“Bulan depan kita staycation di hotel lagi, yuk! Pengennya tiap bulan bisa staycation di hotel deh bareng Aqsa. Insyaallah ada rezekinya ya.”
Begitu ujar suami saya, ayahnya Aqsa, saat kami menjalani staycation pertama di hotel bersama Aqsa sebulan yang lalu. Karena kesibukan dan terbatasnya jatah cuti suami, staycation di hotel akhirnya jadi salah satu agenda liburan alternatif kami sekeluarga yang pengen dirutinkan.
Dari beberapa artikel yang saya baca, staycation bisa diartikan sebagai liburan di tempat-tempat terdekat dari rumah. Bahkan, rumah pun bisa dijadikan sebagai tempat liburan. Secara etimologi, staycation berasal dari kata “stay” dan “vacation” yang memiliki arti berlibur dengan cara berdiam di rumah atau rekreasi di jarak yang masih dapat ditempuh dalam waktu singkat.
Manfaat Staycation di Hotel
Kalau dulu waktu saya dan suami masih belum punya anak, agenda staycation di hotel rata-rata dijalani karena undangan dari suatu pihak untuk review hotel. Makanya, kami jarang benar-benar meniatkan staycation di hotel berdua. Namun, setelah ada Aqsa lain lagi ceritanya. Staycation di hotel seolah jadi agenda baru yang menyenangkan yang nggak sabar buat kami jalani setiap bulannya.
Bukannya apa-apa, liburan singkat di hotel ini ternyata banyak manfaatnya buat kami. Paling terasa adalah setelah kami beberapa kali staycation di hotel setelah punya Aqsa. Staycation seolah jadi alternatif liburan baru yang punya banyak manfaat bagi kami, di antaranya adalah:
1. Mempererat Bonding antara Orang Tua dan Anak
Sehari-hari, saya dan suami sama-sama sibuk. Suami yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai programmer yang kadang dituntut menyelesaikan atau stand by 24 jam sehari atas suatu website, sementara saya sibuk dengan pekerjaan domestik di rumah, mengurus anak, dan mengerjakan beberapa project sebagai seorang freelancer. Hal inilah yang kadang membuat masing-masing dari kami terasa berjauhan walaupun tinggal serumah. Tahu-tahu udah ganti hari, minggu, bulan, dan tahun aja.
Satu hal yang kami takutkan adalah kami takut kalau melewatkan waktu dengan berkutat pada kesibukan dan tahu-tahu Aqsa udah besar. Melewatkan momen-momen berharga yang seharusnya bisa kami bingkai dengan cerita manis bersama Aqsa. Oleh sebab itu, kami memilih menggunakan jalan staycation di hotel untuk mempererat bonding dengan Aqsa.
Dengan staycation di hotel, kami bisa tidur seranjang bertiga. Malam-malam kami bisa diisi dengan ngobrol banyak hal sambil berpelukan atau uwel-uwelan dengan Aqsa. Rasanya momen seperti ini jarang kami dapatkan setiap harinya. Apalagi sehari-hari suami saya pulang kerja malam dan saya serta Aqsa kadang sudah tertidur lebih dahulu saat menunggunya pulang. Di saat staycation inilah. kami bisa menghabiskan waktu bertiga dengan bercanda, ngobrol, berpelukan, makan bersama, sampai memandikan Aqsa bersama.
2. Refreshing Tanpa Harus Khawatir dengan Jatah Cuti yang Terbatas
Pekerjaan suami saya yang masih terikat dengan kantor membuatnya memiliki jatah cuti yang terbatas. Jatah cuti itu disayang-sayang dan digunakannya buat pulang kampung, keperluan mendadak, dan mudik Lebaran. Itu sebabnya, sayang banget kalau harus liburan tiap bulan yang memakan jatah cutinya.
Itulah sebabnya, staycation di hotel menjadi jalan keluar liburan guna menyegarkan kembali pikiran tanpa harus mengorbankan cuti. Apalagi staycation biasanya dilakukan di akhir pekan atau saat libur tanggal merah. Walaupun banyak orang melabelinya dengan hanya ‘pindah tidur’ di hotel, tapi buat kami staycation lebih dari itu. Kami bisa ‘lari’ sejenak dari penatnya suasana kamar dan rumah, menikmati sajian menu hotel, berenang, atau sekadar foto-foto bertiga di hotel. Sereceh itu memang refreshing ala kami.
3. Sarana Mengenalkan Anak dengan Sesuatu yang Baru
Buat saya dan suami, staycation di hotel juga menjadi sarana pembelajaran buat anak. Terlihat sepele sepertinya, namun staycation di hotel justru kami jadikan sebagai sarana pembelajaran Aqsa untuk mengenal hal-hal baru, salah satunya adalah tidur bukan di kamarnya.
