Kenali Kebutuhan Sosial dan Nutrisi untuk Perempuan saat Hamil dan Menyusui

Kenali Kebutuhan Sosial dan Nutrisi untuk Perempuan saat Hamil dan Menyusui

Hamil dan menyusui merupakan momen extraordinary yang membuat perempuan merasa spesial. Makanya nggak jarang banyak perempuan yang telah menikah rela menghabiskan uang puluhan juta agar bisa hamil atau rela melepas pekerjaan yang sedang di atas angin demi memberikan ASI eksklusif pada buah hatinya. Di extraordinary moment-nya ini perempuan sebenarnya butuh dukungan dari banyak aspek.

Salah satu aspek penting bagi ibu hamil dan menyusui yang harus diperhatikan adalah nutrisi. Dokter spesialis kandungan ternama yang juga Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA), Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG (K) menyebutkan bahwa nutrisi bagi calon anak-anak harus dipersiapkan bukan hanya saat 1000 hari pertamanya, bahkan dari jauh-jauh hari sebelum terjadi konsepsi.

Pentingnya Nutrisi bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Idealnya, nutrisi bagi calon buah hati diberikan pada 1000 hari pertamanya. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang biasa berpraktik di RSCM ini menuturkan yang dimaksud 1000 hari pertama adalah, 270 hari calon anak di dalam kandungan plus 365 hari saat ia tumbuh menjadi bayi dan 365 hari di tahun keduanya. Gampangnya, dari anak di dalam kandungan hingga 2 tahun pertamanya. Namun, dr Ali menambahkan, sebenarnya pemberian nutrisi yang baik juga bisa dilakukan jauh-jauh hari sebelum konsepsi. Jadi, calon ibu bisa memperbaiki pola makan dan mengatur nutrisinya jauh-jauh hari sebelum hamil atau saat program hamil.

dr Ali Sungkar, SpOG (K)

Mengapa pemberian nutrisi menjadi penting pada ibu hamil (dan menyusui)? Karena nutrisi yang buruk atau malnutrisi akan menyebabkan lingkaran setan hambatan tumbuh kembang bayi.

“Ibu yang nutrisinya kurang saat hamil berpotensi melahirkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), bayi dengan BBLR berpotensi jadi pendek saat tumbuh dewasa. Begitu juga kelak ketika mereka hamil atau menghasilkan anak akan melahirkan dengan kondisi bayi BBLR,” ungkap dr Ali Sungkar siang itu, Selasa (1/8) di Djakarta Room, Raffles Hotel, Jakarta saat acara “ANMUM” Celebrate The Extraordinary.

Pemahaman mudah dari pernyataan dr Ali adalah apabila seorang perempuan saat hamil mengalami malnutrisi atau kekurangan nutrisi dan tidak tersentuh pelayanan kesehatan yang baik maka ia akan melahirkan anak dengan berat badan yang rendah. Bayi yang memiliki berat badan rendah akan tumbuh menjadi orang dewasa pendek. Kelak, ketika mereka memiliki bayi maka yang dilahirkan pun berpotensi memiliki berat badan rendah bahkan mempunyai angka kematian maternal yang tinggi.

Menurut dr Ali, nutrisi yang buruk pada janin dan anak akan membentuk efek domino pada perkembangan mereka. Hampir semua perkembangan akan terhambat. Anak-anak tersebut akan mengalami gangguan pada perkembangan otak, utamanya pada kemampuan kognitif dan edukasional. Sementara itu, pertumbuhan, massa otot, dan komposisi tubuhnya juga akan terhambat sehingga mengakibatkan imunitas dan kemampuan kerja yang rendah. Parahnya, anak-anak dengan nutrisi buruk dari sejak dalam kandungan juga akan mengalami hambatan pada pengaturan metabolisme glukosa, lipid, protein hormon/reseptor/gen yang bisa menyebabkan mereka rentan terkena diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kanker, stroke, dan penuaan.

