“Aku mungkin ngga bisa ngerasain gimana sakitnya, tapi kamu harus kuat.”
Dia menggenggam erat tanganku. Menguatkan aku di tengah rasa sakit fisik akibat obat induksi yang dimasukkan beberapa jam yang lalu dan rasa nyeri di dalam hati karena harus merelakan anak yang sudah puluhan minggu ada di dalam rahim diambil kembali oleh Sang Pemilik Hidup. Ya, dia menguatkanku. Dia yang selalu menggenggam erat tanganku. Mengusap punggungku ketika rasa sakit menyerang dengan hebatnya.
Berminggu-minggu kemudian aku berusaha menjalani hidupku senormal mungkin. Berusaha melupakan yang telah terjadi. Berusaha kuat. Tapi kehilangan seorang anak rasanya tak dapat diungkapkan. Berbeda rasanya kalau aku kehilangan sebuah barang yang dapat dibeli kembali. Ini berbeda. Sang Pemilik Kehidupan bukan merampasnya dariku tetapi telah mencukupkan titipanku saat itu juga.
Lalu aku kembali terjerembab dalam duka, dalam tangisan. Laki-laki itu selalu memelukku di tengah tangisanku. Kami berusaha kembali. Berusaha memperbaiki hidup. Berusaha move-on dari peristiwa yang terjadi. Lalu berjuang kembali untuk bisa mendapatkan kepercayaan-Nya dititipi buah hati.
Namun, ada kalanya aku merasa sangat lelah. Lelah dengan naik turunnya perjuangan kami. Akan tetapi, dia selalu merengkuhku. Hingga suatu waktu kalimatnya meyakinkanku.
“Aku nikahin kamu kan bukan karena mau punya anak aja.”
Iya, dia adalah suamiku. Dia adalah imamku.
(Baca juga: Inilah Suka Duka Ketika Kamu Memutuskan Memilih Pasangan Hidup Seorang Programmer)
Hidup yang Tak Pernah Disangka
Belasan tahun mengenalnya tak kusangka dia adalah orang yang dipilihkan Tuhan untuk menjadi suamiku. Hidup memang tak pernah bisa ditebak. Tapi menjadi istrinya dan mendampingi tahap-tahap kehidupannya adalah suatu anugerah tersendiri buatku.
Aji, begitu panggilannya. Sudah 18 tahun kami menjadi teman, 4 tahun berpacaran, dan hampir 4 tahun mengarungi kehidupan rumah tangga. Dia pria yang sederhana tapi begitu istimewa. Reuni SMP beberapa tahun yang lalu membawaku bertemu kembali dengannya, menjalin hubungan, sampai akhirnya mengikat janji suci pernikahan.
(Baca juga: Cintaku Bersemi Saat Reuni)
Pertemuan kembali itu membawa dia menjadi pengisi hari-hariku setelahnya. Aku yakin benar, ia adalah laki-laki yang baik. Masih teringat jelas di kepalaku kala aku harus melalui masalah keluarga, dia adalah orang yang selalu berada di sisiku. Dia yang selalu menenangkanku. Dia yang selalu berusaha menanamkan senyum di hari-hariku yang penuh dengan mendung kelabu saat itu. Dia pacarku dulu, yang sekarang telah menjadi suamiku.
Dia bukan laki-laki banyak gaya dan kaya-raya. Tapi aku tahu benar kalau ia adalah pekerja keras yang tak rela melihat orang-orang yang dicintainya tidak bahagia.
“Kamu yakin mau menikah sama aku? Kemungkinan kalau nikah sama aku nggak akan gampang punya anak,” begitu tanyaku saat aku menanyakan kembali kemantapannya ketika akan menikahiku.
Dan dia dengan mantap menjawab iya.
Lalu kami menikah dan apa yang aku perkirakan terjadi juga. Kami 2 kali kehilangan calon anak dan dia adalah laki-laki yang selalu menggenggam erat tanganku kala aku harus melahirkan bayi tanpa tangisan, melahirkan bayi dalam keadaan tak bernyawa. Dia pula laki-laki yang menggenggam erat tanganku sebelum aku harus menyerah dalam meja kuretase. Dia adalah suamiku, ayah dari tabungan-tabungan surgaku.
