Jika mudik di Lebaran-Lebaran sebelumnya saya (masih) selalu berdua sama suami, maka Lebaran kali ini berbeda. Sudah ada Aqsa yang jadi ´bintang´ di Lebaran kali ini. Apalagi sebagai cucu pertama dan (masih) satu-satunya dari pihak keluarga saya dan suami, Aqsa otomatis jadi rebutan. Nginep di rumah mbah dikangenin nenek, nginep di rumah nenek dikangenin mbah. Emak bapaknya terlupakan, hahaha.
Tapi di balik kegembiraan datangnya Aqsa sebagai cucu pertama dan satu-satunya, ada emaknya alias saya yang suka repot sendiri. Mudik bersama bayi itu challenging banget. Kalau nggak pintar-pintar malah bisa repot sendiri. Dari bebawaan, menjaga mood bayi, menjaga kesehatannya, menjaga jadwal makannya, dan masih banyak lagi. Ya mau gimana lagi buat kami yang perantau mudik itu hukumnya wajib kecuali alasan kesehatan dan cuti kantor karena di momen inilah semua sanak keluarga pada berkumpul.
Saya boleh jadi ´lulus´ dari ujian mudik naik kereta api berdua saja dengan Aqsa. Buat saya yang di pulang kampung sebelumnya trauma Aqsa ngamuk di kereta, berhasil mudik dengan tenteram dan damai sampai tujuan itu prestasi banget. Namun, tantangan yang sebenarnya justru terjadi setelah itu.
Aqsa ternyata kayak mengalami separation anxiety atau stranger anxiety. Dia nggak mau digendong sama selain saya, walaupun itu sama kakek-nenek atau mbah kung-mbah uti-nya. Pokoknya harus saya dan nempel saya atau dia akan nangis meraung-raung. Ampun dijeh, saya nggak bisa gerak sedikit pun kecuali Aqsa terlelap tidur. Bahkan buat wudhu dan salat aja susah. Saking seringnya Aqsa nangis dia sampai hilang suara. Keadaan ini sedikit teratasi ketika ayahnya menyusul mudik, 3 hari kemudian.
Memperkenalkan Aqsa pada Lebaran dan Kampung Halaman
Mudik Lebaran kali ini berarti sekaligus memperkenalkan Aqsa pada Lebaran dan kampung halaman. Saya yakin kalau sebenarnya Aqsa juga belum tahu dan mengerti tentang Lebaran ini. Tetapi dengan membawanya mudik juga bisa memperkenalkan lagi Aqsa dengan saudara-saudaranya. Selain itu juga bisa mengobati kekangenan mbah kung-mbah uti dan kakek-neneknya.
Momen Lebaran kali ini juga jadi ajang memperkenalkan Aqsa pada banyak saudara. Dia bertemu sama saudara-saudaranya yang jarang dia temui kala pulang kampung bukan Lebaran. Selain itu, ibunya alias saya juga mendapatkan asupan banyak makanan alias makan melulu. Senang deh!
Lebaran kali ini juga jadi ajang memperkenalkan Aqsa sama kampung halaman dan pedesaan. Ini memang bukan kali pertama Aqsa pulang kampung tapi mudik kali ini kami berdua bisa punya quality time lebih lama dengan ayahnya dibandingkan dengan pulang kampung sebelumnya yang dipenuhi banyak jadwal dan acara saat ayahnya juga ikutan pulang. Jadi saya bisa membawanya jalan-jalan. Apalagi sekarang Aqsa sudah tahu kalau dibawa jalan-jalan. Kalau pas masih bayi dulu kan bobok melulu.
Saya bawa dan perkenalkan Aqsa dengan suasana-suasana pedesaan. Pada segarnya udara pagi di tengah sawah. Pada indahnya matahari terbit dan tenggelam. Pada hewan-hewan yang tidak bisa ditemui di Jakarta atau kalaupun bisa ditemui harus membayar mahal di farm-farm. Pada dinginnya kabut pagi dan suasana bersahaja di sebuah kota kecil. Bahkan sampai pada sekolah saya dan ayahnya zaman dulu.
Saya juga bawa Aqsa lihat takbir keliling. Mengajak Aqsa melihat pawai obor dan atraksinya. Membawa Aqsa ke masjid dan merasakan suasana Salat Id. Membawa Aqsa silaturahmi ala kampung di balai desa. Pokoknya, senang bisa bawa Aqsa melihat itu semua. Mungkin semuanya nggak akan diingat sepenuhnya, tapi saya yakin pengalaman ini tersimpan dalam memorinya.
