Ada kesedihan tersendiri buat saya di pertengahan November ini karena dengan sangat berat saya dan keluarga harus meninggalkan kampung halaman untuk kembali ke rumah tercinta di ibukota. Makanya, minggu-minggu terakhir saya di kampung halaman saya puas-puasin main di alam sama keluarga, salah satunya bersepeda hingga belasan kilometer melewati sawah sekalian olahraga. Satu kesan yang bisa saya ambil dari minggu-minggu terakhir itu adalah menyenangkan karena bisa beraktivitas fisik sama keluarga, khususnya Aqsa, dan sejenak meninggalkan kebiasaan mantengin gadget.
Minggu-minggu terakhir di kampung halaman itu pula saya mulai merasa perubahan cuaca yang lumayan ekstrem terjadi. Siang panas, sorenya hujan, atau kebalikannya. Belum lagi, Aqsa juga semakin aktif bermain di luar ruangan. Sebagai ibu, saya justru menyambut ini dengan gembira karena memang ini tujuan saya yaitu menjauhkan Aqsa dari gadget dan perbanyak aktivitas fisik.
Tapi sayangnya, tiap hari beraktivitas fisik dari bersepeda dan main dengan Aqsa ditambah perubahan cuaca yang cukup ekstrem karena peralihan dari musim kemarau ke musim hujan bikin tubuh kadang ‘oleng’ juga. Apalagi Purworejo, kampung halaman saya, sudah mulai dingin di malam-malam terakhir kami di sana dan bikin badan saya tiap bangun tidur rasanya rontok semua.
Tips Tetap Aktif di Tengah Perubahan Cuaca
Puncak dari segala kelelahan fisik adalah ketika kami sekeluarga pulang ke Jakarta. Apalagi saat perjalanan pulang, kami dihadang banjir di jalan provinsi yang mengharuskan kami untuk mencari jalan lain dan melewati pegunungan. Begitu sampai di rumah, kami nggak bisa lantas santai-santai. Ada segudang pekerjaan rumah yang menunggu mulai dari bersih-bersih rumah yang ditinggal 2 bulan, buka oleh-oleh yang segudang di mobil, preparation bahan makanan mentah yang dibawa dari kampung untuk dimasukkan ke kulkas, dan last but not least adalah tetap membersamai Aqsa untuk bermain.
Ditambah lagi setelah sampai Jakarta, cuaca gampang berubah. Kadang siang panas teriknya minta ampun dan malam hujan. Belum lagi badan saya yang agak kaget lagi kena paparan AC yang lumayan dingin, pengennya tidur nggak pakai AC dulu tapi ternyata nggak bisa karena syarat tidur pulas Aqsa adalah pakai AC. Apalagi saat itu sedang dalam proses menyapih. Jadilah saya mengalah dan ketika bangun tidur alhasil hidung meler serta badan pegal-pegal.
Kalau keadaan seperti ini dibiarkan terus-menerus, saya bisa sakit. Saya nggak mau sakit karena semuanya bisa berantakan apalagi di musim pandemi gini. Oleh karena itu, agar saya bisa tetap aktif menemani Aqsa bermain di tengah perubahan cuaca, saya punya beberapa tips antara lain:
-
Makan makanan bernutrisi
Pulang kampung adalah saat perbaikan gizi bagi keluarga kami dengan citarasa tangan ibu. Nah, untungnya saat balik lagi ke Jakarta kami sudah dibeli berbagai sayur-mayur dan lauk-pauk hasil bumi selama masa isolasi mandiri. Selama itu pula saya patut bersyukur karena semua bekal dari kampung halaman mencukupi kebutuhan nutrisi kami sekeluarga
-
Jaga pola tidur
Saya sudah berhasil memperbaiki pola dan jam tidur saya saat di kampung halaman. Saya pun sudah jarang banget begadang sampai lewat tengah malam hanya untuk menonton sesuatu atau scrolling social media. Mungkin karena di kampung halaman susah sinyal jadi saya bisa tidur cepat. Pas sampai Jakarta, saya usahakan terus kebiasaan ini dan memang hasilnya menakjubkan. Tidur cepat bikin badan lebih enak, nggak gampang flu, dan bersemangat di pagi hari.