Dia pula yang menjadi pelindungku. Dia bertindak sebagai tameng kala semua orang menyalahkanku. Kala banyak orang menuduhku tak bisa menjaga calon buah hati kami. Aku tahu, dia selalu menjadi garda terdepan yang tak rela istrinya terlalu banyak mengeluarkan airmata. Dia yang selalu menjaga agar senyumku selalu bertahan tersungging di bibir. Dia adalah suamiku, yang menggenggam erat tanganku kala kami kehilangan anak.
(Baca juga: Rabu, 5 November 2014: Azka Pergi Tanpa Pesan)
Dia adalah pria sederhana yang sangat pekerja keras. Aku tahu bagaimana siang malam ia berusaha bersemangat mengerjakan pekerjaan dan proyek-proyeknya demi pundi-pundi tabungan yang kami impikan akan dibelikan sebuah rumah. Dia bekerja keras untuk itu.
Aku juga masih ingat, dia adalah orang yang merasa sakit ketika aku tidak bahagia. Saat kami masih tinggal di rumah kontrakan yang bocor dan banjir kala musim hujan, dia tidak diam. Puncaknya adalah ketika banyak belatung berjatuhan dari langit-langit kamar kami di malam hari saat hujan deras dan aku sangat tidak nyaman. Beberapa minggu kemudian dia datang padaku dengan penuh semangat sambil berkata “Aku udah kasih DP ya buat rumah yang di Ciledug. Aku udah sreg di sana. Biar nanti kita kalau hujan nggak kebocoran lagi”. Seketika itu juga meleleh hati ini. Dia berjuang dalam diam. Dan saat itu juga senyumku pun tersungging.
Aku tahu benar di balik semua perbuatannya yang selalu ingin membuatku tersenyum, suamiku adalah orang yang berjiwa sensitif. Beberapa kali kulihat ia menangis merindukan anak-anak kami. Lalu aku berbalik memeluknya, menggenggam erat tangannya. Aku tahu, yang kami butuhkan adalah saling support agar sama-sama tegar. Aku tahu pasti di depan nanti akan banyak kerikil yang lebih tajam yang siap menghadang jalan dan usaha kami. Tapi aku meyakinkan padanya bahwa kalau kami sudah berhasil melewati banyak badai sebelumnya, kami akan lebih siap melaluinya lagi.
Dia adalah suamiku. Pria yang selalu membuatku tersenyum. Pria yang tidak rela melihat satu hal pun merampas senyumku. Pria yang mengaku tidak romantis tapi diam-diam membuat akun instagram @masakanistri untuk mengabadikan masakan-masakanku. Pria yang kukagumi dan selalu kusebut namanya dalam doa-doaku. Dear Aji, teman hidupku, tetaplah bersamaku. I can’t smile without you.
Senyumku Terampas oleh Sariawan
Empat tahun berpacaran membuat Aji tahu banyak hal tentang aku. Banyak hal yang selalu membuatku merasa bersalah ketika bersamanya. Ketidaksabaranku, emosiku, kemanjaanku, sampai kejudesanku. Ada kalanya aku merasa bersalah karena sering marah-marah padanya, ogah-ogahan menjawab pertanyaannya, sampai terlalu banyak drama menanggapi suatu hal di depannya.
Aji sudah hafal betul yang seperti ini. Dia tahu kalau aku adalah orang yang sering dirusak moodnya oleh sariawan. Dia tahu benar kalau aku adalah orang yang selalu langganan sariawan. Kalau sariawan sudah menyerang, maka mood-ku pun jatuh. Kadang malah nggak tanggung-tanggung sariawan bertengger di banyak bagian di mulutku dalam satu waktu.
Iya, aku memang sudah ‘akrab’ dengan sariawan. Sejak masa sekolah sariawan jadi langganan datang di dalam hidupku. Bahkan, saat masih SMA aku sampai pernah tak masuk sekolah gara-gara 7 sariawan bersarang di mulut yang membuatku tak bisa bicara dan makan. Berhari-hari aku hanya bisa makan bubur sumsum tanpa rasa dan itu sungguh menyiksa.