Nah, siklus ini bisa dipotong dengan cara memperbaiki nutrisi serta pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan menyusui sejak dini. Salah satu caranya adalah memberikan nutrisi yang baik pada bayi. Nutrisi terbaik untuk bayi terkandung dalam air susu ibu (ASI). ASI memang sudah terbukti kebaikannya dan mampu menjaga 3 elemen yaitu:

  • Pada bayi, ASI bisa menurunkan risiko beberapa penyakit seperti diabetes, hipertensi, asma, leukimia, obesitas, infeksi telinga akut, sudden infant death syndrome, dan lain sebagainya. Bahkan dengan ASI, 30-40% risiko penyakit diabetes dan hipertensi bisa diturunkan.
  • Pada ibu, pemberian ASI bisa menurunkan risiko penyakit kanker rahim dan kanker payudara. Bahkan, angka yang ditunjukkan dr Ali menyebutkan bahwa 59% risiko kanker payudara dengan riwayat bawaan keluarga bisa dikurangi dengan pemberian ASI pada bayi.
  • Pada lingkungan, pemberian ASI tidak mencemari lingkungan karena tidak ada materi-materi seperti kaleng, kardus, atau plastik yang terbuang dan menjadi sampah.

Lalu perdebatan soal ASI vs Sufor (susu formula) pun sekelebat teringat dalam pikiran saya. Namun, selanjutnya dr Ali memberikan gambaran yang jelas mengenai kelebihan ASI dibanding susu formula.

Pada prinsipnya, ASI dan susu formula memiliki kandungan yang sama. Pada ASI dan sufor di dalamnya terdapat mineral, vitamin, lemak, DHA/ARA, karbohidrat, protein, dan air. Namun, yang perlu diingat dalam sufor tidak memiliki antibodi, hormon, antivirus, antialergi, antiparasit, growth factor, bahkan enzim. Inilah mengapa, ASI adalah asupan terbaik bagi bayi walaupun bayi tersebut terlahir prematur.

Sayangnya, di zaman milenial yang serba online ini masih saja banyak faktor yang menjadi penghambat pemberian ASI secara eksklusif pada bayi. Salah satunya adalah mitos. Bayi prematur, puting ibu terlalu besar/kecil, ASI yang keluar sedikit, hingga bayi yang lebih memilih botol susu menjadi keadaan-keadaan yang rentan tercampur mitos-mitos yang belum tentu benar sehingga mengakibatkan gagalnya pemberian ASI sebagai nutrisi terbaik.

Selain mitos, ada beberapa faktor penghambat lain yaitu:

  • Lingkungan sekitar yang kurang mendukung untuk pemberian ASI
  • Pengaruh media massa yang menyiarkan anggapan bahwa menyusu dengan botol adalah normal. Padahal idealnya menyusu adalah langsung dari sang ibu karena dalam kegiatan tersebut juga terkandung proses bonding bagi ibu dan bayinya.
  • Kurangnya pendidikan prenatal mengenai menyusui pada orang tua
  • Kurangnya pendidikan dari petugas kesehatan
  • Kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung
  • Ibu bekerja (yang biasanya hanya mendapatkan cuti hamil 3 bulan)
  • Promosi susu formula yang luas
Baca Juga:   Tentang Pilihan Fasilitas Kesehatan

Padahal, penyebab tidak mencukupinya ASI pada bayi ada berbagai faktor yang terdiri dari faktor risiko biologis, faktor risiko psikologis maternal, dan faktor risiko sosial maternal.

  1. Faktor risiko biologis, antara lain: melahirkan dengan komplikasi, kurangnya stimulasi payudara, teknik menyusui yang kurang tepat, hingga durasi dan frekuensi menyusui yang kurang.
  2. Faktor risiko psikologis maternal, antara lain: tidak ada persiapan menyusui, terlambat IMD, transfer ASI yang kurang, penahanan menyusui, nutrisi ASI yang kurang, hingga pertumbuhan bayi terganggu.
  3. Faktor risiko sosial maternal, antara lain: terlambatnya stimulasi payudara, drainase susu yang kurang, refleks ejeksi susu terganggu, dan pola penggunaan payudara yang tidak sesuai.

