Sebenarnya nih, dari dalam lubuk hati yang paling dalam, pas Prof Jacoeb bilang dan merekomendasikan buat periksa gigi saat perut saya suka kencang-kencang saya rada skeptis. Apa iya sesepele masalah gigi bolong bisa bikin kontraksi dini? Karena perasaan saya gigi saya udah nggak ada yang bolong. Memang sih hampir semua geraham tambalan semua, tapi saya rajin buat nambal gigi yang bolong. Nggak sampai berlarut-larut sampai bolongnya parah atau bahkan sampai bikin sakit gigi.
Tapi ya saya nurut aja sama Prof Jacoeb, soalnya kan beliau yang lebih tahu secara ilmu dan praktiknya. Kalaupun saya mau ngeyel atau menyanggah juga nggak ada dasar ilmunya. Salah-salah saya malah kualat karena ngeyel. Ya udah lah ya. Seperti prinsip saya di promil ketiga ini, ikuti saja semua prosesnya, saya pun terapkan di kehamilan ketiga kali ini.
(Baca juga: Cerita Kehamilan Ketiga: Yang Berubah dan Diubah saat Hamil Ketiga)
Saya diberi rujukan buat perawatan gigi dengan drg Asdi Zen yang praktiknya juga di Sammarie Wijaya tiap pagi. Saya nurut aja ke dokter gigi yang dirujuk Prof Jacoeb karena jujuir saja saya nggak punya dokter gigi langganan. Terakhir kali saya perawatan gigi ya di RS Islam Cempaka Putih yang mana jauh banget dari rumah yang sekarang dan dokternya juga nggak begitu enak. Jadi ya mending saya nurut aja sama dokter yang direkomendasikan Prof Jacoeb. Mikirnya juga sekalian dokternya bisa tahu riwayat kesehatan kehamilan saya dan alasan kenapa dirujuk untuk periksa gigi.
Masa Sih Gigi Berlubang Bisa Bikin Kontraksi Dini?
Awalnya sebenarnya saya agak ragu buat perawatan gigi di kehamilan saat ini. Pasalnya, saya sempat trauma perawatan gigi di kehamilan yang pertama. Selain karena perawatan giginya menyiksa (karena waktu itu cabut kawat penyangga gigi bagian bawah yang udah masuk ke gusi), setelah itu saya IUFD. Saya jadi trauma takutnya perawatan gigi bisa menyebabkan janin jadi kenapa-kenapa lagi. Lhaa, tapi perawatan gigi kali ini justru diharuskan sama Prof Jacoeb, mengingat kandungan saya yang suka kencang-kencang alias kontraksi.
(Baca juga: Mengenal IUFD)
Berbekal rasa percaya dan yakin bahwa yang direkomendasikan dokter adalah yang terbaik, saya pun nurut aja buat perawatan gigi. Sebelumnya saya juga sempat baca-baca terlebih dahulu seputar perawatan gigi saat hamil. Dari beberapa artikel yang saya baca, kira-kira informasinya menyebutkan bahwa saat hamil bumil diperbolehkan melakukan perawatan gigi seperti tambal gigi atau membersihkan karang gigi. Perawatan-perawatan gigi tersebut dianjurkan dilakukan di trimester 1 dan 2. Sementara itu, perawatan gigi seperti cabut, rontgen, hingga bleaching gigi tidak disarankan dilakukan di masa-masa kehamilan.
Kadang apa yang kita rasakan enak bukan berarti secara medis terlihat sehat. Itulah yang terjadi pada gigi saya. Selama beberapa tahun ini, sekitar 2 tahunan, saya nggak merasa ada masalah serius pada gigi saya. Memang sih, hampir semua gigi geraham saya sudah ditambal dari masa SMA. Tapi saya selalu yakin gigi-gigi itu tetap sehat karena saya punya habit merawat gigi yang cukup disiplin, khususnya saat akan tidur malam saya selalu rajin sikat gigi.