Sampai aku kuliah dan pacaran dengan Aji, sariawan selalu betah untuk muncul di mulutku. Penyebabnya bisa dari hal yang sepele. Dari sekadar kesenggol sikat gigi, kegigit, sakit panas, tergores kawat behel, terlalu banyak makan pedas, susah BAB, kurang sayur buah, sampai nggak ada penyebab sama sekali. Rasa-rasanya seluruh bagian mulutku sudah terjamah sariawan. Dari bibir, gusi, langit-langit mulut, tenggorokan, hingga lidah yang kalau diibaratkan kulit sudah banyak bopengnya karena bekas sariawan dimana-mana.
Berbagai pengobatan juga sudah dijalani. Mulai dari ke dokter dan diberi obat anti jamur, ganti pasta gigi antidetergen, pakai obat kumur, pakai obat yang kalau dioles sakitnya luar biasa, makan banyak sayur buah, sampai pakai obat herbal. Tapi sariawan masih tetap setia muncul di mulutku sampai saat ini. Sampai akhirnya aku sudah putus asa dan memilih mendiamkannya.
Tapi abai dengan sariawan jadi perjuangan yang lebih berat lagi. Apalagi kalau sariawannya muncul banyak dalam satu waktu sampai kadang bikin kepala jadi pusing. Mau ngomong jadi malas. Bahkan kadang kalau sudah begini pertanyaan-pertanyaan Aji hanya aku jawab dengan lengosan. Atau kadang justru yang keluar adalah emosi karena ia terlalu banyak bertanya padahal mulut ini terasa sakit untuk berkata. Jangankan berkata, membuka saja kadang rasanya perih sekali.
Kalau sudah begini, aku harus berjuang keras untuk makan. Saat sariawan, aku harus memaksakan diri untuk terus masuk makanan. Rasanya sakit dan perih. Kadang sampai keluar air mata hanya untuk membuka mulut atau mengunyah makanan. Di saat-saat inilah Aji yang selalu mengusap-usap punggungku. Usapannya memang tidak mengurangi rasa sakit tapi aku tahu niat baiknya adalah ingin meringankan kesakitanku. Oh Aji, maafkan aku atas ketidaksempurnaanku saat sariawan.
Menurut sumber yang aku baca, sariawan adalah infeksi pada lapisan mulut yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Sariawan merupakan salah satu permasalahan mulut yang sering dialami oleh banyak orang. Penyakit yang juga disebut candidosis atau candidiasis ini memang tidak menular, namun sangat mengganggu. Apalagi buat aku yang sejak dulu pekerjaannya mengharuskan bertemu orang banyak. Sariawan yang kadang membuat bibirku menjadi bengkak jadi sumber ketidaknyamanan dan ketidakpercayadirian saat bertemu dengan banyak orang.
Menurut alodokter.com, sariawan ditandai dengan lesi berwana putih. Kondisi ini bisa menyerang segala usia dan biasanya terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menurun, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau memiliki kondisi kesehatan yang khusus. Itulah sebabnya sariawan terkadang datangnya tak diduga dan dirasa. Tiba-tiba saja aku sudah merasakan sesuatu yang perih di mulut lalu semakin membesar dan membesar.
Sulitnya Menemukan Obat Sariawan yang Cocok
Selama ini problem yang selalu aku rasakan selain rasa yang amat perih adalah sulitnya menemukan obat sariawan yang cocok. Selama belasan tahun langganan sariawan, aku tak pernah berhenti dan cocok dengan satu obat sariawan. Aku masih ingat, kurang lebih ada sekitar 5 obat sariawan namun tak pernah cocok untuk mengobati sariawanku. Kendalanya antara lain:
- Obat tetes antijamur yang direkomendasikan dokter cukup efektif untuk mengobati sariawan di banyak tempat di rongga mulut. Sayangnya, obat ini berlabel K merah yang berarti tidak boleh sembarang dipakai dan dibeli bebas.
- Obat cair oles, bisa dibeli bebas tetapi ketika dioleskan terasa perih sekali di bagian sariawan. Beberapa kali aku pernah mencobanya tapi harus menyerah karena sekalinya mengobati sariawan lebih dari 1. Aku sampai menangis dan mulut kebas kalau memakai obat ini.
