Sejak awal tahun ini saya mulai serius buat program kenaikan berat badan anak, satu hal yang mulai melekat pada kehidupan keluarga kami adalah susu. Awalnya, saya bahkan sempat clueless soal susu tambahan setelah menyapih ini. Soal porsi dan frekuensinya, saya hanya menuruti feeling dan ternyata hitungan saya dan suami salah. Efeknya BB Aqsa sempat seret berbulan-bulan.
Setelah ke dokter, diprogramkan dan dikasih jadwal untuk makan apa saja dan minum susu berapa banyak sehari, perlahan BB Aqsa mulai naik. Walaupun naiknya nggak drastis, tapi so far BB Aqsa selalu naik setiap bulan. Dokter juga sudah bilang kalau sejauh ini naiknya bagus dan BBnya walaupun masih berada di bawah garis hijau tetapi masih normal.
Sampai sekarang saya dan suami nggak boleh kendor kasih susu ke Aqsa. Kendor sedikit saja, BB bisa stuck atau malah turun. Walaupun sudah hampir setahun, kami masih setia buat bolak-balik ke dokter dan BB Aqsa masih dalam pantauan. Dokter anak kami, dr Cut memang lumayan strict dalam pemberian susu sebagai nutrisi tambahan yang mengandung protein hewani yang mudah dicerna. Itu sebabnya, susu jadi semacam booster buat menaikkan BB anak.
Nutrisi yang Pas untuk Tumbuh Kembang Anak
Masih konsisten dengan pemikirannya, DSA Aqsa yang juga jadi pembicara di virtual event Peluncuran Pediasure Formula Baru Dukung Pertumbuhan Nyata Anak Indonesia, dr Cut Nurul Hafifah, SpA (K) – Dokter Anak Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik, berbicara soal betapa pentingnya protein hewani dalam tumbuh kembang anak di masa emas pertumbuhannya. Protein hewani ini, salah satunya bisa didapat dari minum susu.
Tumbuh kembang anak hanya sekali dan irreversible. Artinya kalau terjadi sesuatu hal yang buruk kayak stunting atau gagal tumbuh, kita udah nggak bisa mengulangnya kembali buat memperbaikinya. Palingan hanya bisa terus melangkah maju sambil satu per satu diperbaiki. Kalau kegagalan itu terjadi, betapa sedih dan kecewanya hati seorang ibu.
Masa paling penting pada anak-anak adalah 1000 hari kehidupannya, mulai dari dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Kenapa paling penting? Karena di masa ini perkembangan otak yang paling pesat. Usia 2 tahun, perkembangan otak mencapai puncaknya. Setelah itu, perkembangannya tidak secepat sebelum usia 2 tahun.
Dahulu, kita sering mendengar bahwa pertumbuhan tinggi seseorang tergantung pada gennya. Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata pernyataan ini hanyalah tren. Pertumbuhan ini bisa berubah seiring dengan perbaikan nutrisi dan lingkungan. Buktinya di tahun 1914 di Korsel rata-rata tinggi perempuan 142 cm, tetapi di tahun 2014 rata-rata tingginya sudah 162,3 cm.
“Genetik bukan satu-satunya faktor,”ungkap dr Cut.
Soal tinggi badan pengaruh dan prosentasenya sebagai berikut:
- Usia 0-1 tahun (infantile) mempengaruhi 15% tinggi saat dewasa. Faktor penentu tumbuh kembangnya adalah nutrisi, anak happy, dan hormon tiroid. Faktor ini terus berlanjut hingga anak berusia 2 tahun
- Usia anak-anak mempengaruhi 40% tinggi badannya saat dewasa. Selain itu, pada saat anak-anak, growth hormon, tiroid hormon, dan gen mulai jadi penentu tinggi badan dewasa
- Masa pubertas mempengaruhi 15% tinggi dewasa dan hormon testosteron atau estrogen memiliki andil dalam pertumbuhannya
- Janin mempengaruhi 30% tinggi dewasa. Kalau lahirnya sudah pendek, bisa jadi ‘modal’ untuk anak-anak menjadi pendek
Dua tahun pertama kehidupan, genetik tidak menjadi faktor utama anak pendek atau tinggi. Yang sangat berpengaruh adalah NUTRISI. Karena soal nutrisi ini, bukan cuma berefek di jangka pendek tetapi juga jangka panjang pertumbuhan anak (kecerdasan, kekebalan, dan metabolisme tubuh) di usia dewasa. Anak yang kekurangan nutrisi di 1000 hari masa emasnya pun akan rentan obesitas dan penyakit jantung di kemudian hari.
Itu sebabnya, sekarang terus-menerus digaungkan pentingnya pemberian nutrisi yang cukup dan adekuat dalam makanan. Nutrisi yang baik di 1000 hari pertama masa pertumbuhan anak mengakibatkan otaknya berkembang sempurna dengan serabut otak yang banyak dan kuat.