Mengenai pemberian ASI ini memang tidak main-main pentingnya. Saking pentingnya kegiatan menyusui ini hingga dituangkan dalam 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), yang meliputi:

  1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI
  2. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya
  3. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah keberhasilan  menyusui. Memberikan konseling apabila ibu penderita infeksi HIV positif
  4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (1/2 – 1 jam setelah lahir)
  5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara)
  6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralaktal sejak bayi lahir
  7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
  8. Melaksanakan pemberian ASI  sesering dan semau bayi
  9. Tidak memberikan dot/ kempeng.
  10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan
circle of breastfeeding supporter

Lebih lanjut dr Ali menjelaskan bahwa menyusui bukan hanya tanggung jawab ibu tetapi juga ayah dan bahkan lingkungan sekitarnya. Kalau bisa digambarkan seperti halnya lapisan, ibu dan bayi adalah lapisan pertama yang saling mendukung dalam proses menyusui. Pada lapisan-lapisan selanjutnya ada pihak-pihak seperti keluarga, teman, rekan kerja, sesama ibu menyusui, tempat kerja, rumah sakit atau fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, organisasi seperti AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia), pemerintah bahkan sampai organisasi-organisasi kesehatan dunia.

Nutrisi Terbaik untuk Hasil Penantian 8 Tahun

Bicara soal hamil dan memberikan nutrisi terbaik, tentulah sangat sayang kalau melewatkan cerita perjuangan Cynthia Lamusu dan Surya Saputra dalam ikhtiar memiliki anak. Pasangan artis tersebut memang baru dikaruniai keturunan setelah 8 tahun usia pernikahan mereka. Yang lebih membahagiakannya lagi anak yang dilahirkan ternyata kembar sepasang, laki-laki dan perempuan.

(Baca juga: Ikhtiar Itu Bernama Program Hamil)

Masih berlokasi di Djakarta Room, Raffles Hotel, Cynthia Lamusu membagikan kisah kehamilannya. Mama dari Tatjana dan Bima itu memang bisa hamil karena proses IVF (in vitro fertilization) atau bayi tabung. Oleh karena itu, ketika sudah dinyatakan hamil Cynthia tak mau menyiakannya. Ia mengonsumsi banyak buah dan sayur sebagai asupan untuk calon buah hatinya. Bahkan, Cynthia mengaku mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi jauh sebelum ia hamil atau saat masih program hamil.

Cynthia Lamusu menceritakan pengalamannya hamil dan menyusui Tatjana & Bima

Walaupun begitu, tak berarti kehamilan istri dari Surya Saputra itu berjalan lancar. Pasalnya, ia ternyata harus melahirkan 1 bulan sebelum due date. Alhasil, sang buah hati terpaksa menginap di NICU puluhan hari. Cynthia dan Surya pun pulang ke rumah tanpa membawa bayi mereka.

Karena sudah berkomitmen memberikan yang terbaik untuk sang buah hati sejak masih di dalam kandungan, Cynthia pun terus konsisten dengan hal tersebut walau si kembar masih berada di ruang NICU. Ia tetap memberikan ASI-nya pada sang buah hati walau awalnya ia sempat kesulitan karena produksi ASI yang berkurang. Namun, karena komitmennya yang ingin memberikan ASI pada sang buah hati, Cynthia pun sempat mencari donor ASI untuk kedua anaknya.

Selain perjuangan Cynthia Lamusu dalam mengurus dan memberikan nutrisi terbaik bagi si kembar Tatjana dan Bima, ada pula dukungan penuh dari sang suami, Surya Saputra. Surya tahu betul bahwa proses menyusui tak akan sukses jika hanya sang ibu yang berjuang. Ia pun mendukung sang istri sepenuhnya untuk memberikan ASI eksklusif pada Tatjana dan Bima.

Pasangan artis ini sempat bingung tentang menyusui karena ini adalah pengalaman pertama memiliki anak dan belum dapat ilmu apa-apa dari konselor ASI. Bahkan, saat pertama kali menyusukan Tatjana, Cynthia sambil video call dengan dokter anak langganannya untuk memastikan cara menyusunya benar. Selain itu, Surya juga memberikan support dengan melakukan pijatan punggung yang akhirnya membuat ASI Cynthia Lamusu jadi mengalir deras.

Baca Juga:   Hallo Hiperprolaktin

“Pasangan itu harus tahu kebutuhan ibu saat menyusui,” ujar Surya Saputra.

