangan bisa memiliki anak.
Well, apapun caranya semua akan diusahakan. Semakin bertambah umur dan usia pernikahan, bisa jadi tingkat keberhasilan semakin menurun. Saat itu, saya sudah berpikir kalau memang harus pol-polan dan menempuh langkah bayi tabung, akan kami usahakan. Tetapi belum sampai langkah sejauh itu, alhamdulillah kami sudah dikaruniai momongan dengan sehat.
Namun, takdir saya tak bisa disamakan dengan orang lain. Ada yang menempuh jalan seperti saya, tapi nyatanya tak kunjung garis dua. Beberapa pasangan akhirnya mengambil langkah bayi tabung dan nyatanya banyak di sekitar saya yang berhasil. Cerita-cerita tentang perempuan yang tuba fallopinya keduanya sudah rusak atau pasangan yang sudah belasan tahun menunggu akhirnya dikaruniai anak berkat bayi tabung, selalu menggugah rasa keharuan. Dari situ saya paham, program bayi tabung memberi harapan pada banyak pasangan.
Mengenal Program Bayi Tabung atau IVF
In Vitro Fertilization (IVF) merupakan metode yang dapat dipilih oleh pasangan yang mengalami kesulitan dalam memperoleh kehamilan. Metode yang lebih dikenal sebagai bayi tabung ini melibatkan beberapa prosedur penting yang harus dilalui secara ketat. Tingkat keberhasilannya pun tidak bisa hingga 100% sehingga perlu berhati-hati dalam menjalani prosesnya.
IVF kerap disebut sebagai bayi tabung karena proses pembuahan sel telur oleh sel sperma dilakukan dalam sebuah tabung. Metode ini memang tidak mudah dijalani karena terdapat beberapa faktor risiko. Namun, pasangan suami istri tidak perlu khawatir karena program bayi tabung dijalankan dengan prosedur yang terstruktur.
Yuk para trying to convenience (TTC) dan calon IVF warrior, kita simak prosedur bayi tabung dan faktor risikonya berikut sehingga kita mampu memahaminya dengan baik:
Prosedur Bayi Tabung
Tahap 1: Stimulasi Ovarium
Prosedur bayi tabung dimulai dengan tahap stimulasi ovarium untuk meningkatkan peluang keberhasilan fertilisasi. Tahapan ini dilakukan dengan merangsang produksi sel telur yang lebih banyak dari ovarium dengan memberikan obat sesuai kondisi pasien.
Dalam tahap pertama ini diharapkan pasien mampu menghasilkan sel telur berkualitas tinggi yang siap untuk dibuahi. Proses ini biasanya berlangsung selama dua minggu dan dokter akan memantau kondisi pasien secara ketat.
Bisa dibilang tahap pertama ini sangat penting karena akan sangat menentukan langkah yang harus diambil ke depannya. Dokter akan melakukan pemindaian ultrasonic dan tes darah untuk memantau pertumbuhan folikel dan kadar hormon pasien.
Tahap 2: Pengambilan Sel Telur
Jika ovarium terpantau telah memproduksi sel telur yang memenuhi kriteria, dokter akan melakukan prosedur pengambilan sel telur. Proses yang disebut aspirasi folikel ini dilakukan di bawah anestesi umum atau lokal sehingga pasien akan tetap nyaman.
Dokter akan memasukkan jarum kecil melalui dinding vagina dan menghisap sel telur dari folikel ovarium dengan bantuan ultrasonografi. Tahapan ini berlangsung dengan sangat hati-hati agar sel telur yang diambil tetap terjaga kualitasnya. Setelah dibersihkan dan diperiksa kualitasnya di laboratorium, sel telur akan disiapkan untuk tahap pembuahan.
Tahap 3: Pembuahan
Tak hanya sel telur, sel sperma juga turut andil dalam keberhasilan bayi tabung sehingga sel sperma juga harus disiapkan. Pasien harus dalam kondisi yang baik agar sel sperma yang dihasilkan juga berkualitas sehingga perlu dilakukan beberapa pemeriksaan.
Jika sel telur dan sel sperma sudah siap, tahap selanjutnya adalah menggabungkan keduanya dalam wadah khusus di laboratorium. Sel sperma akan dibuat untuk memasuki sel telur yang disebut sebagai proses inseminasi menggunakan bantuan teknologi.
Teknologi yang digunakan dalam proses ini yaitu intracytoplasmic sperm injection (ICSI) yang memiliki andil besar dalam kesuksesan proses pembuahan. Dalam prosesnya, dokter akan menyuntikkan sperma terbaik ke dalam sel telur yang telah disiapkan menggunakan jarum yang sangat halus.
Proses ini dilakukan dalam kondisi lingkungan yang steril untuk mencegah adanya kontaminasi yang dapat mengganggu prosedur bayi tabung. Dokter akan memantau pertumbuhan embrio selama beberapa hari dan memilih embrio terbaik untuk dilakukan transfer embrio ke dalam rahim.
Tahap 4: Transfer Embrio
Jika pembuahan berjalan lancar dan menghasilkan embrio yang memenuhi kriteria, selanjutnya embrio akan dipindahkan ke dalam rahim pasien. Meski harus memasukkan embrio dalam rahim pasien, proses ini berlangsung sangat sederhana sehingga tidak memerlukan anestesi.
Dimana dokter hanya akan memasukkan kateter melalui vagina menuju ke dalam rahim dengan hati-hati. Melalui cara ini, embrio terbaik akan ditempatkan ke dalam rahim dan pasien diminta untuk beristirahat dengan cukup. Pada tahap masuknya embrio dalam rahim ini juga dibawah pengawasan yang ketat untuk memastikan proses pemindahan berhasil.
Tahap 5: Monitoring Kehamilan
Secara prosedur, embrio yang telah ditempatkan dalam rahim pasien merupakan awal terjadinya proses kehamilan. Oleh karena itu, biasanya pasien akan mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan yang harus selalu dipantau perkembangannya.
Jika kehamilan terjadi, maka proses selanjutnya adalah melakukan monitoring untuk memastikan kehamilan berjalan dengan baik. Dokter akan memberikan jadwal pemeriksaan secara teratur dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan bersama.
Misalnya jika terjadi tanda-tanda komplikasi atau keluhan tertentu maka pasien harus segera memeriksakan diri. Namun pasien tidak perlu khawatir karena dokter akan selalu membersamai pasien untuk membantu menjalani kehamilan yang sehat dan sukses.
Itu dia ulasan singkat mengenai bayi tabung, solusi bagi pasangan yang memiliki kesulitan dalam proses kehamilan. Meski terdapat beberapa risiko yang mungkin terjadi, pasangan suami istri tidak perlu khawatir sebab dokter akan membersamai semua prosesnya.
Pasien harus memiliki tekad yang kuat karena kondisi fisik dan mental sangat berpengaruh pada kesuksesan bayi tabung. Kalian juga harus memilih dokter yang tepat sebagai pendamping proses bayi tabung seperti dokter Morula IVF yang profesional di bidangnya.
Last but not least, ketika dulu saya hampir putus asa dengan program hamil yang dijalani yang seolah tanpa ujungnya, suami saya pernah berkata “Apapun hasilnya, kita pernah berusaha”. So, buat pasangan yang sedang berusaha untuk memiliki anak, jalani saja semua prosesnya sampai semaksimal mungkin termasuk usahakan dengan bayi tabung apabila memang harus ditempuh dan memungkinkan. Jangan sampai kelak kita menyesal karena tidak pernah berusaha maksimal padahal kita mampu dan bisa untuk mengusahakannya.
Semangat wahai kalian para pejuang garis dua!