Setelah drama GTM berlalu, kemudian muncullah sekuelnya yang masih memiliki benang merah yaitu drama BB susah naik.
Ada yang mengalami anaknya susah naik berat badannya? Atau kalaupun naik irit atau seret banget naiknya? Sini kita pelukan dulu. Kamu nggak sendiri, Moms.
Sebenarnya saya nggak begitu khawatir sama postur Aqsa yang terlihat kurus atau kecil karena selama ini, dari dia bayi sampai usia 2 tahun, BB-nya selalu naik. Walaupun nggak naik yang ‘wow’ atau punya badan yang bulky sampai berlipat-lipat layaknya bayi gembul, tapi selama ini tumbuh kembang Aqsa terjaga dengan baik. Kurva berat badannya selalu naik dan DSA yang dulu pun nggak pernah warning soal BB-nya.
Pernah suatu masa memang Aqsa hanya nambah 200 gr selama sebulan, tetapi 3 bulan berikutnya BB-nya bisa terkejar sesuai target walaupun memang perkara ngasih makannya banyak drama. Tapi sejak disapih, BB-nya mendadak jadi mengkhawatirkan.
Saya pernah sangat senang ketika pulang kampung September 2020 lalu, bulan pertama Aqsa di rumah BB-nya naik 500 gram dalam waktu sebulan. Saya juga nggak nyangka. Saat itu saya menduga mungkin Aqsa butuh suasana baru. Jadi makan juga lebih lahap sehingga BB naik banyak. Namun, setelah itu berbulan-bulan, lebih tepatnya setelah disapih BB-nya mandeg di 10,8kg, tepatnya dari Bulan September 2020 hingga Januari 2021.
Dan tentunya ini mengkhawatirkan buat saya karena setahu saya awal mula anak stunting adalah weight faltering yang ditandai dengan BB yang stuck dalam jangka waktu panjang.
Memang, ada yang bilang karena disapih dan anak makin aktif jadi BB-nya jadi susah naik. Tapi kan buat anak-anak apalagi sebelum usia puber dan di atas 1 tahun, BB tetap harus naik minimal 2 kg per tahun atau 200 gr/bulan. Sedangkan ini stuck, nggak naik sama sekali. Bahkan kalau pas flu atau kena diare justru turun 100-200 gr. Gimana nggak sedih, coba?
Berjibaku Menaikkan BB Anak
Saya dan suami sadar bahwa fokus kami saat itu adalah menyapih. Setelah perkara menyapih selesai, ternyata kami belum paham soal gimana jadwal ngemil dan berapa banyak pemberian UHT (saya sambung Aqsa dengan susu UHT setelah menyapih) dalam sehari. Kemudian banyak suara juga bilang setelah sapih, pemberian susu juga nggak begitu esensial asalkan pemenuhan nutrisi dari makanan terpenuhi. Saat itu saya mikirnya karena Aqsa makannya sudah mulai gampang dan banyak, jadi minum UHT sehari 1 atau 2 kotak kecil ukuran 110 ml saja sudah cukup. Tapi ternyata perhitungan saya soal kalori masih belum benar.
Sampai akhirnya di tengah mumetnya soal BB ini saya baca postingan teman yang mati-matian meningkatkan BB anak selama setahun dengan jadwal ketat. Melihat itu, saya dan suami jadi menata ulang kembali jadwal makan dan ngemil. Minum susu yang tadinya hanya selingan, kini jadi suatu KEHARUSAN. Setiap habis makan, saya kasih susu kotak 110 ml dan saat itu saya masih ngasihnya susu cokelat berhubung Aqsa diketahui hanya cocok dengan susu UHT Dancow Fortigro cokelat. Hanya susu itu yang bikin dia nggak mencret atau diare.
Soal susu ini, sebenarnya kami pengen mengganti dengan UHT full cream yang putih. Namun, karena Aqsa nggak selalu cocok dengan sembarang merek susu jadi kami putuskan belum mencoba yang lain. Lha gimana mau gonta-ganti susu, setiap mencoba merek lain dan nggak cocok, Aqsa akan diare. Kalau sudah diare, BB-nya bisa turun 200-300 gr hanya dalam kurum waktu beberapa hari. Padahal kami mati-matian bisa meningkatkan BB 200-300 gr dalam berbulan-bulan. Gimana nggak nangis darah, cobak?