Aktor yang telah membintangi beberapa film layar lebar itu menambahkan, salah satu hal yang paling mendasar dibutuhkan ibu menyusui adalah mood yang baik. Oleh karena itu, penting bagi suami untuk memastikan ibu menyusui selalu senang agar ASI yang diproduksi melimpah.

Surya Saputra berbagi peran bersama sang istri mengurus si kembar

Selain mood, harus pula dipahami bahwa ibu menyusui juga membutuhkan asupan nutrisi yang baik. Surya Saputra bahkan dari sejak sang istri hamil sudah tahu bahwa nutrisi adalah hal yang penting dibutuhkan. Salah satu sumber nutrisinya adalah susu. Maka Cynthia pun melanjutkan kisahnya dengan bercerita jika Surya merupakan orang yang paling perhatian dengan jadwal minum susunya. Susu yang diperuntukkan bagi Cynthia pun susu hamil.

“Biasanya justru Mas Surya yang bikinin saya susu pas waktu hamil,”ungkap personil B3 tersebut.

Selain Cynthia, ada pula Maria Leonnyta Sastra Wijaya, seorang ibu yang juga pejuang ASI yang turut hadir dan membagikan kisahnya. Berawal dari dirinya yang dulu bukan anak ASI, Maria bertekad kuat apabila memiliki anak ingin memberikan ASI eksklusif pada sang buah hati. Ia ingin berjuang yang terbaik demi ASI yang akan diberikan pada anaknya.

Saya pun sedikit mengintip akun instagram Maria. Ternyata ia memiliki berkah ASI yang luar biasa berlimpah hingga memenuhi freezer bahkan sebagian ada yang didonorkan. Dalam beberapa postingannya, ia juga berterima kasih pada sang suami, Alvin Sugiono, yang menjadi supporter terdepan baginya untuk memberikan ASI pada baby Emily.

Lalu bagaimana caranya ASI Maria bisa seberlimpah itu? Ia mengatakan kuncinya adalah komitmen dan disiplin. Sejak awal, ia sudah disiplin untuk memompa ASI setiap 2 jam, ketika payudaranya sudah terasa penuh. Dari yang awalnya hanya menghasilkan sedikit, lama-kelamaan hasil pompaan itu menjadi banyak. Dalam sehari, ia bisa 12 kali memompa ASI.

Maria Leonnyta Sastra Wijaya, sang pejuang ASI

ASI yang berlimpah memang anugerah bagi Maria. Semua itu tak lain dan tak bukan juga karena nutrisi yang ia makan selama hamil dan menyusui. Maria menuturkan minum susu 2 kali sehari dari sebelum hamil adalah salah satu rahasianya. Baginya, susu adalah sumber kalsium yang terbaik. Selain susu, nutrisi terbaik juga diperolehnya dari buah dan sayur. Maria yang tadinya tak suka sayuran pun mau tak mau mencoba dan malah suka pada sayur setelah menyusui. Ia yakin betul jika buah dan sayur merupakan asupan yang baik agar ASI-nya berkualitas.

Tantangan Ibu Hamil dan Pelajaran Berharga dari 2 Kali Kegagalan

Andriani Ganeswari, Corporate Communication Manager Fonterra Brands Indonesia

Hamil dan menyusui adalah peristiwa luar biasa yang dialami oleh perempuan. Bukan hanya itu, lingkungan sekitar pun idealnya memahami bahwa perempuan hamil dan menyusui butuh kondisi yang spesial jika dibandingkan perempuan-perempuan lain yang tidak hamil atau menyusui. Mbak Andriani Ganeswari, Corporate Communication Manager dari Fonterra Brands Indonesia mengungkapkan fakta tentang tantangan ibu hamil dan menyusui di Indonesia.

Fakta 1

Suami dan ibu berperan besar dalam mendukung wanita menghadapi tantangan selama masa hamil dan menyusui.

  • Pada ibu baru, dukungan sang ibu sangat diperlukan karena biasanya calon ibu baru belajar banyak dari ibu-ibu mereka yang sudah berpengalaman sebelumnya.
  • Sementara pada ibu berpengalaman, dukungan suamilah yang sangat diperlukan khususnya dalam mengurus anak. Sementara si ibu berkonsentrasi pada proses kehamilan dan menyusui.