-
Mulai kembali berolahraga secara teratur
Kalau di kampung halaman saya bisa bersepeda belasan kilometer di jalanan desa atau jalan kaki ke pasar sama ibu sebagai pengganti olahraga, di rumah saya nggak bisa karena nggak punya sepeda dan terlalu takut untuk keluar di Jakarta. Akhirnya, saya keluarkan kembali matras yoga dan dumbel yang sudah debuan 2 bulan ini serta buka kembali treadmill yang sudah terlipat demi bisa olahraga. Efeknya memang besar banget, saya jadi tidur nyenyak kalau rajin olahraga. -
Kelola stres dengan baik
Stres tuh pemicu penyakit. Saya terbantu banget dengan 2 bulan pulang kampung, benar-benar healing stres. Saya yang tadinya hampir tiap bulan selama pandemi pasti sakit walaupun cuma demam, jadi nggak sama sekali sakit pas di rumah. Kuncinya emang kelola stres. Saya yang suka overthinking akan banyak hal perlahan pun mulai memperbaiki itu semua. Saya juga menurunkan standar di banyak hal biar tetap waras apalagi balik ke rumah siap-siap untuk tak bisa bebas keluar seperti di kampung halaman.
-
Konsumsi makanan atau minuman herbal
Makanan dan minuman herbal itu semacam ‘shortcut’ buat saya kalau badan sudah menunjukkan sinyal-sinyal nggak enak. Beruntung saya tinggal di Indonesia yang punya kekayaan herba sangat banyak. Wedang uwuh, wedang secang, wedang jahe, atau wedang-wedang yang dibuat dari rempah atau herba lainnya bisa memperbaiki kondisi tubuh yang mulai down. Nggak harus tunggu muncul gejala sakit sih saat konsumsi makanan atau minuman herbal karena efek sampingnya nggak seperti obat. Jadi bisa dimakan atau minum kapan saja.
Membuat Minuman Herbal Enak di Musim Hujan
Salah satu tips yang paling berpengaruh kalau badan sudah mulai pegal-pegal atau menunjukkan tanda-tanda mau meriang saat perubahan cuaca atau saat musim hujan adalah minum minuman herbal hangat. Minuman hangat khususnya yang bahan-bahannya terbuat dari rempah merupakan minuman yang berkhasiat sekali di badan saya. Pegal karena seharian membersamai anak atau hidung meler karena tanda-tanda meriang, jadi lega berkat minuman yang bahannya bisa diambil dari kekayaan tumbuhan negeri ini.
Salah satu minuman hangat yang saya suka banget adalah RONDE. Ronde, minuman yang berisi kacang, kolang-kaling, irisan roti, dan yang paling khas adalah bulatan kenyal yang terbuat dari tepung ketan kemudian disiram dengan air jahe merupakan wedang kesukaan saya banget. Ronde bukan cuma minuman, buat saya ronde adalah memori dan penebus kerinduan.
Sedikit cerita, setiap pulang kampung, saya selalu menyempatkan diri untuk membeli ronde di Alun-Alun Kutoarjo, alun-alun di kota saya tinggal. Ada banyak penjual ronde di pusat kuliner alun-alun, tapi yang saya selalu datangi hanya satu yaitu Ronde Mbok Idah. Warung ronde ini sudah ada dari saya kecil. Semangkuk ronde hangat yang bisa di-request mau pakai susu atau tidak selalu saya beli kalau pulang kampung.
Ronde Mbok Idah juga adalah kaya kenangan saat saya kecil. Dimana saat itu saya bersama ibu dan bapak saya selalu membeli ronde ini untuk menemani kami makan Bakmi Jawa. Setelah pedas dan panas makan Bakmi Jawa dengan sambal, rasanya ‘nyamleng’ minum ronde ini. Pusing, hidung meler, atau pegal-pegal jadi berkurang. Ronde Mbok Idah dengan wedang jahe-nya yang khas, menghangatkan dan ‘pedas’-nya pas selalu jadi ‘tombo kangen’ buat saya kalau pulang kampung.
Sayangnya, saat corona menyerang saya tidak bisa sering-sering pulang kampung kayak dulu. Sekali pulang kampung kemarin pas new normal, saya perhatikan betul rasa Ronde Mbok Idah saat membelinya. Setelah kembali ke Jakarta dan kerinduan saya terhadap Ronde Mbok Idah nggak tertahan lagi, saya pun bisa menduplikasi minuman tersebut untuk dihidangkan pada keluarga sekaligus jadi minuman penghangat saya di musim hujan. Ronde yang saya buat ini tidak begitu mirip dengan penampilan Ronde Mbok Idah, tapi dari segi rasa saya usahakan semirip mungkin khususnya di bagian wedang jahenya.
