Setelah berhasil membawa Aqsa pulang kampung dan ´hampir´ lulus uji naik kereta api, saya dan suami pun berniat buat membawanya piknik tipis-tipis. Kali ini ke tempat yang dekat-dekat saja dari rumah yaitu Yogyakarta. Kenapa dekat? Karena cuma sekali naik kereta dengan tiket murah-meriah sudah sampai. Selain itu, di Jogja juga ada beberapa teman yang bisa kami temui.
Niatan ke Jogja kali ini emang piknik tipis-tipis banget yang sudah kami rencanakan. Hmmm saya sih lebih tepatnya karena sudah hampir setahun, terhitung dari terakhir kali kami pulang kampung, nggak jalan-jalan. Ke Jogja aja juga udah senang banget kok. Selain memang buat piknik tipis-tipis, saya dan Aqsa juga menemani suami buat beli jas dan sepatu buat dipakai pas nikahan adiknya awal Maret ini.
Nggak cuma itu, sebenarnya kami juga berniat mau ketemuan sama keluarga Riant (Atanasia Riant) dan janjian playdate Viona dan Aqsa. Tapi karena ternyata Riant mendadak sakit, jadi terpaksa kami batal bertemu deh. Untung seminggu kemudian Riant dan keluarga malah main ke rumah saya di Kutoarjo. Yeayyy, senangnya tergantikan deh.
Piknik tipis-tipis kali ini sistemnya juga nggak maksa. Benar-benar legowo aja karena kami bawa anak kecil alias bayi yang notabene susah diprediksi. Bahkan saya malah bilang sama suami ¨Kita staycation aja, naik kereta-turun kereta-nginep di hotel deket stasiun-pagi-pagi pas sepi foto di bawah tulisan Jl Malioboro. Udah gitu aja, posting di instagram deh, kan keliatan pikniknya, haha¨. Dan iya bener donk memang begitu jadinya. Ini hanya jadi semacam quality time melepas rindu antara saya, suami, dan Aqsa karena 10 hari saya dan Aqsa ditinggal bapaknya pulang ke Jakarta. Barulah pada akhir pekan di pertengahan Februari kali ini pulang kampung kembali untuk melepas rindu.
Karena sadar piknikan bawa anak kecil itu nggak bisa idealis lagi, dalam artian nggak bisa menyusun itinerary dan disiplin terhadap jadwalnya, kami benar-benar go with the flow. Hotel baru nyari pas udah sampai di Jogja, nggak merencanakan ke suatu tempat wisata, bahkan saya juga nothing to loose sama rencana-rencana ketemuan sama Riant karena kami sama-sama punya bayi jadi tahu gimana rasanya. Hanya tiket Prameks yang kami sudah booking dari jauh-jauh hari karena kalau weekend takut habis. Kalaupun kami nggak jadi ke Jogja juga biarin aja hangus, toh cuma 8 ribuan ini harganya.
Di hari H piknikan, kami bertiga berangkat dari Stasiun Kutoarjo naik KA Prameks (Prambanan Ekspress) yang berangkat pukul 08.35. Kali ini Aqsa nggak ada drama-drama nangis di kereta karena jadwal berangkat keretanya siang dan rumah saya ada di belakang stasiun. Kami ke stasiun jam 08.00 kurang saja masih keburu kok. Jadi Aqsa bisa puas tidur dulu sampai jam 07.00.
Naik kereta Prameks jelas berbeda dengan naik Kereta Sawunggalih eksekutif baik dari gerbongnya atau suasana di dalamnya. Prameks itu mirip KRL. Malahan kadang ada gerbong yang nggak ada AC-nya. Kayak gerbong yang saya naiki pas perginya, tapi beruntungnya Aqsa malah santai-santai aja di gendongan. Saya tahu sih dia udah keringetan heboh, untungnya saya bawa kipas portable buat dia. Dan untungnya lagi hari itu Prameks nggak penuh berjejal. Padahal biasanya kalau weekend rame banget orang-orang pada mau main ke Jogja. Rezekinya Aqsa emang nih.
Kalau dulu pas masih cuma saya dan pak suami aja yang ke Jogja, kita bisa sewa motor trus datangi tempat-tempat yang medannya susah sekalian hayuk aja. Ini sekarang saya bawa Aqsa yang kalau ngantuk aja udah mulai bisa rewel di gendongan. Jadilah itinerary kami cuma nyari jas dan sepatu buat ayahnya, itu pun di mall yang dekat-dekat aja.