Fakta 2

Wanita hamil dan menyusui tidak dapat mengungkapkan harapan atas dukungan yang diperlukan dari lingkungan mereka. Sayangnya orang-orang di sekitar mereka memiliki pengetahuan yang terbatas.

  • Pada ibu baru biasanya mereka lebih emosional ketika mengalami pengalaman tak terduga dan mengharapkan suami lebih proaktif serta perhatian. Dalam tahap ini, support system yang baik berperan penting untuk menjaga emosi calon ibu.
  • Pada ibu berpengalaman lebih santai menghadapi pengalaman baru serta mengharapkan suami untuk berbagi peran.

Fakta 3

Dukungan orang-orang sekitar memengaruhi pola pengasuhan anak.

  • Pada ibu baru, referensi utama dalam memberikan nasihat pada anak adalah ibu atau ibu mertua yang memang sudah berpengalaman.
  • Pada ibu berpengalaman, diskusi dan kerja sama dengan suami menjadi referensi utama dalam pengasuhan anak.

Fakta 4

Kesehatan adalah prioritas selama masa hamil dan menyusui.

  • Ibu baru biasanya disiplin dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya. Tak heran jika pada kehamilan pertama nutrisi dan kebutuhan janin menjadi fokus utama.
  • Ibu berpengalaman biasanya cenderung kurang memerhatikan kebutuhan nutrisi dan biasanya lebih fokus pada penampilan dan bentuk tubuh.

Well, lalu saya berkaca dan bertanya “Saya termasuk ibu baru atau ibu berpengalaman ya nanti kalau punya anak?”

Karena saya adalah ibu dari 2 orang anak …. di surga.

Iya, karena sebelumnya saya sudah pernah hamil dan melahirkan namun tidak sampai proses menyusui karena anak saya yang pertama meninggal dalam kandungan pada usia 24 minggu. Sementara itu, saya pun harus menyerah di minggu ke-7 kehamilan kedua karena janin yang tidak berkembang. Terlepas dari kebingungan terhadap label ibu baru atau ibu berpengalaman, ada satu pelajaran yang bisa dipetik jika nantinya saya diberi karunia kehamilan kembali yaitu memerhatikan kebutuhan nutrisi.

Baca Juga:   Menuju Program Hamil Ketiga: Belajar Pentingnya Pencegahan bersama In Harmony Clinic

Pengalaman adalah guru terbaik dan dari pengalamanlah saya belajar. Sejujurnya, saya bukan orang penyuka susu bahkan cenderung eneg dengan susu. Di kehamilan pertama, saya sama sekali tidak mengonsumsi susu hamil. Kebutuhan kalsium di trimester pertama saya penuhi dengan yoghurt sementara trimester kedua saya penuhi dengan susu sterilisasi biasa. Lalu, entah seperti terkoneksi dan sudah diatur oleh takdir akhirnya keegoisan saya yang tidak mau minum susu hamil berakhir dengan janin yang meninggal di dalam kandungan.

(Baca juga: Mengenal IUFD)

Belajar dari pengalaman kehamilan yang kedua, setelah dinyatakan hamil kembali 6 bulan pascakematian janin dalam kandungan saya pun bersiap untuk minum susu hamil demi calon buah hati. Sayangnya karena dinilai belum siap untuk hamil kembali serta nutrisi yang sangat kurang karena mual muntah yang teramat hebat hingga tidak nafsu makan sama sekali, janin saya hanya bertahan 7 minggu dalam kandungan.

Berkaca dari 2 pengalaman kegagalan inilah akhirnya kini saya jadi belajar banyak hal. Apalagi saat ini saya sudah mulai kembali ke dokter untuk program hamil. Saya pun harus melepaskan ego tidak suka terhadap susu. Dari sekarang sebelum hamil, saya mulai memperbaiki pola makan, nutrisi, dan melengkapinya dengan susu. Seperti yang dr Ali bilang, tak ada salahnya jika mempersiapkan semuanya jauh sebelum konsepsi terjadi. Informasi itu yang terekam betul di benak saya. Maka tak ada salahnya saya mulai mengonsumsi susu yang tinggi asam folat seperti Anmum Materna. Suami juga sangat mendukung kemauan saya untuk minum susu demi nutrisi yang baik selama program hamil ini.