Sambil mencari merek susu UHT full cream yang cocok buat Aqsa, kami terus rutinkan jadwal makan dan minum susunya. Jadwalnya antara lain begini:
- Jam 08.00 makan pagi (menunya nasi, lauk protein hewani, dan sayur) + susu UHT cokelat secara RUTIN
- Jam 10.00 ngemil pagi (ngemilnya biasanya roti tawar meses, kue, atau biskuit) ini masih KADANG-KADANG
- Jam 14.00 makan siang (menunya nasi, lauk protein hewani, dan sayur) + susu UHT cokelat secara RUTIN
- Jam 16.00 ngemil sore (ngemilnya biasanya roti tawar meses, kue, atau biskuit) ini frekuensinya masih JARANG
- Jam 18.30 makan malam (menunya nasi, lauk protein hewani, dan sayur) + susu UHT cokelat secara RUTIN
- Malamnya kadang ia masih ngemil, tapi kadang juga sudah nggak makan apa-apa lagi
Jadwal ini resmi kami mulai dari Bulan Februari. Dari jadwal di atas, angka timbangan sudah mulai ada pergerakan walaupun masih fluktuatif. Kenaikan 100-200 gr sudah mulai terlihat walaupun dalam waktu 1 bulanan. BBnya yang tadinya di angka 10 koma sudah beranjak ke angka 11 kg. Jangan tanya kayak gimana saya dan ayahnya ngasih dia makan. Hari-hari kami diisi dengan saling mengingatkan, nyuapin makanan bergantian, sampai pusing mikirin cemilan apa lagi buat Aqsa biar dia nggak bosan dan tetap mau ngemil.
Di tengah-tengah program kenaikan BB ala kami ini, satu hal yang paling saya jaga adalah jangan sampai Aqsa sakit terutama diare. Pernah di suatu masa, dia diam-diam minum susu saya yang saya taruh di meja. Berhari-hari dia diare meski nggak parah, tapi pup-nya memang encer dan dalam sehari bisa BAB lebih dari 4 kali. Ngenesnya lagi, BB-nya yang sudah naik jadi turun lagi di angka 10,8 kg. Sejak itu, saya jadi hati-hati banget kalau naruh susu. Selama susunya merek baru (saya suka nyobain susu merek baru atau yang lagi promo aja di supermarket), saya nggak akan izinkan dia minum atau nyobain sedikit aja. Karena akibatnya bisa fatal.
Selama awal Bulan Februari sampai pertengahan Maret 2021 ini, BB Aqsa emang fluktuatif sekali. Angkanya memang sudah menyentuh 11 kg, tapi kenaikannya cenderung seret mengingat porsi makannya dia yang banyak, diberi tambahan susu, dan kadang masih ngemil. Belum lagi, kadang kalau kami kendor ngasih cemilan angkanya akan turun dan malah menyentuh angka 10 kg lagi walaupun komanya adalah 9. Nggak mau mengambil risiko kalau terjadi apa-apa sama Aqsa karena kami abai kenaikan BB-nya maka di akhir Maret 2021 pun kami jadwalkan ke dokter anak.
Sayangnya, DSA langganan Aqsa di Sammarie Wijaya sudah nggak praktik lagi. Masih ada DSA di sana tapi bukan langganan Aqsa. Karena ayahnya sudah sreg di Sammarie Wijaya, sreg pelayanannya yang utama, jadilah kami pindah ke DSA yang lainnya walaupun ngantrinya cukup panjang dan kami harus booking 2 minggu sebelumnya. Karena DSA inilah yang satu-satunya praktik di Sammarie Wijaya sekarang.
Beberapa alasan kami akhirnya memberanikan diri ke DSA meski di masa pandemi adalah:
- BB Aqsa yang walaupun sudah dibenerin jadwal dan menu makannya masih fluktuatif dan naiknya seret
- BB Aqsa sudah di bawah garis merah dan hampir menyentuh -2 di aplikasi Primaku (saya pakai aplikasi tumbuh kembang ini buat memantau BB, TB, dan lingkar kepala)
- Ada kemungkinan kami salah ngasih menu, porsi, atau jadwal makan dan pemberian susu, sehingga kami juga harus tahu langsung dari DSA
- Khawatir ada penyakit peserta atau silent disease kayak TB atau infeksi kemih yang kami nggak tahu dan nggak terdeteksi yang memungkinkan BB Aqsa susah naik
- Kalaupun ada penyakit penyerta, kesalahan pemberian makan, atau kekeliruan penghitungan nutrisi bisa diketahui lebih awal. Saya nggak mau menyesal kalau sampai anak udah kurang gizi atau stunting, amit-amit jangan sampai begitu. Saya bisa nyesel seumur hidup.
