Setelah menjalani 3 kali kehamilan, saya mengalami pengalaman yang berbeda di ketiganya. Ada yang jadi suka makan pedas, ada yang suka banget minum dingin, sampai suka makanan yang berkuah. Ada perbedaan, begitu juga ada persamaannya di 3 kehamilan itu yaitu mengalami mual muntah walaupun frekuensi dan keparahannya berbeda.
Mual muntah di setiap kehamilan yang saya alami memang wajar sih, selayaknya orang hamil ya memang mengalami hal-hal tersebut. Namun karena ada kalanya mual muntah itu bikin capek banget atau malah bikin sedih karena makanan yang sudah susah payah saya makan keluar lagi. Oleh karena itu, daripada sedih atau malah capek, saya kadang memilih menghindari pencetusnya. Dan salah satu penyebab saya mual muntah adalah sikat gigi.
Dari hamil pertama hingga ketiga, setiap menyikat gigi selalu mual dan nggak jarang berakhir dengan memuntahkan seluruh isi perut. Nggak heran sih kalau kayak gitu, karena di kondisi biasa alias nggak hamil saat menyikat gigi pun saya lumrah banget kalau sikat gigi trus muntah. Apalagi ini pas hamil, huhu. Akhirnya karena takut dan trauma muntah terus saya pun mengurangi frekuensi menyikat gigi. Yang biasanya sikat gigi hingga 3 kali sehari jadi cuma sehari sekali aja itu pun pas mau tidur.
Sungguh, kebiasaan ini jelek sekali. Saya sangat sadar itu. Bahkan kebiasaan ini diteruskan hingga sekarang karena saking takutnya muntah. Karena kalau pas sikat gigi, saya bisa keluar cairan bukan hanya lewat mulut tetapi juga hidung serta keluar air mata. Makanya, semengerikan itu jadinya sikat gigi buat saya.
Saya sadar kebiasaan malas menyikat gigi ini buruk bahkan bisa berakibat pada kehamilan. Ditambah lagi saat hamil pun saya ada masalah dengan gigi dan mengakibatkan kontraksi dini. Duh pokoknya complicated banget deh masalah pergigian ini. Setelah melahirkan hingga kini bayi saya usia 9 bulan, perlahan saya mulai perbaiki kebiasaan buruk ini. Saya nggak mau anak saya mencontoh perilaku ibunya kelak yang malas menyikat gigi dan berakibat buruk buat kesehatan giginya.
Ya begitulah cerita jujur mama ala saya saat hamil dengan momoknya saat menyikat gigi. Iya, sebegitunya memang sepak terjang kehamilan. Berat tapi ya dijalani saja. Berat tapi ya bahkan banyak perempuan yang menginginkan momen ini, termasuk saya yang rela menunggu hingga 5 tahun.
Talkshow Cerita Jujur Mama: Mom Empowering Mom
Memiliki anak memang didambakan hampir setiap perempuan yang sudah menikah. Proses hamil dan melahirkan sudah jadi kodratnya tentu saja. Proses yang digadang-gadang sebagai fase penting bagi seorang perempuan ini nyatanya tak seindah yang sering digambarkan orang-orang di instagram.
Dari awal hamil saja, banyak perjuangan yang harus dilewati seorang perempuan. Dari mual, muntah, nggak nafsu makan, susah tidur, punggung sakit, sesak nafas, mood swing, dan masih banyak ketidaknyamanan lainnya. Begitu melahirkan, indahnya menjadi seorang ibu memanglah harus disyukuri. Tapi di balik kebahagiaan itu masih ada air mata yang kadang berjatuhan. Dari sakitnya sisa luka bekas melahirkan, payudara lecet akibat menyusui, lelah mengurus anak, (masih) mood swing hormon ibu menyusui, badan yang tak selangsing dulu, anak yang rewel terus-menerus, lingkungan yang tidak support, hingga judgement banyak orang termasuk keluarga sendiri.
