Icip-Icip Sate Winong Pak Mustofa untuk Pertama Kalinya

Icip-Icip Sate Winong Pak Mustofa untuk Pertama Kalinya

Motor yang saya dan suami naiki berbelok ke sebuah tempat dengan lahan parkir yang cukup luas. Kami memilih tempat yang teduh di bawah besarnya pohon untuk menempatkan motor siang itu. Saya kemudian melihat sekilas jam di ponsel, baru sekitar jam 11.00 namun tempat ini sudah lumayan ramai. Beberapa mobil dan motor terparkir di halaman depan warung. Saya pun mengernyitkan dahi, ternyata tempat yang letaknya bukan di jalan perkotaan ini dikunjungi cukup banyak orang meski belum masuk jam makan siang.

Ini adalah sekelumit kesan yang saya tangkap dari Sate Winong Pak Mustofa. Sate winong ini konon yang paling terkenal dan legendaris di Purworejo. Jangan bayangkan letaknya berada di jalan provinsi atau pusat kota, letak warung sate ini berada di jalan desa tepatnya di Desa Winong, Kecamatan Kemiri. Namun jangan remehkan ketenarannya karena banyak orang yang sudah jadi langganan wara-wiri di warung sate ini.

saya kurang paham ini sebenarnya di Kecamatan Kemiri atau Gebang, soalnya di kantor kelurahannya ditulis Kecamatan Kemiri

Saya sempat heran kok bisa warung yang letaknya di jalan desa yang lumayan sepi bisa sangat terkenal dan laris. Ternyata oh ternyata, saya sudah menemukan jawabannya yang nanti saya jabarkan di bawah. Bukan sembarangan menduga saya berprasangka seperti itu. Pasalnya di wilayah Purworejo itu memang gampang-gampang susah membuka usaha. Yang lokasinya di tengah kota atau keramaian pun belum tentu laris manis jika rasa dan kualitas nggak benar-benar bisa bersaing. Nyatanya, warung Sate Winong Pak Mustofa ini justru bisa bertahan di tempat yang tak begitu ramai.

Pertama Kali Icip-Icip Sate Winong Pak Mustofa

Jujur, ini adalah kali pertama saya icip-icip Sate Winong Pak Mustofa. Sedikit telat memang di saat teman-teman saya yang lain sudah berkali-kali ke tempat ini. Duh, padahal saya sudah puluhan tahun tinggal di Purworejo tapi kok ya telat icip-icip. Wes nggak apa-apa lah ya, yang penting sekarang kan akhirnya bisa icip-icip juga walaupun telat banget.

Untuk menuju ke Sate Winong Pak Mustofa, ada banyak rute yang bisa dilewati di antaranya dari Kutoarjo atau Kecamatan Bayan. Karena rumah saya di Kutoarjo, jadi saya memilih lewat jalur Kutoarjo dan butuh waktu sekitar 15-20 menit saja untuk sampai ke tujuan. Dari Alun-Alun Kutoarjo, saya tinggal menuju ke arah Gunung Tugel lalu lurus saja mengikuti jalan melewati Desa Kemadu dan berbelok kanan ketika sampai di Pasar Desa Wirun. Dari Pasar Desa Wirun, saya tinggal lurus terus sampai Desa Winong. Letak Sate Winong Pak Mustofa ini ada di kanan jalan setelah jembatan. Tempatnya lumayan besar dan pas banget di pinggir jalan raya jadi nggak begitu susah untuk dicari.

Baca Juga:   Pengalaman Terjebak di Kumpulan Tas Bernilai Ratusan Juta

Dulu, dulu banget pas saya masih SD atau SMP, bapak dan ibu saya sering beli sate atau gulai khas Winong. Namun, bukan di Warung Pak Mustofa melainkan di tukang Sate Winong pikulan yang sering ada di pasar atau jalanan Kutoarjo. Dulu tukang Sate Winong dengan pikulan kuali sebagai wadah gulainya masih banyak berseliweran di Kutoarjo dan sekitarnya, tapi entah kenapa sekarang saya jarang lihat. Sudah punah mungkin ya?

Sate Winong ini sebenarnya adalah sate kambing yang berasal dari daerah Winong, Purworejo. Makanya disebut Sate Winong. Selain sate, biasanya penjual menyediakan gulai juga sebagai alternatif bagi mereka yang nggak doyan sate atau yang pengen makanan berkuah.

penampakan seporsi Sate Winong

Trus apa yang khas dari Sate Winong ini? Sebenarnya satenya sendiri nggak ada bedanya dengan sate-sate kambing lainnya, hanya saja memang kambing yang digunakan adalah kambing muda. Yang khas justru terletak pada bumbu kecapnya. Bumbu kecap yang dipakai sejatinya berasal dari gula merah, bukan merupakan kecap industri yang berasal dari fermentasi kedelai. Setiap penjual meracik bumbunya sendiri. Nah, di Desa Winong ada sekitar 10 penjual Sate Winong. Untuk menentukan enak dan tidaknya sate sampai di lidah, biasanya dari bumbu kecap yang dihidangkan masing-masing penjual satenya.

Balik lagi ke Sate Winong Pak Mustofa. Tempat makan di Sate Winong Pak Mustofa ini lumayan besar, bisa untuk puluhan orang. Pengunjung bisa memilih mau makan di tempat lesehan atau mau duduk di kursi biasa. Tempat parkirnya pun luas, cukup untuk parkir sekitar lebih dari 5 mobil. Sementara untuk memesan menu makanan kita tinggal bilang saja pada pegawai yang ada di sana. Nggak lama dari kita pesan, makanan pun terhidang di atas meja.