Ikhtiar Meningkatkan BB ke Dokter
Tanggal 2 April 2021 ini akhirnya kami pergi ke dokter anak. Saya sempat terharu karena dokter anak yang sekarang, dr Cut Nurul, ternyata masyaallah baik banget walaupun ngantrinya sampai 2 jam karena beliau satu-satunya di Sammarie Wijaya. Tapi dr Cut ternyata teliti sekali dengan tumbuh kembang Aqsa.
Aqsa datang ke klinik dengan hasil pemeriksaan awal:
- Berat badan: 11,45 kg
- Tinggi badan: 91 cm
- Lingkar kepala: 48 cm
Untuk anak usia 2 tahun 5 bulan, hasil di atas kata dokter adalah:
- BB sebenarnya masih aman atau normal namun sudah di bawah garis merah dan hampir menyentuh -2 SD, sementara BB ideal untuk anak seusianya adalah 13,1 kg. Jadi Aqsa ada ‘utang’ naikin BB sekitar 1,7 kg
- Tinggi badan normal, di atas garis hijau
- Lingkar kepala normal
Sampai di sini saya lega karena ternyata Aqsa hanya bermasalah sama BB. Jadi PR saya dan ayahnya adalah fokus menaikkan BB karena menurut dokter, tinggi badannya sudah normal dan bagus sesuai usianya. Fiuuhh, paling nggak 1 gejala stunting sudah nggak masuk. Saya bisa bernapas lega karena jujur saya paling takut kalau Aqsa kena stunting.
Sebelum membahas soal BB, dr Cut terlebih dulu memeriksa tumbuh kembang Aqsa dengan menyuruhnya menebak nama anggota badan, menebak gambar hewan di soal psikotest (yang bagian ini nggak bisa Aqsa jawab karena gambar hewannya buram semua, haha, padahal dia udah tahu nama-nama hewan).
Aqsa juga ditanya kemampuan motorik kasar, halus, dan komunikasinya menurut Kurva Denver (yang selama ini juga saya pakai buat mantau Aqsa). Buat yang satu ini thanks to Teh Ririn teman saya yang psikolog anak dan juga job content writing soal tumbuh kembang anak yang pernah saya lakukan karena berkat 2 hal ini saya jadi tahu kurva tumbuh kembang anak. Hasilnya adalah:
- Motorik kasar Aqsa bagus, bahkan melampaui usianya karena di usia 2 tahun dia bahkan udah bisa naik sepeda walaupun roda 3
- Motorik halusnya masih ada PR yaitu mengajari dia menulis untuk bikin garis, mengajari pakai celana, dan pakai baju (kemeja) sendiri
- Kemampuan komunikasinya sudah bagus
Selain itu, pemeriksaan lain seperti gigi dan penis juga bagus dan tidak ada masalah. Gigi Aqsa juga dinilai sangat bersih.
Awalnya saya sudah pasrah kalau di pemeriksaan awal Aqsa nantinya harus tes lab kayak tes urine atau TB. Tapi ternyata dr Cut nggak langsung merekomendasikan buat cek lab melainkan menyuruh kami buat membenahi jadwal dan jenis makanan. Bahkan beliau baik banget menjelaskan satu per satu itemnya.
Untuk mencapai BB ideal 13,1 kg, Aqsa butuh asupan kalori sebesar 1.300 kkal setiap hari, yang bisa didapat dari:
- 70% makanan
- 30% susu dengan hitungan total kalori susu 450 kkal yang bisa didapat dari minum 600 ml/ hari
Sebenarnya untuk anak seusia Aqsa, tiap bulan nggak perlu naik banyak-banyak kok kayak waktu bayi. Cukup diberi target naik minimal 240 gr per bulan. Yang penting tiap bulannya selalu naik, tidak stuck atau kurang dari 240 gr.
