“Ay, kayaknya kita harus tetap pulkam deh sebelum Lebaran,” ujar saya semalam pada suami yang biasa saya panggil ‘Ayang’, bukan ‘ayam’ atau ‘ayu’.
“Ya udah nggak apa-apa kita pulang aja Bulan Maret,” ujar suami saya.
Sebenarnya saya agak berat hati buat pulang kampung. Bukan, bukan karena nggak rindu sama orang tua, melainkan saya lagi capek banget rasanya. Berulang kali bolak-balik rumah sakit buat program hamil, suntik ini itu, minum banyak obat yang nggak boleh putus, bikin saya pengen tetep ada di Jakarta. Tadinya, saya usul ke orang tua saya buat mereka saja yang datang ke Jakarta tapi ternyata ibu nggak mau karena berat buat nutup warung. Ibu saya memang berdagang di warung di stasiun. Akhirnya saya pun mengalah dan memutuskan kami lah yang akan pulkam.
(Baca juga: Cerita Program Hamil Ketiga: Suntik ILS dan Tes ASA)
Pulang kampung (pulkam) memang hal yang lumayan sering kami lakukan. Dalam setahun, saya dan suami selalu menargetkan 4 kali pulang kampung. Kebetulan rumah orang tua kami satu daerah di Kabupaten Purworejo, jadi memang lebih memudahkan buat pulkam. Selain itu, orang tua kami keduanya juga masih sehat. Pasti lah sering kangen dengan mereka. Pengennya sih saya dan suami bisa sesering mungkin pulang kampung. Tapi apa daya kesibukan di ibukota membuat kami memiliki waktu yang terbatas. Selain itu, sekalinya pulang kampung juga membutuhkan dana yang tak sedikit. Jadi kami atur-atur aja sedemikian rupa biar acara pulkam ini tetap enak.
(Baca juga: Mudik)
Sukanya Pulang Kampung
Sebenarnya pulang kampung buat saya banyak menyenangkannya daripada dukanya. Yang paling saya suka saat pulang kampung (dan susah buat saya hindari) adalah kuliner di kampung halaman. Satu atau dua kali minimal saya dan suami pasti selalu menyempatkan diri buat wisata kuliner. Dari Bakmi Jowo, Sate Winong, aneka soto, kupat tahu, ayam goreng kampung, dawet ireng, hingga lotek tak pernah kami lewatkan.
(Baca juga: Icip-Icip Sate Winong Pak Mustofa untuk Pertama Kalinya)
Makanan-makanan di kampung halaman saya memang juara dan memanjakan lidah. Sayangnya, saya kesulitan buat mendapatkan makanan-makanan ini di Jakarta. Kalaupun ada, rasanya jelas beda. Dari rasa saja sudah beda, jangan tanya lagi sensasi dan suasana makannya. Pasti beda banget. Makanya jadi repot kalau pas kangen masakan di kampung halaman. Mudik atau pulang kampung lah jadi jawabannya.
Selain kulinernya yang nggak tergantikan, sukanya pulang kampung adalah tenang. Saya dan suami bisa menikmati matahari terbit di sawah, berfoto dengan latar belakang pedesaan, jalanan yang bebas macet, dan yang pasti beberapa wisata alamnya yang nggak kalah seru dengan daerah-daerah lain. Pulang kampung benar-benar jadi waktu buat rehat dan refreshing. Kalau nggak percaya, yuk mampir ke kampung halamanku, Purworejo!
Dukanya Pulang Kampung
Kalau kalian menebak dukanya pulang kampung adalah budget pulkam yang lumayan besar, itu salah besar. Buat saya dan suami, insyaallah rezeki bisa datang dari mana saja. Apalagi kalau pulang kampungnya dengan niat tulus buat menengok orang tua. Buat saya, dukanya pulang kampung adalah apa-apa yang serba terbatas di Kutoarjo dan Butuh, daerah tempat tinggal saya dan suami.