- Obat bubuk herbal menyerupai jamu. Obatnya cukup efektif untuk mengobati sariawan. Sayangnya, baunya nggak enak dan rasanya pahit sekali. Setiap menggunakan obat ini kata Aji mulutku jadi bau jamu.
- Obat kumur yang bisa dibeli bebas sebenarnya paling nyaman. Sayangnya, butuh proses yang lama untuk penyembuhan sariawan menggunakan obat ini. Pengalamanku lebih dari 5 hari belum ada tanda-tanda sariawan layu.
- Salep khusus sariawan, bisa dibeli bebas di toko obat. Sama halnya seperti obat kumur saat menggunakan salep ini beberapa hari sariawanku tidak ada perubahan. Justru bagian pinggirannya semakin memerah berdarah.
Agak susah memang buat aku untuk mencari obat sariawan yang cocok. Akhirnya aku memilih tidak memakai obat. Tetapi risikonya selama hampir 2 minggu aku harus merasakan sakit dan ngilu ketika makan. Bahkan kadang sampai terasa ngilu di kepala ketika sariawan tersenggol makanan atau sikat gigi. Sampai akhirnya beberapa minggu yang lalu aku menemukan suatu produk khusus sariawan yaitu ALOCLAIR PLUS.
Senyum yang Kembali karena Aloclair Plus
Aloclair Plus adalah obat yang membantu mengurangi rasa sakit sekaligus mencegah sariawan menjadi lebih parah. Aloclair mengandung bahan alami yang dipercaya memiliki banyak khasiat seperti ekstrak aloe vera atau lidah buaya. Ekstrak lidah buaya terkenal memiliki banyak khasiat menyembuhkan luka, mengurangi nyeri dan mencegah infeksi. Selain itu, Aloclair juga memiliki kandungan-kandungan lain di antaranya:
- Sodium hyaluronate, berguna untuk melembabkan dan membantu menyembuhkan luka, memiliki efek hidrasi, serta berfungsi sebagai pelembab dan healing wound effect.
- Glychyrretinic, berfungsi untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
- Polyvinylpyrrolidone, berfungsi untuk pembentukan lapisan pelindung, bekerja membentuk suatu lapisan pelindung terhadap ulkus di mukosa mulut yang bertahan selama beberapa jam.
Cara kerja Aloclair Plus adalah membentuk lapisan pada luka untuk melindungi luka dari stimulasi makanan, minuman, tekanan dan gesekan. Aloclair juga mengobati tanpa menyakiti yang berarti saat ditempelkan pada bagian luka tidak perih. Justru Aloclair Plus akan mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan sariawan.
Penasaran dengan Aloclair aku pun mencobanya untuk mengobati sariawan yang kebetulan sedang muncul di 2 tempat dalam mulut yaitu bibir atas bagian dalam dan lidah. Sungguh 2 sariawan itu merenggut senyum dari hari-hariku. Sakit dan rasanya ingin marah-marah melulu. Alhasil Aji terkadang jadi sasaran emosiku. Maafkan ya.
Dari 2 sariawan itu, yang paling menggangguku adalah yang ada di bagian bibir dalam atas karena area itu sering sekali tersenggol kala menggigit makanan. Sedangkan di bagian lidah tidak terlalu mengganggu karena selain bentuk sariawan belum begitu besar juga aku sudah punya cara mengendalikan makanan saat makan.
Akupun mencoba menggunakan Aloclair Plus Gel selama 4 hari. Cara penggunaannya gampang sekali. Pertama keluarkan Aloclair Plus Gel sebesar biji jangung kemudian oleskan di daerah sariawan 1 jam sebelum makan. Setelah dioleskan, aku juga menghindari makan dan minum terlebih dahulu selama sekitar 1 jam agar gel terserap dengan baik. Aku menggunakan 2-3 kali sehari. Sebenarnya Aloclair Gel bisa digunakan 3-4 kali sehari juga kok, tergantung kebutuhan.