Untuk makan, jadwal makan yang dr Cut kasih sebenarnya sudah hampir sama dengan apa yang biasa saya terapkan karena saya pengikut dr Meta. Namun, kami dapat insight baru soal jenis makanan yang harus disajikan karena baik makanan utama atau kudapan ternyata harus punya kandungan yang sama yaitu minimal ada karbohidrat, protein hewani, dan lemak.
Jadi, berikut breakdown jadwal makan dan contoh jenis makanan yang direkomendasikan oleh dokter:
- Pukul 08.00 sarapan dengan menu:
- Karbohidrat (nasi, mie, pasta, kentang, dll) minimal 3-5 sdm
- Lemak (santan, minyak, margarin, butter) 1 sdm yang bisa didapat dari olahan makanan yang digoreng, bakar, berkuah santan, atau tumis
- Protein hewani (setiap hari tubuh anak membutuhkan 26 gr kandungan protein hewani) yang perhitungannya bisa didapat dengan mengonsumsi telur sebanyak 2,5 butir atau telur puyuh sebanyak 8 butir atau ayam/ikan seberat 40 gr per hari (sebesar 3 jari telunjuk, tengah, manis jika disatukan)
- Pukul 10.00 cemilan pagi dengan menu:
- WAJIB mengandung karbohidrat, lemak, dan protein hewani. Contoh makanan buat cemilan pagi, antara lain: roti + butter + keju, french toast, perkedel kentang, atau macaroni schootel (selama ini saya cuma kasih cemilan yang mau Aqsa makan kayak biskuit atau roti tawar meses yang kata dokter nggak mengandung protein hewani)
- UHT 125 ml
- Pukul 12.00 makan siang dengan kandungan menu sama dengan sarapan pagi
- Pukul 14.00 UHT 125 ml
- Pukul 16.00 snack sore dengan rincian:
- Snack buah seperti semangka, buah naga, atau pepaya karena saya bilang ke dokter pup Aqsa suka keras
- Yoghurt
- Pukul 18.00 makan malam dengan kandungan menu sama dengan sarapan pagi
- Pukul 20.00 UHT 125 ml
Selain diberi jadwal dan contoh menu dari dr Cut, Aqsa juga diberi catatan khusus, antara lain:
- Tidur malam harus dalam keadaan deep sleep dari pukul 23.00-02.00, ini berarti pukul 22.00 selambat-lambatnya sudah harus tidur
- Karena saya curhat Aqsa agak sensitif sama susu-susu tertentu, dokter menyatakan tetap harus minum susu sapi (bukan soya) yang free lactose
- BB akan dipantau hingga 2 minggu ke depan dan direkomendasikan untuk datang serta konsultasi lagi setelah 2 minggu. Namun, saya sama suami berencana buat datang lagi 1 bulan kemudian (awal Mei 2021) karena jadwal dr Cut yang lumayan antre, sedang riweuh pekerjaan, dan hectic bulan puasa
- Kalau dalam pantauan periode tertentu BB Aqsa stuck atau kenaikannya nggak seperti yang ditargetkan maka akan dianjurkan untuk mengikuti beberapa tes untuk dilihat apakah ada infeksi atau gangguan penyerapan dalam tubuh
So far, sejak konsultasi dan sedikit demi sedikit diubah pola dan menu makannya, angka timbangan sudah berubah dari 11,4 kg ke kisaran 11,6-12 kg. Untuk lebih pastinya memang harus datang dan menimbang langsung di Sammarie Wijaya agar punya tolak ukur di timbangan yang sama. But, saya agak bisa bernapas lega karena setelah mengubah pola dan jenis menu, angka timbangan Aqsa berubah juga. Aqsa bahkan hampir tiap hari saya suruh menimbang di rumah karena saking penasarannya, hahaha.
Beberapa hari lagi kami akan berkunjung dan konsultasi lagi ke DSA. Nanti akan saya kasih update di tulisan ini untuk informasi dan analisis yang diambil dokter anak terhadap Aqsa. Semoga sih tidak ada hal yang mengkhawatirkan terjadi padanya.
Buat orang tua yang sedang sama-sama berjuang menaikkan BB anak, semangat selalu ya. Jangan denial dengan tumbuh kembang anak tetapi juga jangan memaksa anak buat terus-menerus makan hingga jadi trauma. Kuncinya adalah fleksibel dengan keadaan. Insyaallah anak-anak kita bisa tumbuh sehat sesuai usianya.