Syahdunya Senja dan Deburan Ombak di Pantai Jatimalang, Purworejo

Syahdunya Senja dan Deburan Ombak di Pantai Jatimalang, Purworejo

Kabupaten Purworejo mungkin belum sepopuler daerah-daerah di sekitarnya yaitu Kebumen, Kulonprogo, Magelang, atau Wonosobo. Akan tetapi, kota tempat lahir Sarwo Edhi Wibowo yang juga ayahanda Ibu Ani Yudhoyono ini juga memiliki potensi wisata yang tak kalah dengan daerah-daerah lain di sekitarnya. Salah satu potensi wisatanya adalah pantai karena memang Purworejo terletak di sebelah selatan Pulau Jawa.


Memang, dari segi pariwisata Purworejo belum bergegas berbenah diri seperti daerah-daerah di sekitarnya. Tak heran, banyak potensi wisata yang sebenarnya tak kalah bagus belum dikelola dengan baik. Ada banyak wisata yang bisa dinikmati dari wisata sejarah, alam, kuliner, hingga wisata keluarga. Dari gunung, laut, museum sejarah, wahana wisata air, hutan pinus, batik, hingga makanan khas ada kok di Purworejo. Sayang, semuanya belum dikelola dengan maksimal jadi masih sedikit masyarakat luar Purworejo yang tahu.

Salah satu tempat wisata yang cukup terkenal di Purworejo adalah Pantai Jatimalang. Pantai ini terletak di sebelah selatan Purworejo atau lebih tepatnya di Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Untuk menuju ke Pantai Jatimalang ada beberapa rute yang bisa digunakan. Buat kamu yang ingin ke Pantai Jatimalang bisa lewat jalur Kutoarjo-Ketawang-Jalan Daendels-Jatimalang atau bisa juga lewat jalur Purworejo-Purwodadi-Jatimalang.

Kalau saya biasa menempuh perjalanan dari Kutoarjo melewati Grabag dan Jalan Daendels. Saat terakhir saya kesana pada Mei 2016, Jalan Daendels rusak parah, panas, berdebu, dan sedang dalam perbaikan. Namun, konon menjelang Lebaran 2016 lalu Jalan Daendels ini sudah mulus karena akan digunakan untuk kepentingan arus mudik.

Nah, saya biasa menggunakan kendaraan pribadi (motor) untuk menuju ke Pantai Jatimalang karena nggak tahu angkutan umum ke arah sini. Katanya sih ada angkot trayek Jatimalang dari Purworejo. Sayangnya saya nggak tahu angkotnya dan nggak pernah liat angkot trayek ke Jatimalang itu. Jadi, untuk ke Pantai Jatimalang saya lebih suka menggunakan kendaraan pribadi. Selain karena lebih cepat, menggunakan kendaraan pribadi juga lebih bebas mengatur waktunya. Mau sampai sore juga tidak apa-apa selama tahu jalan pulang.

Sebelum ke Pantai Jatimalang ada baiknya lihat rute di maps internet dengan seksama dulu ya agar nggak nyasar. Pengalaman dua kali ke pantai ini, saya masih juga ragu jalannya. Sementara sinyal provider handphone tidak bagus di Jatimalang dan daerah sekitarnya. Jadi, agak susah kalau mau meminta bantuan Mbah Google Maps kalau sudah di dekat-dekat daerah Jatimalang sedangkan sepanjang jalan menuju Jatimalang masih minim petunjuk yang mengarah ke pantai.

Baca Juga:   Jepang, Memori Masa Kecil, dan Mewujudkan Wisata Halal bersama Cheria Travel

Walaupun besar dan bersekolah di Purworejo, saya baru dua kali ke Pantai Jatimalang. Pertama saat awal tahun 2011 lalu. Saat itu saya masih pacaran sama pria yang sekarang jadi suami saya. Pertama kesana siang hari dan ternyata panas sekali. Saat itu kami hanya menikmati suasana pantai sebentar setelah itu makan seafood di warung-warung sekitar pantai. Sedangkan yang kedua, Bulan Mei kemarin saat pulang kampung.

Menikmati Sore di Jatimalang

Pantai Jatimalang itu sama halnya dengan pantai-pantai lain di selatan Pulau Jawa. Pasirnya hitam dan ombaknya agak besar. Jadi, tidak disarankan untuk berenang dan berhati-hati jika membawa anak-anak. Pantai Jatimalang ini masih satu hamparan pantai di sepanjang Laut Selatan Jawa dan berada di antara Pantai Keburuhan, Ketawang, hingga Jatikontal, Purworejo. Jadi, kalau mau ke Pantai Jatimalang bisa mampir juga ke beberapa pantai lainnya yang berdekatan.