Khusus untuk judgement, ini kadang yang semakin merontokkan bukan hanya jiwa tetapi juga mental. Sayangnya, kadang malah judgement juga datang dari perempuan itu sendiri. Sedih emang. Hal ini jugalah yang diamini influencer, blogger, sekaligus Head of Branding Mama´s Choice, Rahne Putri dalam talkshow #CeritaJujurMama di launching Mama´s Choice, Minggu (14/7) di Brood en Boter, Jalan Bangka.
Rahne membagi pengalamannya saat hamil dan menyusui anak pertamanya 3 tahun yang lalu. Baginya kehamilan yang datang ketika tidak direncanakan setelah menikah justru membuatnya pengen tahu banyak hal untuk menunjang kesehatan kehamilannya.
¨Itu adalah sesuatu yang natural happens to mom,¨ ujar Rahne.
Kehamilan Rahne juga penuh dengan drama walaupun tidak parah. Drama sebenarnya justru terjadi setelah melahirkan yaitu baby blues karena ´cemburu´ dengan anak sendiri akibat lingkungan sekitar yang lebih perhatian pada sang anak. Akibatnya, ia jadi enggan melihat muka anak sendiri saat menyusui. Untungnya, ia segera menyadari ketidakberesan itu dan mengatakannya pada sang suami hingga akhirnya bisa diambil tindakan pertolongan sebelum terlambat.
Selain Rahne, ada pula influencer Jane Girsang yang membagikan pengalaman selama hamil dan pascamelahirkan. Jane membagi pengalaman kehamilan keduanya lengkap dengan drama-dramanya. Jane pun mengalami baby blues karena drama ASI, growth spurt, dan beberapa drama lagi di tiap fasenya. Beruntungnya, Jane punya suami yang support dirinya sehingga masih bisa menikmati sedikit me time-nya walaupun hanya membaca komik atau dengan main hape.
Melihat dari 2 pengalaman hamil dan melahirkan mama-mama yang juga jadi narasumber, psikolog Naomi Tobing menyatakan baby blues yang dialami ibu melahirkan dikarenakan perubahan hormon yang masih terjadi. Baby blues terjadi biasanya sampai 2 minggu setelah melahirkan. Jika yang terjadi lebih dari 2 minggu setelah kehamilan bisa jadi itu adalah post partum depression (PPD).
Naomi menjelaskan bahwa baby blues merupakan sesuatu yang normal selama support systemnya mendukung untuk kembali ke situasi yang normal. Namun, jika sudah menjadi depresi dengan ciri-ciri yang ekstrem antara lain ingin menyakiti diri sendiri. menyakiti bayinya, tidak mau melakukan aktivitas yang biasa dilakukan, senang mengurung diri di kamar, tidur terus menerus atau insomnia, hingga merasa salah terus-menerus maka sudah dibutuhkan peran expert seperti psikolog atau psikiater untuk menangani ini.
Untuk mencegah PPD ini bisa dimulai bahkan dari sebelum melahirkan. Mama bisa bilang pada suami, orang tua, atau support system terdekat untuk membantunya nanti saat sudah melahirkan. Bahkan, bisa juga mereka kita ajak untuk ikut ke dokter supaya yang lebih ahli memberikan petuah pada mereka. Jangan lupa samakan juga persepsi kita dengan orang-orang di sekeliling kita agar nggak terjadi ´gap information´ atau bentrok prinsip yang akan memicu tekanan pada kita sebagai mama.
Selain mendengarkan talkshow Cerita Jujur Mama, peserta launching produk Mama´s Choice juga diajak untuk menuliskan 5 hal yang patut disyukuri oleh peserta sebagai seorang ibu di sebuah figura yang dihias sedemikian rupa. Seru!
Tentang Pasta Gigi dan Mouthwash Mama´s Choice
Beratnya fase hamil dan melahirkan apalagi di beberapa hal seperti menyikat gigi, dipahami benar oleh Mama´s Choice. Oleh karena itu, Mama´s Choice pun bertekad untuk menciptakan produk-produk yang aman digunakan untuk ibu hamil dan menyusui. Dua macam produknya yang baru saja di-launching adalah pasta gigi dan mouthwash khusus untuk ibu hamil dan menyusui.