Lihat deh bagan di atas.
Dari bagan di atas, nutrisi dan stimulasi punya pengaruh besar dalam tumbuh kembang anak. Garis berwarna kuning menandakan anak yang diberi kecukupan nutrisi saja tanpa stimulasi, IQ-nya tidak akan sebagus anak yang diberi nutrisi dan stimulasi.
Lalu bagaimana jika anak sudah kena stunting? Dr Cut mengatakan, masih bisa diperbaiki asalkan usianya belum mencapai 2 tahun. Selain nutrisi, stimulasi juga harus diperhatikan.
Sementara itu, malnutrisi bisa ditandai oleh beberapa hal:
- Growth faltering atau berat badannya tidak naik sesuai dengan seharusnya
- Stunting atau badannya pendek tidak sesuai yang seharusnya
- Obesitas
Berdasarkan Riskesdas Kementrian Kesehatan, hal yang sering luput dari perhatian saat membicarakan nutrisi adalah perawakan pendek.
Perawakan pendek adalah tinggi badan anak yang jika diplot berdasarkan kurva pertumbuhan WHO, tinggi/panjang badan anak < -2SD. Yang menentukan anak stunting atau tidak pun HARUS DSA atau dokter anaknya.
Sedihnya lagi, gara-gara pandemi angka stunting jadi naik. Hampir 7 juta anak terancam stunting saat pandemi karena banyak faskes yang nggak bisa dikunjungi sehingga pengukuran tumbuh kembang anak luput dilakukan setiap periodenya.
Stunting sendiri biasanya diawali dengan growth faltering. Growth faltering paling banyak terjadi di 2 tahun kehidupan. Dari growth faltering saja sudah bisa terjadi penurunan IQ sebanyak 4 poin. Oleh karena itu, pemberian nutrisi yang baik harus dilakukan sejak bayi baru lahir, dengan cara:
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dalam waktu 1 jam setelah lahir untuk meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif
- Pemberian MPASI yang adekuat dan aman sambil diberikan ASI selama 2 tahun
Soal nutrisi pada anak, MPASI biasanya jadi awal mula orang tua struggling dengan nutrisi anak dalam bentuk makanan. Beberapa macam nutrisi yang dibutuhkan untuk bayi, terangkum dalam diagram berikut ini:
Nutrisi yang paling berpengaruh terhadap tinggi badan anak adalah susu. Sementara itu, menurut WHO sumber protein harus diberikan setiap hari untuk mendukung tumbuh kembang anak. Protein hewani adalah protein yang lengkap dan mudah dicerna tubuh.
Berikut beberapa macam protein yang bisa dikonsumsi oleh anak berdasarkan seberapa mudah tubuh mencernanya.
Bahkan, penelitian pada anak-anak di Afrika menunjukkan kalau anak yang mengkonsumsi susu dan daging memiliki perawakan yang tinggi dan langsing (tidak bantet) dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi susu dan daging. Proporsi tubuhnya pun jadi baik.
Selain itu, pemberian telur setiap hari selama 6 bulan membantu menurunkan stunting pada anak sebanyak 47% pada anak usia 6-9 bulan.
Selain protein hewani, lemak juga menjadi nutrisi penting yang dibutuhkan anak dalam periode emas pertumbuhannya. Jadi, nutrisi yang dibutuhkan anak adalah karbohidrat-protein hewani-lemak-sayur/buah sebagai perkenalan.
Terakhir, pemberian nutrisi ini harus selalu dibarengi dengan pemantauan tumbuh kembang anak: timbang-ukur-plot kurva pertumbuhan.
25 Tahun Pediasure di Indonesia
Sebagai pendukung pertumbuhan anak di Indonesia, Pediasure nggak terasa telah hadir selama 25 tahun. Saya masih ingat banget, brand ambassadornya saat itu yang ternyata masih awet sampai sekarang adalah Sherina Munaf. Dulu juga saya sempat minum susu ini dan merengek minta dibelikan ke ibuk biar tambah tinggi.
Pediasure menurut Sherina memiliki tempat tersendiri baginya. Kenapa dia cinta banget dengan susu ini, salah satu alasannya adalah karena enak dan rasanya seperti es krim. Itulah sebabnya dia nggak pernah bosan dengan Pediasure.
Rasa susu di lidah anak-anak tuh memang ngaruh banget. Saya yang setiap hari berjibaku dengan anak yang harus minum susu mengalaminya. Apalagi kalau susunya plain, anak-anak bakal kurang semangat. Dulu soalnya saya juga begitu. Susu nggak enak dikit aja rasanya mual dan pengennya dibuang saja.
Sementara itu, dari sudut pandang seorang ibu beranak 2, Duma Riris Silalahi memberikan insight soal nutrisi bagi kedua buah hatinya. Sebagai seorang selebriti, Duma Riris ternyata tetap strict dengan tumbuh kembang anak baik itu dari soal nutrisi, mencontohkan makan, pemantauan tumbuh kembang, hingga minum susu.
