Dari dulu saya selalu bermasalah dengan hidung. Dari kecil tiap ketemu sama udara dingin, debu, atau bahkan tidur terlalu singkat pasti hidung saya meler. Jadi kalau dihitung ya tiap hari saya selalu meler alias pilek. Makanya ibu saya selalu bilang kalau saya itu seumur hidup umbelan karena memang setiap hari selalu ingusan, dari saya masih piyik sekolah sampai setua ini.
Secara resmi saya memang belum pernah tes alergi selain makanan (food response test). Jadi, saya nggak tahu pastinya alergen apa saja yang bisa bikin saya meler. Tapi karena sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya, saya jadi menandai banget terhadap zat-zat atau kondisi tertentu yang sering bikin saya meler, seperti: udara terlalu dingin, debu, atau bau yang terlalu menusuk hidung. Makanya, sebisa mungkin saya menghindari penyebab alergi itu.
Salah satunya adalah ketika pandemi ini kami sekeluarga pulang kampung selama 2 bulan. Salah satu tujuannya ya karena lahan di samping rumah saya sedang dibangun dan debunya terbang ke arah rumah saya semua. Saya merasa tiap hari hidung gatal dan meler dengan ingus berwarna bening. Nggak cuma itu, hampir setiap minggu saya bergejala meriang. Melihat situasinya yang sangat nggak kondusif akhirnya saya dan suami pun pulang kampung.
Di kampung halaman, alergi saya karena debu jadi berkurang. Palingan kambuh kalau udara dingin. Saya merasa nyaman banget pas di kampung halaman. Tapi sayangnya, saya nggak bisa terus-menerus di kampung karena punya kehidupan sendiri di ibukota. Alhasil, saya harus pulang ke rumah.
Tentunya bisa dibayangkan kan rumah yang sudah ditinggal selama 2 bulan? Walaupun ada adik saya yang menjaga selama kami di kampung halaman, tapi apa yang bisa diharapkan dari seorang bujangan yang menjaga rumah sendirian? Okelah rumah saya memang nggak ada hawa-hawa kosong saat saya pulang ke rumah, tapi tetap saja banyak debu dimana-mana. Nggak ada pilihan lain selain saya bersihkan, tapi memang risikonya saya jadi meler karena banyak alergen.
Mencegah dan Mengendalikan Alergi
Kalau alergi datang itu rasanya menyiksa banget, dari hidung meler, mata berair, terus-terusan bersin, pusing, hidung dan mata gatal, serta capek karena bolak-balik buang ingus dan bersin. Dan kadang hal ini berlangsung setiap hari, setiap pagi sih lebih tepatnya. Karena alergi ini pula, saya jadi jarang banget ke pasar karena setiap setelah ke pasar saya selalu merasa nggak nyaman karena hidung gatal dan mata berair.
Idealnya sih seharusnya saya tes alergi. Saya hanya pernah sekali tes alergi itupun tes alergi makanan. Pengennya sih saya tes alergi tapi sepertinya setelah corona tidak memungkinkan untuk ke fasilitas kesehatan kalau nggak mendesak banget. Alhasil, yang bisa saya lakukan sekarang adalah mencegah dan mengendalikan alergi. Beberapa hal yang bisa saya lakukan sekarang adalah:
-
Hindari hal-hal pencetus alergi
Debu, serbuk bunga yang terbawa angin, cahaya matahari, hingga udara dingin merupakan hal-hal yang saya tandain banget bisa memacu alergi saya datang. Mengetahui alergen apa yang bisa memicu alergi saya kambuh pemting dilakukan. Setelah tahu, barulah saya bisa mencegahnya. Makanya kalau ada tempat-tempat yang berdebu, tempat-tempat yang sensitif seperti pasar yang sering menimbulkan alergi kambuh, tempat yang dingin atau udara pagi, serta keluar rumah di siang hari adalah hal-hal yang biasanya saya hindari. Memang tidak semua alergen bisa terus-terusan saya hindari atau jauhi, tapi sebisa mungkin saya cegah agar alergi nggak muncul.
