Pepatah memang banyak benarnya. Sesuatu menjadi begitu berharga saat kita benar-benar kehilangannya. Dan tahun ini mungkin menjadi tahun yang teramat berat bagiku. Kehilangan dua orang yang aku cintai, nenek dan juga anakku.
Sedih, sakit, menyesal merasa sedikit waktu yang kita luangkan untuk mereka. Saat aku menyadari nenek satu-satunya yang aku punya pergi meninggalkanku awal tahun ini. Dan aku masih harus sabar dalam ujian Allah, ketika beberapa waktu lalu, anak yang aku dambakan, kami dambakan, diambil kembali oleh Allah. Semoga semua ini menjadi penutup ujian tahun ini. Semoga pelangi kehidupan akan datang di hari-hari selanjutnya. Itu yang selalu aku doakan.
Aku kini berada pada tahap belajar menerima kenyataan. Menerima kenyataan saat bangun pagi dan tidak ada Azka di perutku lagi. Hampa rasanya. Berkali menangis dan hampir tidak kuat. Aku tak sekuat yang orang bayangkan. Tapi sampai kapan? Toh tak akan menghidupkan Azka lagi. Justru akan membebaninya. Justru akan membuat aku semakin terpuruk dalam lubang kesedihan.
Aku tahu Azka pasti berharap aku jadi ibu yang kuat. Jadi ibu yang tegar. Jadi ibu yang tabah. Azka bukan ujian. Dia tabungan surgaku, surga kami.
Azka, sudah ketemu uyut disana?
Ibu sayang Azka :*