Kami memang tinggal di Kabupaten Purworejo, namun rumah kami berada di kecamatan yang jauh dari pusat kota Purworejo. Rumah saya sih masih lebih ramai daripada rumah suami yang kalau habis maghrib saja sudah sepi nyenyet. Kondisi inilah yang menyebabkan apa-apa serba terbatas. Kalau butuh sesuatu yang mendadak di atas jam Maghrib saja harus siap-siap puyeng nyarinya karena rata-rata toko di sana tutup sekitar jam 17.00.
Contoh paling simpel adalah kalau mau cari tempat fotocopy di malam hari, sudah pasti akan sulit didapat. Pasalnya tempat fotocopy yang biasanya menyatu sama toko buku tutup sekitar pukul 17.00. Padahal kadang kalau lupa atau mendadak ada keperluan dan harus fotocopy ini dibutuhkan banget.
Selain fotocopy, beli pulsa adalah perkara yang lumayan sulit. Nggak semua counter dan tukang pulsa buka pada malam hari. Buat saya dan suami yang hidupnya nggak bisa lepas dari internet, kalau pulsa atau kuota habis ya sudah selesai alias mati gaya. Lho kan bisa pakai internet banking? Bisa kok, bisa banget. Tapi beberapa kali pas pulkam token nggak dibawa. Alhasil, kita harus rela naik motor malam-malam ke ATM buat beli pulsa. Agak ribet sih memang.
Trus Solusinya?
Thanks to teknologi dan semua produknya yang membuat hidup menjadi mudah. Apalagi sekarang sudah banyak fitur beli pulsa atau paket data di banyak marketplace, e-commerce, atau malah online ticketing website. Salah satunya adalah fitur beli pulsa dan paket data dari Traveloka.
Ya, selain sebagai online ticketing website sekarang Traveloka juga menyediakan fitur top up pulsa dan paket data. Jadi kalau lagi traveling atau pulkam, sudah lengkap satu paket deh bisa beli tiket dan pesan hotel tanpa takut ketinggalan momen karena bisa selalu update di social media berkat kuota yang bisa dibeli via Traveloka. Saya dan suami pun nggak perlu susah-susah keluar cari tukang pulsa atau ke ATM yang ada di pusat kota cuma untuk beli pulsa atau paket data.
Ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari membeli pulsa online di Traveloka, antara lain:
Santai Meski Kehabisan Pulsa Tengah Malam
Tragedi pulsa mendadak habis waktu semua counter sudah tutup dan teman yang jualan pulsa pun sudah tidur, bisa diminimalisir. Apalagi kalau lagi perlu pulsa karena hal yang sangat mendesak. Tinggal beli pulsa online di halaman https://www.traveloka.com/connectivity Traveloka sudah pasti sangat membantu.
Kalaupun saya yang lagi kehabisan pulsa atau paket data, tinggal pinjam hape dan akun suami yang pulsanya masih ada untuk mengakses aplikasi Traveloka. Saya bisa beli pulsa sesuai kebutuhan dan minta gratisin ke suami alias nggak usah dibayar, hihihi. Gampang banget kan?
Kehabisan Listrik Pagi Buta, Tenang…
Ibu saya di rumah juga sering panik karena listrik di warung yang notabene pakai prabayar tiba-tiba sudah mau habis. Kalau sudah begini saya cuma bilang jangan panik. Dengan pulsa online ini, saya nggak perlu panik ketika perlu berbagai macam pulsa di waktu yang nggak tepat misalnya: kehabisan pulsa listrik di pagi buta sementara warung harus tetap buka (ibu saya buka warung jam 04.00). Nggak lucu kan kalau di stasiun cuma warung ibu saya yang gelap gulita. Kalau sudah begini isi saja lewat pulsa online yang menyediakan berbagai macam nominal untuk menyalakan kembali listrik di warung. Sekalian juga saya bisa ngajarin ibu dan bapak beli pulsa secara online di Traveloka biar praktis.