Karena memiliki anak yang aktif, Duma pun berusaha memberikan susu yang sesuai untuk tumbuh kembang dan nutrisi anak. Ia pun memilih Pediasure untuk kedua anaknya.
Berkaca dari ibunya, Duma Riris pun sangat disiplin dalam memberikan makanan pada anak baik itu dari nutrisi atau jadwal. Apalagi ia memiliki gen yang tidak tinggi dari sang suami. Oleh karena itu, ia ingin anak-anaknya tumbuh optimal dari nutrisi dan stimulasi yang diberikan, salah satunya dengan pemberian susu kepada mereka.
Sebagai pihak yang telah 25 tahun menemani tumbuh kembang anak Indonesia, Abbot dan Pediasure yang diwakili oleh dr. Jose Rodolfo Dimaano, Jr – Medical Director for Abbott Nutrition Bussiness Asia Pacific, menyatakan bahwa Abbott berkomitmen untuk senantiasa berusaha mengoptimalkan pertumbuhan anak dengan menyediakan nutrisi yang berbasis ilmiah. Abbott juga peduli dengan isu stunting khususnya yang menjadi momok besar dalam tumbuh kembang anak Indonesia.
Oleh karena itu, Abbott berusaha menyediakan berbagai sumber informasi dan penunjang bagi para orang tua, guru, dan penyedia jasa kesehatan, di antaranya:
- GrowthPedia – alat pengukur tinggi badan dengan saran nutrisi online yang bertujuan untuk membantu orang tua dalam mengidentifikasi resiko masalah pertumbuhan pada anak dan mendorong intervensi nutrisi sejak dini. Dengan adanya alat pengukur tumbuh kembang anak ini, ibu bisa memperhatikan pola atau tren perkembangan anak setiap bulannya. Senangnya lagi , penelitian internal dari Abbott, menunjukkan ada penambahan 35% ibu yang semakin peduli dengan tumbuh kembang anak dengan rutin mengukurnya setiap bulan.
- Rangkaian webinar mengenai nutrisi dan pertumbuhan – Program ini bertujuan untuk mengedukasi lebih dari 10 ribu orang tua dan guru sekolah hingga akhir tahun 2021, serta menyediakan alat ukur dan informasi untuk membantu anak-anak mencapai potensi pertumbuhan mereka. Salah satunya ya webinar ini yang sekaligus memeringati 25 tahun Pediasure di Indonesia.
- Pelatihan online bagi tenaga kesehatan – Pelatihan bagi para kader kesehatan, bidan, serta tenaga medis lainnya untuk dapat mengenali tanda-tanda malnutrisi dan melakukan tindakan intervensi melalui nutrisi dan pemantauan yang cukup & teratur
Karena kepeduliannya terhadap tumbuh kembang dan nutrisi anak Indonesia ini, Abbott pun menyempurnakan kandungan Pediasure sehingga terciptalah Pediasure New Formula. PediaSure New Formula dengan Arginin dan Vitamin K2. Inovasi terbaru ini sekaligus untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan anak, serta solusi bagi permasalahan pertumbuhan di Indonesia.
Arginin adalah asam amino penting yang memiliki peran dalam pertumbuhan tinggi badan. Arginin memicu multiplikasi sel pada lempeng pertumbuhan tulang untuk membantu tulang tumbuh lebih panjang. Riset menemukan bahwa anak-anak dengan stunting memiliki level arginin yang lebih rendah dalam darahnya jika dibandingkan dengan anak-anak biasa. Asupan arginin yang rendah seringnya diasosiasikan dengan pertumbuhan tinggi badan yang lebih lambat.
Sementara itu, Vitamin K2 adalah nutrisi penting yang membantu menyalurkan dan mengikat kalsium ke tulang dan pada akhirnya memicu pertumbuhan tulang yang kuat. Vitamin K2 memfasilitasi pertumbuhan tulang dengan mengaktifkan osteocalcin, protein yang mengikat kalsium dan mengantarkannya ke tulang sebagai kekuatan. Baik arginine maupun vitamin K2, keduanya mendukung tumbuh kembang anak.
Pediasure New Formula ini hadir juga sebagai wujud nyata cinta Abbott pada anak-anak Indonesia. Upgrade formula pada kandungan susunya ini pun bukan pertama kalinya terjadi. Karena selama 25 tahun, Abboott selalu menambahkan atau memperbaharui kandungan yang ada dalam Pediasure dengan harapan bisa terus mendukung tumbuh kembang anak Indonesia.
Jadi, jangan lengah dengan tumbuh kembang anak ya jika kalian nggak mau menyesal di kemudian hari. Karena sekali abai dengan tumbuh kembang anak, hal itu nggak bisa diulang lagi.