Ternyata apa yang dilihat dan dirasakan selama ini jauh berbeda ketika saya ke dokter gigi. Sejumlah gigi geraham dengan tambalannya sudah bolong tipis-tipis. Bahkan ada 1 gigi geraham yang sudah tambalan terlihat membiru dan setelah dibuka tambalannya, dokter gigi saya bilang kalau gigi yang satu itu mengalami kebusukan. Busuk gigi terjadi kemungkinan karena dokter belum terlalu bersih saat membersihkan gigi sebelum ditambal.
Total gigi saya yang harus ditambal semuanya berjumlah 7 gigi. Cukup uwow ya, mengingat selama ini nggak ada keluhan yang berarti soal gigi yang berlubang. Tujuh gigi itu ada di 2 geraham atas sebelah kiri, 2 geraham bawah kiri, 2 geraham atas kanan, dan 1 geraham bawah kiri bagian depan. Jangan ditanya lagi berapa kali saya bolak-balik ke dokter gigi. Ratusan? Lebih, hahaha. Nggak dink. Sekitar 5 kali saya bolak-balik ke dokter gigi karena dalam sekali pertemuan dokter sanggup menambal 1 hingga 2 gigi saya. Mengingat kondisi saya juga yang lagi hamil, jadi ketika gigi dibor jadi sangat sensitif dan mudah sakit. Kalau dipaksakan malah bisa-bisa kontraksi makin menjadi-jadi.
Oh ya, sebelumnya kelihatannya sepele banget ya masalah gigi. Saya juga sempat ragu lho, hmmm apa iya kontraksi dini terjadi ´hanya´ karena masalah gigi berlubang? Toh gigi saya juga nggak berlubang yang parah banget. Ternyata eh ternyata yang dikira nggak bermasalah justru malah ditemukan busuk gigi, hiks. Dokter gigi pun mengatakan bahwa kejadian kontraksi dini ini juga pernah terjadi pada anaknya saat hamil, sampai-sampai dirawat di RS selama 20 hari dan nggak diketahui penyebabnya. Setelah disarankan oleh rekan sejawatnya yang notabene adalah dokter kandungan, baru deh ditemukan penyebab kontraksi berasal dari gigi yang bermasalah.
(Baca juga: Cerita Kehamilan Ketiga: USG 4D (Part 1))
Selama hamil ini, memang sih saya rada bandel dan punya kebiasaan buruk sikat gigi cuma 1 kali sehari. Yang ini please jangan ditiru lah ya. Tapi saya punya alasannya. Pasalnya, setiap habis sikat gigi saya mual dan bisa jadi muntah, apalagi di trimester awal kehamilan. Jadilah saya rada parno buat sikat gigi dan memutuskan hanya sekali sikat gigi dalam sehari yaitu sebelum tidur. Padahal dulu saya bisa 2-3 kali sehari sikat gigi lho.
Rasanya Perawatan Gigi saat Hamil
Awalnya saya underestimated sama perawatan gigi saat hamil. Apalagi dengan kondisi saya, saya optimis bisa menyelesaikan perawatan gigi hanya dengan 1-2 kali datang. Tapi ternyata saya salah besar. Saya harus bolak-balik datang ke dokter gigi sampai 5 kali, huhuhu. Jangan ditanya bosan dan jengahnya gimana karena dalam seminggu bisa 2 kali ke dokter gigi. Setiap mau ke dokter gigi rasanya sedih banget karena selain harus datang pagi-pagi juga harus merasakan bor dan alat-alat kedokteran gigi lainnya lagi.
Kalau kamu dengar dan merasakan sendiri ngilunya gigi dibor pada saat kondisi tidak hamil, pas hamil pun demikian tapi lebih-lebihnya berkali lipat. Untungnya saat itu morning sickness saya udah mulai berkurang, jadi mual saat gigi dibor hanya sesekali datang. Kalau ngilu sih hampir setiap merasakan alat bor bersentuhan dengan gigi rasanya ngilu banget.