RONDE WARNA-WARNI HERBADRINK
Bahan:
- 5 sendok makan tepung ketan putih
- 1 sendok makan tepung tapioka
- garam secukupnya
- 250 gram kacang tanah
- Pewarna makanan
- 1 butir gula merah
- Air secukupnya
- 2 sachet Herbadrink Sari Jahe
Bahan Tambahan:
- Susu Kental Manis
Cara Memasak:
- Untuk membuat bulatan ronde, campurkan tepung ketan putih, tepung tapioka, garam, dan pewarna makanan. Aduk bahan-bahan tersebut hingga tercampur kemudian tambahkan air. Aduk lagi hingga menjadi kalis.
- Untuk isian ronde, tumbuk 2 genggam kacang tanah dan iris tipis gula merah. Kemudian masukkan tumbukan kacang tanah dan irisan gula merah ke dalam adonan, lalu bulatkan. Buat juga beberapa bulatan dengan ukuran yang lebih kecil yang tidak perlu diisi kacang dan gula merah.
- Panaskan air dalam panci. Setelah air mendidih, masukkan bulatan-bulatan tersebut ke dalam panci. Angkat bulatan-bulatan setelah mengapung di dalam air.
- Sangrai kacang tanah yang tersisa dan sisihkan.
- Rebus air kemudian tuang 2 sachet Herbadrink Sari Jahe, kemudian aduk hingga larut.
- Masukkan bulatan yang telah matang dan kacang sangrai ke dalam mangkuk kemudian tuang wedang jahe Herbadrink Sari Jahe. Kalau yang suka ronde dengan susu, tinggal tambahkan susu kental manis secukupnya dalam ronde. Ronde sederhana ala saya siap disajikan.
Ronde ini saya buat semirip mungkin cita rasanya dengan Ronde Mbok Idah kesukaan saya. Kuncinya ada pada wedang jahenya. Makanya, untuk mendapatkan cita rasa air jahe yang khas hangat dan pedasnya seperti Ronde Mbok Idah, saya menggunakan Herbadrink Sari Jahe. Saya ketolong banget sama Herbadrink Sari Jahe. Berkat Herbadrink Sari Jahe, rasa rondenya pas saya icip benar-benar mendekati Ronde Mbok Idah, yang membedakan hanya isiannya saja yaitu saya nggak menggunakan kolang kaling dan irisan roti di dalamnya.
Herbadrink Sari Jahe mempermudah saya banget untuk membuat wedang ronde kesukaan saya. Selain bisa ‘bring back my memories’ dengan praktis, Herbadrink Sari Jahe juga mengandung banyak manfaat untuk kesehatan. Salah satunya adalah menghangatkan serta membuat tubuh nyaman sehingga memberikan efek relaksasi. Herbadrink Sari Jahe juga pas banget diminum saat terasa gejala atau sedang sakit. Sari jahenya terasa dan bermanfaat meredakan masuk angin, kembung, dan mengurangi rasa mual.
Herbadrink Sari Jahe juga mudah sekali untuk dikonsumsi. Kemasannya praktis dan tinggal diseduh. Dengan mengantungi nomer BPOM RI MD 870211125011, Herbadrink Sari Jahe juga dikemas secara praktis dan higienis, bersih dan tanpa endapan atau ampas karena diproduksi dengan teknologi tinggi. Herbadrink Sari Jahe rasanya enak dan segar. Selain bisa dibuat ronde seperti yang biasa saya lakukan, Herbadrink Sari Jahe juga enak untuk dikonsumsi sendiri hanya dengan diseduh air. Nikmat jahenya terasa sekali seperti halnya kalau bikin wedang jahe sendiri. Pedas jahenya terasa, manisnya juga pas, hanya saja ini lebih praktis.
Selain Sari Jahe, Herbadrink juga memiliki varian lainnya yang juga berbahan dasar tanaman obat, yaitu: Sari Temulawak, Wedang Uwuh, Lidah Buaya, Kopi dengan Ginseng, Beras Kencur, Kunyit Asam, Kunyit Asam Sirih, dan Chrysanthemum. Selain itu, beberapa varian Herbadrink seperti Sari Jahe, Sari Temulawak, Lidah Buaya, dan Chrysanthemum juga tersedia yang sugar free. Jadi semakin banyak pilihan deh.
Herbadrink Sari Jahe dan varian lainnya pun mudah didapatkan baik itu secara online ataupun offline. Untuk pembelian secara offline, Herbadrink Sari Jahe sudah bisa ditemukan di beberapa supermarket atau minimarket terdekat. Sedangkan untuk pembelian secara online, Herbadrink semua varian juga tersedia di Official Store Konimex di beberapa marketplace dan e-commerce.
Jadi, buibuk sudah siapkan booster kesehatan apa saja nih untuk menghadapi perubahan cuaca dan musim hujan?