Cerita Program Hamil Ketiga: Tip Mempersiapkan Keuangan untuk Program Hamil

Cerita Program Hamil Ketiga: Tip Mempersiapkan Keuangan untuk Program Hamil

“Kalau mau program hamil, mendingan lo nabung dulu sampai lumayan banyak habis itu baru program hamil sekalian di dokter yang bagus,”ujar seorang teman saat menceritakan kisah saudaranya yang juga ingin ikut program hamil (promil).

Bukan tanpa sebab teman saya ngomong begitu. Teman saya, sebut saja Bunga, bukan asal jeplak ngomong seperti itu. Pasalnya, Bunga ini juga ‘produk’ ibu hamil yang sukses berkat promil di dokter. Dokter yang menangani pun yang sudah mumpuni menangani masalah kesuburan. Hanya saja memang butuh dana yang nggak sedikit untuk promil di dokter tersebut.

Beda lagi dengan teman saya yang lain. Teman saya seorang laki-laki, sebut saja Koko, pernah curhat pada saya tentang berapa biaya yang ia keluarkan untuk program hamil. Koko yang memiliki anak setelah 4 tahun pernikahan mengaku banyak keluar uang buat program hamil lantaran sering pindah-pindah dokter dan metode program hamil namun nggak sampai tuntas. Alhasil, setelah dihitung-hitung keluarnya malah jadi banyak. Untungnya, di promil yang terakhir ia istiqamah di 1 dokter hingga akhirnya sang istri berhasil hamil dan melahirkan anak dengan sehat selamat.

Dua kisah ini merupakan sedikit kisah dari perjalanan promil teman-teman saya. Masih banyak cerita dan keluh-kesah mereka menjalani promil. Kisah yang nggak luput tentunya masalah keuangan atau dana untuk promil karena promil itu rata-rata mahal biayanya. Maka nggak heran kalau sering banget saya dengar orang-orang istirahat dulu dari aktivitas promil lantaran berat di biaya.

“Istirahat dulu lah ya, kemarin baru habis-habisan buat bayi tabung tapi belum berhasil. Sekarang ngumpulin uang dulu lagi deh.”

“Sekarang aku pilih ikhtiar alami aja deh, soalnya udah 3 kali insem gagal mulu. Lumayan juga biayanya.”

“Kemarin udah sampai tahap HSG, cek-cek, dan konsul. Tapi pas dikasih tahu harus tindakan suntik, sekalinya suntik sejutaan lebih nyerah deh.”

Itulah kurang lebih kalimat-kalimat yang pernah saya dengar tentang keluh-kesah masalah keuangan saat program hamil. Kalau sudah begini, saya patut bersyukur karena saya dan suami masih bisa berdiri tegar membayar semua bill promil yang kalau ditotal jenderal mungkin sudah bisa buat bayar mobil bekas. Apalagi belum ada satu pun asuransi yang meng-cover biaya program hamil di Indonesia. Jadi memang kesiapan dana dan kondisi finansial menjelang dan saat promil benar-benar dibutuhkan.

Baca Juga:   Cerita Kehamilan Ketiga: Terserang Flu dan Bakteri

Tapi maaf sekali ya sebelumnya, saya bukan bermaksud pamer di postingan ini hanya saja ingin sedikit bersyukur karena masih diberi kecukupan rezeki. Buat perempuan lain yang sudah punya anak, syukur kalian harus lebih-lebih dari saya ya karena bisa punya anak dengan proses yang mudah.

Saya pun rasanya amazing masih bisa bertahan di sisi keuangan promil hingga saat ini. Soalnya pas tadi ngecek struk-struk pembayaran dan dihitung-hitung ternyata amazing juga biayanya. Makanya kadang suka nggak tega kalau ada teman yang tanya buat promil kayak saya harus sedia berapa uangnya. Menurut saya, biaya promil per orang pastinya berbeda tergantung masalah/penyebab ketidaksuburannya dan juga nasib. Namun, ada beberapa pakem yang bisa saya berikan sebelum di antara kalian memulai program hamil.