Mudik Simpel bersama Bayi
Mudik Lebaran kemarin memang saya pengennya simpel. Saya bawa baju secukupnya, nggak bawa stroller, bawa kursi makan angin yang bisa dikempiskan, bawa laptop yang ukurannya kecil, bahkan nggak bawa oleh-oleh apa-apa dari Jakarta karena memang hanya sekitar 3 mingguan di kampung. Berbeda dengan pulang kampung yang pertama dimana saya bawa stroller, oleh-oleh, baju ganti yang banyak karena memang 1,5 bulan lamanya di kampung.
Untungnya saya dapat suami yang masih satu daerah. Jarak rumah orangtua saya dan suami hanya sekitar 6 km. Jadi kami bisa bolak-balik dalam sehari dan nggak pusing bagi waktu buat berapa hari di rumah orang tua dan berapa hari di tempat mertua saya. Hanya saja kalau bolak-balik nginep sama bayi bawaannya repot banget. Segala dibawa dari popok, peralatan mandi, peralatan makan, sampai kursi makannya.
Sebagai solusi biar nggak heboh kayak pindahan rumah tiap kali pindah menginap, saya jadi beli dan stok banyak barang untuk 2 tempat. Bak mandi Aqsa ada 2 di tempat nenek dan juga mbah. Pun dengan alat makan, popok, bahan-bahan MPASI, deterjen, sampai dengan peralatan mandi.
Biasanya saya beli 1 ukuran besar perlengkapan Aqsa lalu saya bagi 2 dengan botol dan ditempatkan satu di tempat mbah, satunya di rumah nenek. Untuk sabun, saya beli yang pouch isi ulang besar dan dibagi 2. Begitu pun dengan deterjen dan juga sabun pencuci peralatan makannya.
Sayangnya, cara bagi 2 peralatan itu ternyata nggak sepenuhnya efektif. Di tempat saya, sabun mandi, sabun cuci piring, dan deterjen Aqsa ditempatkan di botol yang biasanya buat wadah kecap sama ibu saya. Sementara di tempat mbahnya, saya tempatkan di botol-botol kecil bekas wadah air zam-zam.
Masalahnya justru terjadi setelahnya. Botol-botol cairan yang ada di rumah saya memang diberi nama satu persatu dengan kertas label tempel. Tapi begitu kertas-kertas itu terlepas, alamak saya nggak bisa membedakan mana deterjen, sabun mandi, atau sabun cuci piring karena ketiganya hampir sama yaitu cairan kental yang berwarna agak bening. Sementara di tempat mbah, botol-botol air zam-zam berisi ´peralatan perang´ itu malah hilang semua. Jadinya saya harus beli lagi semuanya. Masalahnya adalah, jarak dari rumah mertua saya ke minimarket itu jauh banget dan transportasinya susah selain kendaraan pribadi, hiks.
Belajar dari peristiwa itu, pas mudik saya mending memilih pakai produk-produk yang punya kemasan ringkas. Buat saya ini jauh lebih efektif daripada strategi saya sebelumnya. Beruntung, kini ada Sleek Travel Kit yang memudahkan perjalanan traveling saya. Suka deh!
Sleek memang jadi produk yang biasa saya pakai untuk peralatan-peralatan Aqsa. Selain harganya terjangkau, produknya juga paling mudah didapat apalagi di kampung halaman saya Kutoarjo. Sleek bisa didapat di minimarket-minimarket dan seingat saya cuma Sleek produk bayi yang tersedia. Hanya saja, di minimarket-minimarket di Kutoarjo nggak menjual Sleek Travel Kit ini. Jadi memang ya harus saya bawa sendiri. Tak apa, toh ternyata kemasannya simpel dan nggak makan tempat kok.
Sleek Baby Travel Kit ini merupakan produk-produk Sleek dengan kemasan yang lebih praktis dan cocok dibawa untuk traveling. Sleek Baby Travel Kit nggak makan tempat, bisa dimasukkan di dalam tas. Ada 4 varian produk yang saya bawa untuk mudik kali ini yaitu Sleek Baby Bottle Nipple and Accessories Cleanser, Sleek Baby Natural Antibacterial 2 in 1 Hair and Body Liquid Wash, Sleek Baby Laundry Travel Wash, dan Sleek Antibacterial Diaper Cream.
Sleek Baby Bottle, Nipple, and Accessories Cleanser adalah sabun pencuci botol, dot, dan perlengkapan bayi. Pada kemasan travel, Sleek Baby Bottle, Nipple, and Accessories Cleanser bervolume 150 ml. Sama halnya dengan produk Sleek yang biasa, Sleek Baby Bottle, Nipple, and Accessories Cleanser kemasan travel ini juga aman untuk bayi karena formulanya yang food grade. Produk ini juga dilengkapi dengan Stain Removal Formula yang berguna untuk menghilangkan sisa kemak susu yang tertinggal. Selain itu Sleek Baby Bottle, Nipple, and Accessories Cleanser paraben free dan dermatologically tested sehingga aman untuk bayi. Sleek Baby Bottle, Nipple, and Accessories Cleanser travel kit dikemas dalam botol plastik dengan tutup fliptop seperti tutup sabun cuci piring yang biasa dipakai dalam rumah tangga. Buat saya kemasan yang ini praktis banget apalagi tutup fliptopnya bisa mencegah cairan tumpah saat digunakan.