-
Rajin membersihkan perabotan rumah
Debu-debu yang menempel di perabotan seperti meja, buku, atau gorden bisa menyebabkan alergi kambuh. Oleh karena itu, saya usahakan rajin-rajin membersihkan perabotan rumah yang menjadi sarang debu. Cara membersihkannya pun nggak sembarangan. Biasanya saya memilih menggunakan lap atau kanebo basah untuk menyeka debu dan robot vacum cleaner buat menyapu semata-mata agar debu nggak berterbangan dan memacu alergi.
-
Memakai masker
Ketika sekarang orang-orang pada pakai masker, buat saya memakai masker sudah dari dulu dilakukan khususnya saat menyapu, sedang bebersih rumah yang berhubungan dengan debu, atau bonceng motor. Memakai masker ini menjadi keharusan banget untuk meminimalkan alergi kambuh. Memang sih saya nggak bisa terus-terusan menghindari alergen atau pekerjaan-pekerjaan yang membuat saya bersentuhan dengan alergen. Oleh karena itu, memakai masker merupakan salah satu hal yang bisa menyelamatkan saya dari kambuhnya alergi.
-
Rajin berolahraga
Entah secara keilmuan olahraga mengurangi alergi atau tidak, namun pada saya olahraga ini berpengaruh banget terhadap alergi. Contoh konkretnya adalah ketika saya bangun pagi di cuaca yang dingin dan sama sekali nggak ngapa-ngapain atau hanya duduk manis, maka lama-kelamaan alergi akan datang yang ditandai dengan hidung meler, mata berair, atau muka yang gatal. Akan berbeda hasilnya kalau saya bangun pagi di cuaca yang dingin lalu lanjut berolahraga. Nah, karena perbedaan inilah sekarang saya usahakan kalau bangun pagi olahraga terlebih dahulu. Nggak harus yang berat sih, jalan kaki ringan saja sudah membantu banget buat tubuh jadi panas dan berkeringat sehingga membantu mengendalikan alergi.
-
Memasang humidifier di rumah
Ikhtiar yang satu ini selain berguna buat saya, juga berguna buat adik dan suami yang kadang juga sensitif dengan debu di rumah. Humidifier berfungsi untuk melembapkan udara di rumah khususnya di dalam ruangan ber-AC yang biasanya membuat udara cenderung lebih kering karena udara yang dingin. Humidifier buat saya nggak cuma melembapkan udara tetapi juga mengoptimalkan kinerja essential oil dan yang paling penting adalah membantu mengendalikan alergi saya.
Berkenalan dengan Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier
Jujur, saya adalah orang yang buta banget soal humidifier. Tadinya, saya kira humidifier itu sama dengan diffuser tapi ternyata berbeda. Humidifier memiliki fungsi yang lebih kompleks dari diffuser. Humidifier selain bisa mengoptimalkan kerja essential oil, tetapi juga bisa melembapkan udara sehingga bisa membantu para penderita asma, alergi, dan sinus untuk mendapatkan kualitas udara yang lebih baik di rumah.
Pilihan saya soal humidifier ini jatuh pada Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier. Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier dirancang khusus untuk melembapkan dan menangkap partikel debu di rumah sehingga kualitas udara yang dihasilkan di rumah lebih lembap dan bersih. Tiupan mist atau asap yang keluar dari corongnya diklaim dapat menangkap debu dan partikel kecil yang tidak terlihat oleh mata sehingga bisa menghambat pergerakan virus airbone dengan meningkatkan kelembapan di dalam ruangan.
Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier ini sejatinya diciptakan untuk melindungi keluarga dari bahaya kuman dan virus. Cocok banget kan digunakan di masa pandemi gini dimana kuman dan virus rasanya lebih banyak berterbangan di udara sehingga dalam sugesti saya khususnya, penyakit jadi gampang menyerang dan lama sembuhnya saat pandemi. Penting buat saya sebagai ibu beranak balita memiliki Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier sebagai salah satu cara pencegahan penyakit khususnya penyakit pernafasan.