1. Tetapkan Tujuan

Sebelum memulai promil, kita harus menetapkan bahwa tujuan yang akan kita capai adalah menuju program hamil. Oleh karena itu, budget atau keuangan akan benar-benar dialokasikan untuk tujuan tersebut. Jadi jika suatu saat ada sesuatu yang sekiranya ‘menggoda’ atau mengganggu program hamil, yang perlu kita ingat adalah tujuan awal kita yaitu promil. Misalnya: godaan buat traveling, belanja, atau berhedon ria di tengah-tengah proses promil atau menabung mungkin amat besar, kalau sudah begitu ingatlah lagi tujuan awal kita.

(Baca juga: Cerita Program Hamil Ketiga: Hallo, Prof Jacoeb)

Lhoo kok kamu bisa jalan-jalan terus pas masih program hamil? Kalau ada yang bertanya begitu, alhamdulillah karena secara nggak langsung mengingatkan saya buat bersyukur. Pasalnya dari semua kegiatan saya jalan-jalan di tahun 2017 lalu, hampir semua disponsori baik itu sebagian atau seluruhnya. Ada yang hanya dibayari penginapan, tiket pesawat, makanan, bahkan ada yang tinggal bawa badan dan koper. Jadi jalan-jalan saya tahun lalu tidak ada yang full pakai budget sendiri. Karena ketika mau jalan-jalan yang full budget, saya pun jadi ingat lagi tujuan awal saya yaitu program hamil.

2. Maunya Promil Cara Apa?

Pakai cara apa saat promil menentukan berapa banyak budget atau uang yang akan kamu keluarkan untuk program hamil. Misalnya, apakah kamu mau menggunakan full medis, pengobatan alternatif, pijat, herbal, hidup sehat (olahraga dan food combining, misalnya), atau kombinasi dari beberapa metode. Itu semua akan memengaruhi budget yang disiapkan.

Baca Juga:   Imunisasi Leukosit Suami (ILS): Penjelasan, Proses, dan Manfaatnya dalam Mengatasi Infertilitas

IMHO, sejauh ini budget yang paling besar dikeluarkan kalau kamu memakai pengobatan medis. Udah nggak diragukan lagi kalau mau menggunakan metode yang ini harus punya simpanan uang yang cukup buat biaya dokter, cek lab, cek ini itu, obat, hingga tindakan. Kalau ada yang bertanya berapa pastinya budget yang harus disiapkan, saya juga nggak bisa mematok angka pastinya. Namun kalau mau merujuk standarnya kayak di Jakarta dengan memakai jasa SpOG konsultan fertilitas, bisa kira-kira persiapkan dana 10-20 juta terlebih dahulu. Ini tidak termasuk biaya kalau mau inseminasi atau bayi tabung ya. Nah, kalau yang promilnya di luar negeri pasti juga lain lagi biayanya.

3. Menabung dan persiapkan pos dana promil

Kalau sudah tahu tujuan dan mau promil pakai cara apa, langkah selanjutnya ya udah pasti kumpulkan uang dengan cara menabung. Kenapa menabung? Karena ini cara yang paling efektif. Kan nggak mungkin juga pakai investasi yang baru bisa dirasa keuntungannya lebih dari 10 tahun kemudian karena program hamil (khususnya pada perempuan) harus berkejaran dengan usia.

(Baca juga: Pernah Tertipu Investasi Bodong? Kenali Dulu Segala Hal tentang Investasi Berikut Ini!)

Selain menabung, syukur-syukur kita atau suami bisa punya penghasilan tambahan dari pekerjaan sampingan. Nah, biar nggak kecampur sama uang sehari-hari biasanya saya pisahkan di rekening yang khusus buat pembiayaan program hamil. Yah kayak semacam kalau ibu-ibu yang sudah punya anak menyiapkan tabungan dana pendidikan buat sekolah. Bedanya ini disiapkan buat program hamil.