(Baca juga: Cerita Kehamilan Ketiga: 5 Food Vlogger yang Membangkitkan Selera Makan)
Belum lagi merasakan nyerinya saat beberapa bagian gigi geraham dibor. Yang paling terasa nyeri dan ngilunya adalah saat bagian gigi geraham kanan atas dibor. Berulang kali saya teriak karena sakit. Kata dokter, rasa itu muncul karena lubang di gigi dalam hampir ke akar gigi walaupun lubangnya kecil. Ditambah keadaan gigi jadi sensitif karena hamil. Dokter pun nggak bisa terus memaksa mengebor gigi saya saat saya udah teriak karena takutnya nanti malah kontraksi. Jadi emang progress perawatannya lumayan lambat.
Hal sebaliknya justru terjadi di gigi geraham kanan bawah bagian depan yang katanya busuk dan membiru. Gigi ini justru nggak berasa sakit saat dibor tetapi rasa sakit justru datang saat dokter menusuknya dengan alat seperti jarum. Kata dokter sih itu dilakukan biar nanah yang ada di pembuluh darah keluar dan bersih. Iya, katanya giginya sudah bernanah di bagian dekat akarnya jadi harus ditusuk, dibersihkan, dan dikasih obat. Inilah yang kemungkinan menyebabkan kontraksi pada janin. Hmmm, padahal gigi yang satu ini nggak ada keluhan apapun lho sebelumnya, nggak ngilu, sakit, atau apapun.
Selain ngilu saat dibor, rasa lain yang terasa saat perawatan gigi ini adalah risih. Apalagi saat dokter kasih obat di gigi yang katanya membusuk itu. Obatnya berasa bau obat banget (ya iyalah) walaupun sudah ditimpa dengan tambalan sementara. Apalagi saat buat makan, bau obatnya jadi bercampur dengan bau dan rasa makanan. Tapi ya harus ditahan-tahanin, untungnya sih saya nggak sampai muntah.
Nggak berhenti sampai di situ saja. Setelah gigi ditambal lantas semuanya nggak langsung beres. Gigi yang ditambal ternyata terasa ngilu kalau buat makan atau kena air. Ngilu banget malahan, kayak gigi kalau bolong. Padahal sebelum perawatan sih biasa aja, nggak ada rasa apa-apa. Setelah dikeluhkan dan diperiksa ulang eh ternyata di bagian tersebut masih ada lubang kecil yang belum ketambal. Pantes aja ngilu banget kalau buat makan. Setelah ditambal pun masih terasa ngilunya di beberapa gigi. Kata dokter sih karena bolongnya lumayan dalam jadi memang butuh proses lumayan lama, sekitar 3 bulan sampai benar-benar padat dan rapat. Selama itu pula, rasa nggak nyaman masih datang dan pergi deh.
Setelah 5 kali datang ke dokter gigi akhirnya kelar juga urusan perawatan gigi saat hamil ini. Hasilnya gimana? Ajaib lhoo kata saya mah karena saya udah nggak pernah kontraksi-kontraksi lagi. Entah ini beneran ada koneksinya atau emang kebetulan aja alias sugesti tapi si kontraksi itu benar-benar hilang. Yah, walaupun harus mengeluarkan biaya yang nggak sedikit ya buat perawatan gigi. Berikut rincian biaya perawatan gigi dari kedatangan pertama sampai kelima:
- Kedatangan 1 (administrasi+obat+tindakan): Rp 620.000
- Kedatangan 2 (administrasi+obat+tindakan): Rp 1.845.000
- Kedatangan 3 (administrasi+obat+tindakan): Rp 1.260.000
- Kedatangan 4 (administrasi+obat+tindakan): Rp 1.456.000
- Kedatangan 5 (administrasi+obat+tindakan): Rp 608.000
Saran saya buat teman-teman yang akan melakukan program hamil, mendingan rawat kesehatan gigi dari sekarang. Periksa apakah ada gigi yang berlubang atau bermasalah. Daripada nanti malah ada akibatnya saat hamil. Karena perawatan gigi saat hamil itu sungguh nggak mengenakkan plus mahal.