Kemasan travel lain dari Sleek Baby adalah Sleek Baby Laundry Travel Wash with Lime Extract yaitu konsentrat pembersih pakaian bayi dengan kandungan ekstrak jeruk nipis. Deterjen bayi ini terbuat dari Natural Plant Extract sehingga aman untuk kulit bayi walaupun itu bayi baru lahir yang kulitnya masih sensitif. Produk yang satu ini juga diklaim antibakteri dan antijamur karena sudah lolos Microbiological Tested. Sleek Baby Laundry Travel Wash with Lime Extract dikemas dalam bentuk tube berisi 100 ml. Dibandingkan dengan Sleek deterjen khusus bayi yang biasa saya pakai, tekstur cairannya yang ini lebih kental. Awalnya saya sangsi kok jadi kayak salep bentuknya, ternyata pas buat mencuci sama aja kok sama yang biasa saya pakai.
Produk lainnya yang saya bawa untuk traveling adalah Sleek Baby Natural Antibacterial 2 in 1 Hair and Body Liquid Wash yaitu cairan yang bisa berfungsi sebagai sabun sekaligus sampo untuk si kecil. Dikemas dalam botol plastik bertutup flip dan bervolume 120 ml, Sleek Baby Natural Antibacterial 2 in 1 Hair and Body Liquid Wash travel kit mengandung jojoba, green tea, dan lavender. Selain berfungsi untuk membunuh bakteri, Sleek Baby Natural Antibacterial 2 in 1 Hair and Body Liquid Wash juga lembut di kulit dan mata serta telah lulus uji dermatologi. Saya suka banget kemasan ini, jadi nggak ada lagi deh cerita Aqsa mandi pakai dikucurin sabun dari botol kecap. Berasa dia bakso saya tuh pas mandiin Aqsa, hahaha.
Produk Sleek terakhir yang memiliki kemasan travel kit adalah Sleek Antibacterial Diaper Cream yaitu krim khusus yang berfungsi untuk mencegah dan mengatasi iritasi di daerah popok. Sleek Antibacterial Diaper Cream travel kit dikemas dalam bentuk tube berisi 80 ml. Di dalam krim ini terkandung shea butter, ekstrak alpukat, dan argan oil sebagai pelembab natural yang menjadikan kulit bayi tetap halus dan lembut.
Selain itu, formulanya juga aman untuk kulit bayi baru lahir dengan pH 5,5, dermatologically tested, clinically tested, dan hypoallergenic. Selain itu di dalamnya juga terkandung ekstrak daun zaitun sebagai natural antibacterial untuk menjaga kulit dari bakteri penyebab iritasi dan ekstrak chamomile serta bunga matahari sebagai anti iritasi natural yang aktif mengurangi ruam. Krim ini harus banget saya bawa karena Aqsa nggak terlalu cocok memakai popok terlalu lama. Kebiasaan sehari-harinya memang setengah hari memakai popok, setengah hari tidak. Makanya ketika pulang kampung dan sering diajak bepergian sama keluarga mengharuskannya memakai popok sepanjang hari. Akibatnya, punggung di bagian bawah yang tertutup popok menjadi beruntusan. Untunglah ada Sleek Antibacterial Diaper Cream ini.
Itu dia 4 ´senjata´ saya buat mudik kemarin. Bawa 4 ´senjata´ itu saja kadang masih dinyinyirin ribet banget, kenapa nggak pakai produk orang dewasa aja sekalian. No! Buat saya, anak saya harus dapat yang terbaik. Karena dia bayi ya dia berhak memakai produk-produk bayi. Toh, saya pun sanggup memberikannya. Karena buat saya 1000 hari pertamanya adalah 1000 hari yang berarti baginya, 1000 hari perlindungan yang akan saya berikan padanya.
Buat yang pengen liburan, pulang kampung, atau traveling membawa bayi dan antiribet, mendingan cobain Sleek Baby Travel Kit deh. Mudah dan praktis, semua bisa dimasukkan dalam satu pouch. Harga Sleek Baby Travel Kit ini juga terjangkau kok. Kalau mau lihat lengkap harga Sleek Baby Travel Kit dan produk-produk Sleek lainnya bisa langsung ke Kino Official Store-nya di Lazada atau bisa juga kepoin media sosialnya Sleek Baby untuk mendapatkan info-info produknya.
Facebook: https://id-id.facebook.com/SleekJugaSayangAnak/
Instagram: https://www.instagram.com/sleekbaby_id/