Baca Juga:   Susah Liburan Keluar Jakarta? Coba Nikmati Aja Pertunjukan yang Satu Ini!

Enakan Sate atau Gulai Winong?

Siang itu, suami saya memesan sate kambing dengan isian daging semua sementara saya pesan gulai kambing biar menu makan siang itu bervariasi. Selain daging, kita bisa request hati atau yang sedikit ada lemak/gajihnya di sate. Namun, karena baru pertama kali makan ke Pak Mustofa kami pun prefer pesan daging semuanya. Kami siang itu memesan 1 porsi sate, gulai, 2 piring nasi, dan 2 gelas es jeruk.

Tak berapa lama, pesanan kami pun datang. Yang khas dari Sate Winong Pak Mustofa (dan juga Sate Winong lainnya) adalah sate yang dihidangkan di piring pada pengunjung sudah dipereteli dari tusukannya. Jadi kita tinggal makan tanpa perlu tarik-tarikan daging dan tusukan #takutsusukberjatuhan #LOL. Sate yang dihidangkan ditemani oleh irisan mentimun, bawang merah, dan daun jeruk, yummmyyyy.

Sementara gulainya nggak kalah fenomenal. Sepiring mentung alias sepiring penuh gulai dengan kuahnya yang masih panas terhidang di atas piring siang itu. Gulai di sini berisi jeroan kambing plus tulang-tulangan. Buat kamu yang suka menggerogoti tulang, cocok banget pesan gulai. Sementara buat kami yang biasa clean eating, pikir dua kali ya kalau mau menikmati kenikmatan dunia ini.

Pesanan belum komplit ketika bumbu kecap yang istimewa belum datang. Bumbu kecap datang paling terakhir dan terhidang di 1 piring sendiri dengan irisan cabai di dalamnya. Nggak sabar, saya pun mencoba terlebih dahulu sate pesanan suami saya. Sate Winong yang belum dicelupkan ke bumbu kecap ini sejatinya juga sudah dibaluri oleh bumbu kecapnya saat dibakar. Nggak heran kalau bumbunya begitu meresap dan dagingnya pun empuk. Sementara itu, saya juga mencoba gulai pesanan saya. Diawali dengan kuah gulainya yang ringan dan segar lalu berlanjut ke isiannya yang juga nggak alot atau liat. Sekilas ada aroma segar daun jeruk di kuah gulai ini.

Baca Juga:   Pengalaman Pertama Orang Jawa Tengah ke Semarang
piring di kiri bawah adalah bumbu kecap satenya, sekilas seperti bumbu rujak iris ya?

Saya pun akhirnya menikmati gulai yang jadi pesanan saya. Iseng-iseng saya campurkan bumbu kecap ke dalam kuah gulai dan ternyata paduannya justru lebih pas di lidah saya, manis dan gurih. Akhirnya saya pun ketagihan makan gulai dengan campuran sambal kecapnya. Sementara untuk satenya, memang sudah ‘pasangannya’ dengan bumbu kecap tersebut. Rasanya nggak giung (terlalu manis) dan pas di lidah saya.

Buat yang suka makan harus dengan kuah (bukan garingan), saya sarankan pesan gulainya. Namun, jangan lupa juga untuk mencicipi menu satenya yang memang jadi ciri khas warung Pak Mustofa ini. Kalau mau tanya pasnya enakan pesan sate atau gulai, saya akan jawab dua-duanya. Karena saya menemukan formula khusus makan yang enak di Sate Winong Pak Mustofa ini yaitu makan sate dengan nasi yang dicampur kuah gulai dan bumbu kecapnya. Alamaakk, itu ciamik banget. Nggak bakal bikin seret karena nasi sudah dicampur kuah gulai.

Satu porsi sate atau gulai Winong sudah cukup bikin begah banget banget perut kami. Siang itu kami kekenyangan setelah menghabiskan seporsi sate dan gulai kambing Pak Mustofa plus es jeruk. Kalau ditanya pengen nggak balik lagi icip-icip menu di Warung Pak Mustofa ini, pengen dan mau banget. Kesan pertama saya makan di Sate Winong Pak Mustofa pun begitu bermakna. Pulang kampung selanjutnya, tempat ini akan masuk list salah satu tempat yang akan dikunjungi kala pulang kampung.

Oh ya, saya lupa banget minta rincian harga per itemnya. Namun, 1 porsi sate/gulai beserta nasi dan es jeruk hanya Rp 40.000. Kami pun cuma habis Rp 80.000. Nanti kalau pulang kampung dan ke Pak Mustofa lagi, saya tanyakan rincian harganya ya sambil update juga siapa tahu ada kenaikan atau penurunan harga (ini mah modus memang pengen kesana lagi, hahaha).

Sate Winong Pak Mustofa
Desa Winong, Kecamatan Kemiri, Purworejo
0852-9284-1283

Yang masih penasaran sama petualangan saya dan suami saat icip-icip Sate Winong Pak Mustofa, bisa lihat video ala-ala di bawah ini ya:

14 Comments
Previous Post
Next Post
Ayomakan Fast, Feast, Festive 2023
Rekomendasi

Jelajahi Kuliner Bersama AyoMakan Fast, Feast, Festive 2023