Di pengalaman kedua ke Jatimalang, saya belajar dari pengalaman yang sebelumnya buat tidak kesana pada siang hari. Jujur, saya kurang menikmati pantai kalau panas terlalu terik. Maklum, bukan bule yang hobi berjemur, hehe. Jadilah saya memilih ke Jatimalang di sore hari. Berangkat dari rumah saya setelah Ashar dan sampai Pantai Jatimalang sekitar pukul 16.30. Perjalanan dari rumah saya ke Jatimalang memakan waktu sekitar satu jam lebih karena saat itu motor yang kami naiki berjalan sedikit pelan karena jalanan sangat rusak dan berdebu.

Setelah hampir putar balik karena tak juga menemukan pertigaan menuju Jatimalang, akhirnya kami ketemu juga dengan pertigaan lampu merah menuju Jatimalang. Kami hampir putus asa karena minimnya petunjuk menuju Pantai Jatimalang sementara handphone miskin sinyal. Pertama, kami melewati gerbang besar seperti loket. Sampai sana, perjalanan kami masih masuk melewati pedesaan. Oh ya, di gerbang pertama ini kami tidak ditarik karcis. Setelah masuk kurang lebih 3 kilometer sampailah kami di gerbang bertuliskan “Kawasan Wisata Kuliner Pantai Jatimalang”.

gerbang pintu masuk Pantai Jatimalang, abaikan masker suami saya yang unyu
gerbang pintu masuk Pantai Jatimalang, abaikan masker suami saya yang unyu
tiketnya murah meriah
tiketnya murah meriah
tempat parkir di Pantai Jatimalang
tempat parkir di Pantai Jatimalang

Tak jauh dari gerbang tersebut, ada beberapa orang yang menyetop kami untuk menarik tiket masuk. Petugas-petugas tersebut duduk di bawah tenda. Akhirnya, kami membayar tiket parkir senilai Rp 2.000. Hanya itu yang kami bayarkan. Iya, hanya itu, semurah itu karena tidak ada tiket masuk perorangan ke pantai. Hanya ada tiket parkir kendaraan. Setelah itu, ada petugas yang menunjukan kami dimana tempat parkir motor. Oh ya, tempat parkir di pinggir pantai pun luas baik itu parkir motor maupun mobil.

Baca Juga:   Mempopulerkan Purworejo di On Track Magazine

Perkiraan saya ternyata benar. Sampai di Jatimalang sudah sore. Hari itu suasana pantai sudah tidak terlalu ramai. Memang masih ada beberapa pengunjung tapi tidak penuh sesak. Cuaca juga sudah tidak begitu panas dan langit mulai berganti warna menjadi jingga tanda matahari mulai tenggelam. Sore itu, ombak juga tidak begitu besar. Tapi saya dan suami memutuskan untuk duduk di pinggir pantai sambil menikmati deburan ombak dan sesekali mengabadikan momen menggunakan kamera. Saya takjub. Suasananya seperti magis.

sunsetnya nggak begitu terlihat, tapi lumayan bisa lihat senja di Jatimalang
sunsetnya nggak begitu terlihat, tapi lumayan bisa lihat senja di Jatimalang
senja di Pantai Jatimalang
senja di Pantai Jatimalang

Beberapa saat sempat gerimis dan kami berteduh di warung-warung pinggir pantai. Untungnya, gerimis lekas reda jadi kami bisa menikmati kembali suasana di Pantai Jatimalang. Gerimis dan mendung yang membayangi langit saat itu pun membuat sunset tidak terlihat jelas. Beruntung, saya masih bisa menikmati semburat jingga langit Jatimalang menjelang senja sore itu. Indah sekali.

Puas menikmati senja dan suasana Jatimalang, kami pun pulang sekitar pukul 17.30. Kami kembali melewati Jalan Daendels yang rusak dan sialnya di malam hari sangat minim penerangan. Jadi, suami sangat hati-hati membawa motornya sementara saya agak was-was takut ada begal karena jalanan relatif sepi. Alhamdulillah ternyata Jalan Daendels aman dan kami tiba dengan selamat sampai rumah.

Ada Apa di Jatimalang?