Namun, yang perlu kamu ingat adalah, khusus buat pulsa listrik, pihak PLN membatasi jam. Pembelian hanya bisa dilakukan sampai maksimal pukul 22.00 WIB, dan loket dibuka kembali setelah pukul 02.00 WIB. Jadi, kalau pulsa listrikmu habis pukul 23.00, bersabarlah dulu hingga dini hari menjelang.
Beri Kejutan Buat Yang Tersayang, Bisa Banget!
Ibu saya sering saya kirimi pulsa diam-diam dan beliau surprise pas tahu tiba-tiba pulsanya udah banyak aja pas akhir bulan. Ternyata kasih sesuatu yang sederhana aja sudah bikin senang orang tua ya, nggak usah muluk-muluk beliin ini itu. Kirimin pulsa secara berkala aja contoh simpel perhatian yang bikin senang. Dari situ saya tahu, pulsa jadi sesuatu yang bisa jadi kejutan buat ibu saya karena beliau nggak usah susah-susah pergi ke counter atau repot-repot minta tolong Mbak Esti, temannya yang jualan pulsa.
Selain pulsa hape, kado berupa pulsa listrik pun tak masalah. Bisa jadi alternatif kado unik buat ibu yang pastinya antimainstream. Apalagi pulsa listrik kan sudah pasti terpakai, bahkan untuk beberapa waktu ke depan.
Selain buat keluarga, kamu juga bisa ngasih surprise buat teman yang sedang sakit. Belikan saja kado pulsa internet, biar dia nggak bosan selama terbaring di rumah sakit. Memberi teman hiburan dan kejutan sekaligus, insyaallah bikin dia cepat pulih.
Semua bisa dibeli diam-diam lewat Traveloka. Pastinya jadi kejutan menyenangkan buat si penerima. Kamu nggak perlu ke mana-mana, cukup dengan website atau aplikasi Traveloka, pilih bagian pulsa, dan kejutan pun terkirim buat yang tersayang.
Lebih Hemat
Praktis! Satu hal yang bisa saya katakan kenapa harus membeli pulsa secara online. Kalau lagi pulang kampung saya nggak perlu menembus dinginnya malam sama suami pakai motor bak Dilan dan Milea yang lagi pacaran hanya buat beli pulsa. Selain itu, membeli pulsa online terasa lebih hemat karena kita bisa mengurangi beberapa biaya, seperti ongkos parkir, uang bensin, uang ‘pajak’ mampir dulu ke tempat jajan, dan pastinya lebih menghemat waktu karena kita bisa membelinya di mana saja dan kapan saja.
Cara pembeliannya pun mudah dan bisa diakses lewat banyak device. Tidak hanya komputer, tapi juga bisa diakses lewat ponsel. Praktis dan bisa beli kapan saja dan dari mana saja. Hanya dengan klik klik klik atau sentuhan jari sudah bisa. Apalagi nilai nominal pulsa online juga beragam, bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Perlu pulsa banyak atau sedikit, semua tersedia.
Kalau lagi beruntung, cari dan dapatkan diskon untuk pembelian pulsa di Traveloka. Pada periode tertentu, kerap ada diskonan buat pulsa online, yang pastinya bikin pengeluaran makin hemat.
Jadi masih ragu buat pulkam karena malas ribet kalau mau beli pulsa? Nggak sih buat saya. Malah sekalian bisa ngajarin ibu dan bapak buat beli pulsa secara online. Jadi mereka nggak perlu ke counter malam-malam atau gedor-gedor rumah Mbak Esti buat beli pulsa. Saya pun bisa dengan tenang pulang kampung tanpa takut kemrungsung dengan berbagai pekerjaan yang terbengkalai karena kuota habis dan susah beli paket data atau pulsa. Pulang kampung pun jadi semakin menyenangkan.
Ayo main ke tempat wisata Purworejo dan kamu selalu bisa eksis di social media tanpa takut lagi kehabiasan kuota!
(Baca juga: #ExplorePurworejo (Bagian 1): Menikmati Bruno dari Ketinggian di Curug Gunung Putri)