Dengan klaim bermanfaat mengurangi partikel pemicu di udara dan memperbaiki fungsi pernapasan dengan menjaga tingkat kelembapan udara yang optimal sekitar 30-50%, Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier juga memiliki klaim manfaat lain, di antaranya:
- Mencegah iritasi saluran pernapasan
- Mencegah radang tenggorokan
- Melindungi mata dari iritasi
- Mencegah risiko kulit kering
Kesan saya ketika pertama kali melihat Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier adalah simpel. Dalam satu kardus yang terdiri atas tangki, mesin humidifier, corong, reservoir essential oil, dan sumbu untuk meneteskan essential oil, alat ini gampang sekali untuk dirakit dan difungsikan. Jika memang dirasa sedikit bingung, jangan khawatir, ada manual book yang di dalamnya juga terdapat keterangan berbahasa Indonesia yang siap untuk membantu kita saat kebingungan.
Kalaupun nggak usah pakai manual book, gampang banget kok cara memfungsikan Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier. Cara membuka, mengisi air, dan memasang tangkinya adalah:
- Balikkan tangki yang telah dicopot dari mesin dan buka tutupnya dengan cara diputar ke kiri.
- Masukkan air secukupnya kemudian tutup tangki air dengan memutarnya ke kanan hingga terdengar suara mengunci.
- Balikkan tangki pada posisi awal lalu pasang pada mesin humidifier. Pastikan tangki terpasang dengan benar pada mesin. Dalam beberapa detik, akan muncul gelembung air dalam tangki yang menandakan bagian dasar humidifier dipenuhi air dan siap digunakan.
- Bagi yang memiliki essential oil, teteskan essential oil pada sumbu. Penetesan lebih baik dilakukan di luar tangki air atau saat reservoir belum terpasang untuk menghindari minyak tumpah ke dalam tangki yang bisa menghambat kerja tangki.
- Pasang sumbu pada reservoir essential oil.
- Pasang pada lubang yang tersedia kemudian tutup dengan corong uap.
Sementara itu cara menyalakannya adalah:
- Sambungkan kabel ke stopkontak.
- Putar level kontrol uap ke arah kanan hingga lampu indikator menyala berwarna hijau. Kontrol uap air bisa diatur sesuai kebutuhan dengan memutarnya, semakin diputar ke arah kanan asap yang dihasilkan akan semakin banyak.
NOTE: Di awal penggunaan, lampu indikator pada alat saya menyala MERAH padahal sudah sesuai cara pemasangannya dan volume air pun tidak kurang. Ternyata sensor di bagian mesin ada yang kurang kencang (bisa karena pengaruh guncangan saat pengiriman barang). Caranya, cukup keringkan mesin lalu kencangkan sensor dengan memutarnya hingga mengarah ke bawah. Setelah itu pasang tangki kembali dan alat pun berfungsi kembali. Kasus seperti ini ternyata saya baca sering sekali terjadi pada pengguna Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier. Untungnya, customer care Dr. Brown´s Indonesia cepat menanggapi keluhan dan pertanyaan saya sehingga masalah pun lekas ditangani.
Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier ini memiliki beberapa fitur dan keunggulan, antara lain:
- Nozzle mist yang dapat menyalurkan asap ke segala arah
- Dapat digunakan dengan essential atau aroma oil
- Beroperasi dengan hening sehingga cocok untuk kamar bayi
- Mudah dikendalikan hanya dengan 1 tombol
- Memiliki Auto Shut-Of
- Memiliki kapasitas tangki yang besar hingga 3,6 liter
- Dilengkapi dengan 3 sumbu utk aroma oil
Kesan Penggunaan Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier
Selain alergi, saya juga memiliki sinus yang walaupun nggak parah-parah amat tapi tetap saja mengganggu. Sementara itu Aqsa setiap malam harus selalu tidur dengan AC pada suhu terendah (16°) dan fan tingkat 3. Kalau sudah jam-jam 2 atau 3 dini hari biasanya saya selalu kedinginan walaupun sudah selimutan dengan bed cover. Apalagi daerah muka dan kepala terasa sekali dinginnya karena nggak tertutup bed cover. Sayangnya, saya nggak bisa kecilkan atau matikan AC karena Aqsa pasti akan berasa dan terbangun. Syukur kalau hanya kebangun, biasanya malah dia akan ngamuk karena panas. Jadilah setiap harinya saya dan suami yang mengalah untuk Aqsa.