Satu hal yang saya takutkan pada Aqsa adalah ketika ia terlalu kerasan atau betah hidup di kamar. Apalagi ketika bersama saya, Aqsa jadi jarang buat keluar kamar tidur. Kami takut dia nggak betah kalau tidur di tempat lain, rumah nenek atau mbahnya misalnya. Kasusnya mungkin saja tidak bisa tidur di kasur yang biasa ia tiduri, bantal/guling atau selimut yang biasa ia pakai. Oleh karena itu, sebagai bentuk pembelajaran tidur di tempat baru kami membawanya pergi staycation di hotel.
Selain belajar buat tidur bukan di kamarnya, staycation secara tidak langsung juga mengajarkan Aqsa buat mandi bukan di suasana mandi yang biasanya (di bak khusus) dan berada di kerumunan ketika kami mengajaknya untuk sarapan. Bukan hanya buat Aqsa, kami pun jadi belajar banyak hal dari staycation bersama Aqsa. Salah satunya adalah mengatur manajemen panik ketika malam-malam Aqsa rewel dan nangis di kamar hotel. Dari situlah kami juga belajar bagaimana untuk meredakan tangis Aqsa dan membuatnya tetap nyaman untuk tidur di tempat yang bukan biasanya ia pakai tidur.
4. Bebas Khawatir dari Hal-Hal Tertentu
Sebagai orang yang lumayan parno dan panikan, ketika memutuskan untuk liburan saya justru memikirkan beberapa hal yang nantinya akan jadi kendala terlebih dahulu.
Bagaimana nanti kalau macet di jalan?
Bagaimana kalau cuaca nggak bersahabat?
Bagaimana kalau anak bayi tiba-tiba sakit di jalan?
Bagaimana kalau budget tiba-tiba membengkak?
Bagaimana kalau tempat liburan nggak ramah anak dan banyak asap rokok?
Gimana ini barang bawaan tambah banyak?
Dan masih banyak lagi kekhawatiran yang suka saya pikirkan. Nah, dengan staycation di hotel inilah kekhawatiran-kekhawatiran saya berkurang. Takut macet di jalan ya tinggal pilih hotel dekat rumah. Kalau budget terbatas ya tinggal sesuaikan rate hotel yang sesuai budget. Nggak usah bawa banyak barang juga toh cuma sehari semalam dan barang-barang lain (handuk, sandal, alat mandi) biasanya sudah tersedia di hotel. Jadi, bebas mikir yang berat, aneh, dan unfaedah deh saat liburan.
Mudahnya Staycation di Hotel dengan Aplikasi Pegipegi
Thanks to technology yang memudahkan semuanya, termasuk ketika kami akan staycation di hotel. Banyaknya online travel agent (OTA) menjadikan staycation berada dalam genggaman. Tinggal buka aplikasi, pilih hotel atau daerah mana yang akan menjadi daerah staycation, trus bayar deh. Praktis banget.
Tapi, memilih aplikasi OTA juga harus cerdik. Biasanya untuk booking dan cari hotel, saya menggunakan aplikasi yang user friendly (mudah digunakan), punya pilihan hotel yang variatif, dan last but not least adalah punya promo atau diskon yang menarik. Semuanya itu saya dapatkan di aplikasi Pegipegi.
Beberapa kali menggunakan aplikasi Pegipegi, saya mendapati harga penawaran yang lebih murah daripada yang ditawarkan OTA lain. Itu sebabnya apabila mau merencanakan liburan atau sekadar staycation di hotel, Pegipegi jadi aplikasi pertama yang saya buka untuk mencari hotel.
Selain itu, hotel yang ditawarkannya pun banyak dan variatif. Dari yang hotel berbintang, guest house, jaringan kamar, hostel, villa, hingga penginapan standar budget. Tinggal disesuaikan dengan apa yang kita pengen atau budget yang kita punya. Untuk yang satu ini, beruntunglah Pegipegi punya fitur filter yang bisa kita pilih sendiri kriteria apa saja yang dimau.
Last but not least, seperti yang tadi saya bilang aplikasi ini punya diskon dan promo seru yang bisa digunakan. Hampir tiap hari ada diskon atau promo tertentu, nggak cuma buat booking hotel tetapi juga booking tiket pesawat ataupun kereta api. Itu sebabnya saya cinta banget sama Pegipegi deh karena selain memudahkan kami sekeluarga buat staycation di hotel juga bisa banget buat menghemat budget liburan murah meriah kami ini.
Hmmm, jadi staycation bulan depan ke hotel apalagi nih? Ada ide hotel rekomendasi buat staycation kah? Kasih idemu di kolom komentar ya!