Begitu sampai di stasiun, kami nggak langsung jalan-jalan di Malioboro tetapi cari hotel dulu buat menginap. Saya belum sempat booking hotel via OTA karena semua hotel yang letaknya di dekat Malioboro dan harganya nggak begitu mahal sudah full booked. Malahan ada hotel budget yang kalau hari biasa harganya ramah di kantung jadi melonjak drastis. Semua ini karena memang lagi ramai. Selain karena weekend, di Malioboro juga lagi ada Festival Budaya Tionghoa yang puncaknya di Malam Minggu.
Akhirnya, saya dan suami nekat mendatangi salah satu hotel yang beberapa kali saya lihat di OTA yaitu Hotel Sofyan Inn Unisi buat tanya secara langsung apakah masih ada kamar. Thank God, ternyata booking langsung masih bisa dan kamar masih ada jadi segeralah kami booking sebelum kami berakhir ngesot nggak tahu mau tidur dimana karena kehabisan hotel di Jogja. Review tentang hotel ini di postingan selanjutnya aja ya.
Jadi, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya kami memang benar-benar traveling dengan tujuan naik kereta-turun kereta-menginap di hotel-jalan sebentar ke Malioboro-lalu foto buat ditaruh di medsos. Ya memang begitu. Hari pertama sebelum bisa check in di hotel (kami sampai Jogja pukul 09.35), kami memilih jalan-jalan ke Malioboro lalu lanjut ke Malioboro. Kami sempat foto-foto sebentar demi bisa mendapatkan foto bertiga yang agak lumayan bagus, dengan modal timer dan kamera yang diletakkan di atas bak sampah, hahaha.
Lalu pagi menuju siang kami dihabiskan di Malioboro Mall dengan makan, membeli jas dan sepatu buat ayahnya Aqsa, berkeliling, dan berakhir di JCo sekadar beli donat buat besuk teman kami yang istrinya baru melahirkan. Lalu di antara letih yang amat sangat karena panas, gerah, dan berat menggendong Aqsa, kami pun memutuskan kembali ke hotel meski jam baru menunjukkan pukul 12.00. Buat saya, mendingan ngaso di lobby hotel yang meskipun nggak luas tapi ber-AC sekaligus bisa geletakin Aqsa di sofanya lalu numpang salat sekalian di musala-nya. Beruntung, kamar kami sudah bisa ready sebelum jam menunjukkan pukul 14.00.
Lalu acara traveling selanjutnya pun dilanjutkan dengan bobo-bobo cantik di hotel, hahahaha.
Nggak lah, sorenya kami berangkat ke daerah Maguwo buat nengokin istrinya teman saya yang habis melahirkan. Jogja sore menjelang malam saat itu diguyur hujan lebat dan macet. Apalagi di daerah sekitar Malioboro. Entah apa jadinya karnaval Festival Budaya Tionghoa sore jelang malam itu karena saya sudah terlalu lelah buat nonton. Malam pun saya memilih membungkus nasi kucing, sate-sateannya, dan minum susu jahe lalu tempel koyo sebadan-badan karena lelah menggendong Aqsa. Diri ini sudah cukup jompo rupanya.
Keesokan harinya, sehabis sarapan saya cuma leha-leha di kamar. Berasa banget seharian kemarin jalan-jalan sambil gendong Aqsa. Capeknya nggak hilang-hilang. Untungnya ada ´tamu jauh´, Onty Manda (Primastuti Satrianto) yang datang berkunjung. Walaupun cuma sebentar dan Aqsa masih bobok, lumayan lah ya buat melepas kerinduan. Terima kasih pemberian gudegnya, Onty!
Karena jadwal kereta Prameks saya yang ke Kutoarjo baru ada pukul 13.30, setelah selesai beberes barang sekitar pukul 11.00 kami memilih check out saja. Barang kami dititipkan di resepsionis dan selanjutnya kami jalan-jalan sebentar ke Malioboro (lagi), hahaha. Trus nggak lupa foto di tulisan Yogyakarta biar (lagi-lagi) bisa diposting di socmed, haha. Karena emang ini yang terdekat. Itu pun pakai payung karena panas banget. Saya beli oleh-oleh baju buat Aqsa dan 2 keponakan saya, biar lebih greget dan berasa piknikannya.
Sementara itu, untuk menunggu waktu sampai Prameks datang kami memilih duduk-duduk di stasiun saja. Prameks datang tepat waktu dan nggak begitu penuh. Untung saya dapat kursi prioritas dan Aqsa anteng banget di dalam kereta (kali ini dapat gerbong yang ber-AC) sampai Kutoarjo. Yeaayyy!!!
Itu dia cerita jalan-jalan pertama sekaligus piknikan tipis-tipis ala keluarga kecil kami. Sekarang kami memang baru ke Jogja, mungkin saja berikutnya kami ke tempat yang lebih jauh. Bandung? Malang? Singapura? Atau malah Jepang? Doakan saja!!