Setelah empat hari mulai terlihat perubahan di dua sariawanku. Sariawan di lidah sudah mulai hilang alias tak terasa sakitnya. Sementara sariawan di bibir dalam sebelah atas masih ada namun sudah layu dan tak sesakit yang sebelumnya. Bagaimana keadaan sariawan sebelum dan setelah menggunakan Aloclair Gel bisa dilihat dari foto berikut ini:
Aku sungguh beruntung karena menemukan Aloclair Plus saat sariawan tengah melanda. Selain mengandung bahan berkhasiat dan tidak perih saat dipakai, Aloclair juga memiliki banyak varian yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan sariawan. Tiga jenis varian Aloclair itu antara lain:
1. Aloclair Plus Oral Rinse
Aloclair yang berjenis obat kumur ini berfungsi meredakan nyeri dan membantu proses penyembuhan ulkus rongga mulut. Aloclair Plus Oral Rinse tidak perih, bekerja cepat, membantu penyembuhan, dan bebas alkohol. Aloclair Plus Oral Rinse cocok untuk sariawan yang berjumlah banyak (lebih dari 2). Jangan khawatir jika tertelan karena Aloclair Plus Oral Rinse ini aman jika tertelan. Cara pemakaian Aloclair Plus Oral Rinse adalah:
- Tuang 10 mL Aloclair Plus Oral Solution lalu dikumur selama 1 menit.
- Diulang 3-4 kali sehari atau sesuai kebutuhan,
- Hindari makan / minum minimal 1 jam setelah berkumur.
Aloclair Plus Oral Rinse ini bisa dibeli secara online di www.kalbestore.com dengan harga Rp 97.500.
2. Aloclair Plus Gel
Ini adalah jenis Aloclair Plus yang sempat aku pakai. Aloclair Plus Gel ini membantu mengatasi stomatitis aftosa dan tukak pada rongga mulut. Aloclair Plus Gel ini cocok digunakan untuk sariawan yang disebabkan oleh kawat gigi palsu. Cara penggunaan Aloclair Plus Gel ini gampang banget kok:
- Oleskan 1-2 cm Aloclair Plus Gel hingga menutupi seluruh bagian sariawan.
- Hindari kontak langsung antara ujung tube dengan sariawan.
- Jangan menyentuh sariawan yang telah diolesi Aloclair dengan lidah minimal 2 menit agar terbentuk selaput pelindung.
- Gunakan 3-4 kali sehari atau sesuai kebutuhan.
- Hindari makan dan minum minimal 1 jam setelah pengolesan.
Aloclair Plus Oral Gel ini bisa dibeli secara online di www.kalbestore.com dengan harga Rp 91.000.
3. Aloclair Plus Spray
Aloclair Plus Spray ini berfungsi mempercepat proses penyembuhan & membantu mengatasi nyeri yang diakibatkan lesi minor pada mulut.
- Semprotkan Aloclair Spray 3x hingga menutupi seluruh sariawan.
- Hindari kontak langsung antara ujung spray dengan bagian sariawan.
- Jangan menyentuh sariawan yang telah tertutupi Aloclair dengan lidah minimal selama 2 menit agar terbentuk selaput pelindung.
- Gunakan 3-4 kali sehari atau sesuai kebutuhan.
- Hindari makan dan minum minimal 1 jam setelah disemprot.
Aloclair Plus Spray ini bisa dibeli secara online di www.kalbestore.com dengan harga Rp 100.500.
Kini, aku tak lagi khawatir dengan sariawan yang sering hinggap di mulutku. Aku juga tak perlu khawatir tak bisa memberikan senyumku pada Aji karena sekarang sudah ada Aloclair Plus. Aloclair Plus siap memberi kenyamanan kala aku mengaduh kesakitan saat sariawan. Seperti halnya Aji yang juga memberikan kenyamanan dan terus menggenggam erat tanganku di titik-titik terendahku, saat aku kehilangan anak.
Aloclair Plus
Website: www.aloclair.id
Facebook: Aloclair Indonesia (@AloclairID)
Twitter: @Aloclair_ID
Instagram: @Aloclair_ID
Notes:
– Sumber gambar: dokumentasi pribadi dan diambil dari www.aloclair.id
– Sumber tulisan:
- www.alodokter.com diakses pada Rabu 12 April 2017
- www.aloclair.id diakses pada Rabu 12 April 2017
- www.health.liputan6.com diakses pada Rabu 12 April 2017