Mama´s Choice Toothpaste dan Mama´s Choice Mouthwash hadir sebagai produk perawatan gigi khusus untuk ibu hamil dan menyusui pertama di Indonesia. Pasta giginya adalah produk pasta gigi tanpa flouride.
Produk ini mengusung konsep aman, halal, dan natural. Aman dengan slogannya ´Aman dari Hati untuk Mama dan Bayi´ mengandung arti Mama´s Choice berkomitmen untuk memberikan ketenangan bagi Mama dalam menjaga kesehatan diri dan bayinya.
Sedangkan konsep natural yang diusung Mama´s Choice berasal dari semua produk Mama´s Choice yang tidak mengandung zat kimia. Apalagi zat kimia kurang direkomendasikan untuk digunakan selama masa hamil dan menyusui. Itulah sebabnya dulu saya juga patuh banget sama obgyn saya ketika melarang buat meminimalkan pemakaian produk yang mengandung kimia supaya mencegah kecacatan pada janin.
Pada produk pasta gigi dan mouthwash-nya ini, Mama´s Choice tidak menggunakan zat-zat kimia seperti triclosan, alkohol, paraben, flouride, SLS, dan juga phthalates. Mama´s Choice justru memperkaya produknya dengan kandungan-kandungan yang alami seperti daun mint, siwak, klorofil, kalsium, serta allantoin yang memang sudah terkenal berfungsi dengan baik untuk area mulut dan gigi. Dengan bahan-bahan alami ini, dipastikan pasta gigi aman untuk ibu hamil.
Yang terakhir tagline halal disematkan bukan tanpa sebab. Pasalnya label halal dari MUI telah dikantungi oleh brand ini untuk produk pasta gigi dan mouthwash-nya. Mama´s Choice mengerti sekali akan ´halal life´ yang sekarang sudah banyak disadari masyarakat terutama kaum muslim. Jadi nggak ada keraguan lagi tentang halal atau tidaknya karena sertifikasi langsung oleh MUI telah diberikan.
Dalam acara ini, dipilih juga 2 orang mama untuk mencoba secara langsung pengalaman memakai produk Mama´s Choice. Dua orang mama ini mengatakan bahwa setelah menyikat gigi dan berkumur dengan produk Mama´s Choice hasilnya mulut menjadi segar dan efek mint-nya sangat terasa. Inilah yang kemungkinan bisa membuat ibu hamil tak lagi merasa mual saat menyikat gigi.
Saat ini memang baru ada 2 produk Mama´s Choice yang di-launching pada masyarakat. Namun, ke depannya Mama´s Choice memiliki misi menginformasikan serta mengedukasi para mama untuk memahami bahan-bahan yang digunakan. Hal ini semata-mata sebagai wujud dukungan agar mama-mama di Indonesia bisa membuat pilihan yang aman dan baik untuk keluarga.
Produk-produk Mama´s Choice juga dihasilkan melalui uji dan skrining dari banyak pihak yang ahli di bidangnya. Para ahli, tes lab, serta 13.000 lebih mama diikutkan dalam FGD, survey, test product, serta wawancara semata-mata untuk menghasilkan produk aman untuk ibu hamil dan menyusui serta jadi pilihan yang baik untuk keluarga. Karena Mama´s Choice menyadari betul, semua hal baik di keluarga bisa ditularkan dan diterapkan dari seorang mama.
Kalau kamu mama-mama yang sedang hamil atau menyusui dan pengen tahu lebih banyak tentang Mama´s Choice, bisa langsung kepoin aja akun social medianya di instagram @mamaschoiceid atau websitenya www.mamaschoice.id. Sementara yang ingin membeli produknya bisa langsung ke Official Store Mama’s Choice di Tokopedia.
Jadi nggak ragu lagi kan sekarang buat rajin menyikat gigi dan memastikan kebersihan mulut saat hamil? Kalau begini kan saya jadi senang sudah ada yang mengerti keluhan ibu hamil. Jadi pengen hamil lagi kan #eh.