Akibatnya, setiap bangun pagi saya selalu merasa nggak segar. Biasanya saya bangun dengan kepala berat dan hidung tersumbat. Kalau jam tidur saya kurang, udara dingin ini juga akan bikin alergi saya tambah parah dengan bersin-bersin di pagi hari. Jujur, sebenarnya hal seperti ini amat mengganggu dan mengurangi kualitas tidur saya. Tapi mau gimana lagi, ini yang terbaik daripada saya harus tidur di luar dan diserang nyamuk atau menghadapi Aqsa ngamuk di tengah malam akibat kepanasan setiap hari.
Namun, berbeda cerita setelah saya menggunakan Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier. Dari udara yang saya hirup di malam hari sebelum tidur saja sudah terasa lembap di hidung. Hidung saya yang sensitif ini biasanya menangkap udara dari AC yang dingin dan kering yang menusuk sekali hingga area glabella terasa nyut-nyutan. Tapi berbeda ketika Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier sudah dipasang di kamar yang ber-AC. Malam-malam saya nggak perlu bermasalah lagi dengan glabella yang nyut-nyutan dan pagi harinya saya bangun dengan hidung yang sama sekali nggak tersumbat. Tidur saya pun terasa lebih nyenyak.
Selain itu, yang saya tandai adalah kotoran hidung yang biasanya kalau pagi hari menumpuk dan kering ketika hanya pakai AC, sekarang nggak lagi. Suami saya pun merasa sekali efek yang satu ini. Dari kotoran hidung ini biasanya saya selalu bisa memperkirakan kualitas udara yang saya hirup. Apalagi saya selalu menggunakan Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier dengan essential oil di dalamnya sehingga kualitas udara nggak hanya lebih baik tetapi juga saya bisa menikmati aroma essential oil yang ternyata lebih segar dihirup ketika sudah tersebar di udara melalui humidifier.
Pemakaian terbaik Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier menurut saya adalah di malam hari saat jam tidur. Selain itu, saya lebih suka memakai Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier di ruangan ber-AC karena sangat menolong pernapasan saya. Selain itu, cara penggunaannya pun gampang banget dan nggak memakai daya listrik yang besar ketika terus-terusan dinyalakan. Selain itu, lampu indikator juga akan berubah warna menjadi merah jika air sudah akan habis.
Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier ini juga mengoptimalkan penggunaan essential oil yang saya punya. Selama ini saya hanya pakai essential oil dengan ditetes atau dioleskan ke kulit. Nah, sekarang saya jadi bisa bereksplorasi dengan essential oil yang saya punya.
Nggak cuma itu, pelayanan customer care dari Dr.Brown´s juga cepat tanggap. Ketika saya mengirim keluhan via whatsapp dan SMS, balasannya pun cepat. Pada saat itu pula saya yang kebingungan langsung dapat solusi jitu dan manjur atas permasalahan yang ada di mesin.
Oh ya, untuk yang punya anak kecil yang sedang aktif-aktifnya kayak Aqsa, better meletakkan humidifier di tempat yang tinggi dan tidak terjangkau anak-anak. Walaupun device ini cukup aman, namun tetap saja tersalur ke aliran listrik yang mungkin saja bisa membahayakan anak-anak.
Akhirnya, sekarang saya pun setiap hari memakai Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier di kamar saya terutama saat jam tidur. Dr. Brown´s Ultrasonic Cool Mist Humidifier membantu saya banget, si anak yang selalu pilek, punya alergi, dan sinus, untuk bernapas lebih lega serta punya kualitas tidur yang lebih baik.