Pantai Jatimalang memang indah sekali dinikmati di sore hari menjelang matahari terbenam. Pantai ini memang lebih syahdu dinikmati di sore hari, menurut saya. Di pantai ini juga terdapat banyak kapal-kapal nelayan di pinggirnya yang bisa digunakan untuk sekadar berfoto atau melihat-lihat. Tak banyak penjaja makanan disini. Hanya ada beberapa penjual makanan keliling saat saya datang. Sementara, warung-warung di pinggir pantai yang menjual makanan kecil dan kelapa muda kebanyakan sudah tutup.

Untuk yang memiliki anak kecil dan khawatir dengan besarnya ombak saat bermain air bisa memilih alternatif berenang di kolam-kolam air tawar di pinggir pantai. Di pinggir pantai ada beberapa kolam renang air tawar yang memang disediakan khusus untuk anak-anak dengan fasilitas pelampung, bola-bola, dan seluncuran. Sementara itu, bagi orang dewasa bisa menghabiskan waktu dengan bermain air laut di bibir pantai. Untuk yang ingin berenang sepertinya harus diredam dulu keinginannya karena Pantai Jatimalang memiliki ombak yang cukup besar. Alhasil, pengunjung dilarang berenang disini.

Baca Juga:   5 Festival Unik Ini Hanya Bisa Kita Jumpai di Yogyakarta Lho
salah satu kolam renang anak di Pantai Jatimalang
salah satu kolam renang anak di Pantai Jatimalang
jajaran warung seafood di Jatimalang
jajaran warung seafood di Jatimalang

Buat yang perutnya keroncongan setelah menikmati indahnya pantai bisa melipir ke warung-warung seafood yang banyak berjajar di sepanjang jalan menuju pantai. Ada banyak rumah makan yang menyajikan makanan seafood dari ikan, kerang, cumi, udang, hingga kepiting disini. Jangan lupa, tanyakan harganya terlebih dahulu sebelum makan agar tenang. Tapi rata-rata di resto-resto tersebut sudah tertera harga makanan dan minuman yang dijual kok.

Sementara yang mau mencari ikan segar bisa ke tempat pelelangan ikan (TPI) yang letaknya tak jauh dari parkiran. Sayang, saya belum pernah beli ikan atau hasil laut lain di TPI yang katanya datang pada pagi hari. Justru adik saya yang beberapa kali pernah beli ikan cakalang di TPI Jatimalang. Oh ya, terkadang kalau sedang beruntung sering juga ada event langka di Pantai Jatimalang seperti lomba pacuan kuda atau pasar malam. Namun, event ini tidak setiap bulan selalu ada dan hanya ada di bulan-bulan tertentu saja.

Nah, buat yang ingin berwisata ke Pantai Jatimalang ada beberapa tips dari saya:

  1. Perhatikan cuaca apalagi cuaca saat ini yang tidak menentu. Jika mendung dan hujan mending tunda dulu karena kalau hujan di pantai justru akan merusak suasana saat menikmati pantai.
  2. Bawa bekal makanan dan minuman secukupnya in case jarang warung makanan atau minuman yang buka. Apalagi yang akan melewati Jalan Daendels dimana sepanjang jalan sangat jarang warung makanan/minuman.
  3. Jangan lupa lihat peta terlebih dahulu karena sinyal provider relatif susah saat masuk Jatimalang dan jarang papan petunjuk di sepanjang jalan menuju Jatimalang.
  4. Bawa baju ganti secukupnya, khawatir jika basah saat bermain air karena di sekitar pantai tidak banyak penjual baju ganti.
  5. Lebih baik menggunakan kendaraan pribadi (motor/mobil) untuk ke Jatimalang karena waktunya bisa lebih fleksibel dan tidak bergantung pada angkutan umum.
  6. Hati-hati dengan ombak khususnya saat bermain air di pantai. Ombak di pantai-pantai selatan Jawa relatif besar. Bahkan beberapa bulan lalu di beberapa Pantai Selatan Jawa terjadi ombak besar hingga merusak rumah-rumah warga. Jadi, boleh bersenang-senang tapi tetap harus waspada ya.
  7. Patuhi aturan yang ada di pantai. Kalau memang tidak boleh berenang atau bermain air terlalu jauh dari bibir pantai ya patuhi saja.

wisata-jatimalang

pantai-jatimalang-purworejo

ombak-jatimalang

berburu-sunset-di-jatimalang

senja-di-pantai-jatimalang

Jadi gimana? Siap menikmati Purworejo dan pantainya? Yuk, wisata ke Purworejo!

 

ratna dewi

37 Comments
Previous Post
Next Post
Ayomakan Fast, Feast, Festive 2023
Rekomendasi

Jelajahi Kuliner Bersama AyoMakan Fast, Feast, Festive 2023