(Baca juga: Cerita Program Hamil Ketiga: Balada Salah Jadwal)

Saya boleh berbangga hati karena apa yang saya persiapkan untuk kehamilan ketiga ini lebih baik dari yang pertama dan kedua. Perkara minum susu sekilas memang hal sepele, namun ternyata impact-nya sungguh besar. Dinyatakan Mbak Ines Yumahana Gulardi, Senior Nutrition Manager Fonterra Brands Indonesia, bahwa pembentukan organ-organ tubuh di awal kehamilan yang tidak didukung zat gizi tepat dapat menyebabkan cacat pada tabung syaraf dan otak (NTD-Neural Tube Deffect). NTD terjadi ketika tabung syaraf gagal menutup pada awal perkembangan embrio sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan syaraf yang terpapar. Cacat lahir ini dapat menyebabkan kematian tergantung dimana lokasi terjadi dan keparahannya.

“Level folat yang tinggi dalam 12 minggu secara signifikan mengurangi kemungkinan NTD,” ujar Mbak Ines.

Ines Yumahana Gulardi

Salah satu sumber asam folat yang tinggi selain diperoleh dari ikan adalah dari susu hamil. Anmum Materna adalah salah satu susu yang sudah teruji secara klinis dapat diterima dan efektif meningkatkan status folat pada jumlah yang memiliki risiko sangat rendah untuk terjadinya cacat tabung syaraf. Selain itu, Anmum Materna juga tidak menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak diinginkan.

Anmum Materna Coklat
Anmum Lacta Coklat

Guna menghadirkan rasa susu yang ‘ramah’ dikonsumsi ibu hamil (yang notabene hampir semuanya mengalami fase mual), Anmum Materna pun menghadirkan rasa baru yaitu Anmum Materna Coklat. Selain rasa yang baru, dalam Anmum Materna tersedia nutrisi mikro dan makro dengan Ganglioside (GA) dan DHA yang penting untuk pertumbuhan janin. Saya pun sempat mencoba Anmum Materna dan suka. Iya, untuk seorang saya yang bahkan tak suka bau susu radius dekat eh ini justru saya suka. Selain terdapat varian untuk menutrisi ibu hamil, Anmum juga memiliki varian Anmum Lacta Coklat yang bisa melengkapi nutrisi ibu menyusui.

Bagi saya yang bukan penyuka susu, Anmum Materna Coklat sangat ‘ramah’ rasanya. Rasanya hampir seperti coklat saat hangat atau es krim saat dingin. Tak heran jika 8 dari 10 ibu lebih suka dengan Anmum Materna. Dalam kesempatan siang itu Anmum pun membuktikan dengan mengundang 10 momblogger ke depan podium untuk mencoba rasa baru dari Anmum ini. Testimoni dari semua yang mencoba mengatakan bahwa Anmum Materna Coklat enak. Saya pun sudah memasukkan Anmum Materna dalam list makanan ‘perbaikan gizi’ di program hamil kali ini.

nggak mual atau eneg saat mencoba Anmum Materna Coklat
para momblogger mencicipi Anmum Materna Coklat (Photo by: Atanasia Rian)

Mengusung tema “Celebrate The Extraordinary” dalam talkshow siang itu, Anmum sebagai salah satu nutrisi pendukung bagi ibu hamil dan menyusui tidak hanya meluncurkan varian rasa barunya tetapi juga ingin memberikan support pada kaum ibu bertepatan dengan Pekan ASI Sedunia 2017. Kampanye ini memiliki misi untuk memberdayakan dan menginspirasi para ibu dan keluarganya melalui pengetahuan dan perhatian yang tepat baik dari aspek dukungan nutrisi dan sosial sepanjang perjalanan dari masa hamil hingga menyusui.

launching Anmum Materna Coklat

Ah, tak sabar rasanya menunggu extraordinary moment itu datang kembali. Terima kasih Anmum dan Fonterra Brands Indonesia atas edukasi yang relatable diterapkan bagi saya yang sedang program hamil.

 

 

 

16 Comments
Previous Post
Next Post
Ayomakan Fast, Feast, Festive 2023
Rekomendasi

Jelajahi Kuliner Bersama AyoMakan Fast, Feast, Festive 2023