4. Pilihlah yang terbaik

Apapun metode program hamil yang ditempuh, saya sarankan pilihlah yang terbaik. Kalau pakai pengobatan medis ya pilihlah dokter atau klinik yang memang sudah terkenal buat promil, kalau mau pakai pengobatan alternatif ya carilah praktisi yang memang sudah dikenal jago menangani masalah promil, kalau mau pakai obat-obatan herbal atau alami ya carilah yang kualitasnya paling bagus, begitu seterusnya.

(Baca juga: Berbagai Pertimbangan Sebelum Memilih Dokter Kandungan)

Walaupun masalah hamil atau tidak ada pada rezeki di tangan Yang Kuasa, tapi nggak ada salahnya langsung berikan penanganan yang terbaik yang mungkin saja prosentasenya lebih besar daripada yang kualitasnya belum teruji. Selain bisa menghemat uang (karena prosentase keberhasilannya mungkin lebih besar), ikhtiar mencari yang terbaik ini juga bisa menghemat waktu promil.

Baca Juga:   Cerita Program Hamil Ketiga: Mengatur Jadwal Traveling Saat Program Hamil

5. Sering-seringlah browsing

Untuk tahu pasti harga-harga konsultasi, cek lab, obat-obatan, dan lain sebagainya alangkah baiknya kalau kita sering-sering browsing di Mbah Google. Sekarang ini sudah banyak sekali orang yang mereview dan menulis pengalaman program hamilnya baik itu di blog atau forum-forum yang membahas masalah perempuan. Di sana biasanya ditulis harga-harga yang dipaparkan. Seperti halnya di postingan-postingan saya sebelumnya. Harga-harga ini bukan bermaksud untuk dipamerkan melainkan untuk memberikan tambahan informasi bagi para pembaca.

(Baca juga: Cerita Program Hamil Ketiga: Baca Hasil Lab dan Panen Obat)

Dengan browsing ini otomatis kita jadi lebih tahu dan mengira berapa dana awal yang dibutuhkan untuk program hamil. Pasalnya, banyak tindakan program hamil yang berkelanjutan dan apabila terhenti harus mengulang kembali dari awal. Sayang banget kan kalau sudah sampai pertengahan lalu berhenti gara-gara habis dana. Oleh karena itu lebih baik memang mempersiapkannya dengan matang dari awal.

6. Fokus

Kalau sudah menjalani satu metode dengan satu pihak yang dipercaya, fokuslah sampai usaha tersebut menemukan titik terang. Misalnya kalau sudah periksa dengan dokter A, jalani dan ikuti terus prosesnya. Jangan malah gonta-ganti dokter dalam waktu yang singkat karena nggak percaya atau pengen hasil yang instan. Alhasil malah sayang uang dan nggak ada yang sampai benar-benar tuntas.

Atau kasus lain adalah pindah-pindah metode. Misal: awalnya pakai pengobatan medis, baru juga dijalani prosesnya di awal ganti lagi jadi ke pengobatan alternatif dan yang medis ditinggalkan. Lalu pas pengobatan alternatif baru sebentar, udah keburu pindah lagi pakai herbal tapi pengobatan alternatifnya nggak tuntas. Kan sayang banget buang uang. Menurut saya, jalani dulu prosesnya hingga tahapan lanjut. Kalau belum ada hasil atau progress sama sekali baru coba cara lain. Berilah tenggat waktu sampai manakah titik dimana bisa ‘pindah ke lain hati’.

Kalau sudah begini, yuk yang mau promil mulai mengumpulkan dana dan semangat biar ikhtiarnya istiqamah. Kalau memang sudah berniat baik, insyaallah akan dimudahkan.

Selain 6 cara di atas, adakah yang mau menambahkan tip lainnya? Tulis aja di kolom komentar ya.

 

14 Comments
Previous Post
Next Post
Ayomakan Fast, Feast, Festive 2023
Rekomendasi

Jelajahi Kuliner Bersama AyoMakan Fast, Feast, Festive 2023