Dear Azka di surga,
Hari ini ibu dapat kabar dari saudara ayah ada yang IUFD juga. Hampir sama dengan kamu, Nak, terlilit tali pusar. Ah, ibu bisa merasakannya. Iya hancur, merasakan sedih dan hilang harapan. Apalagi ini bayi pertama yang dinantikan sejak lama. Sama seperti ibu dan ayah waktu itu. Ibu seperti dejavu. Ibu bisa merasakan apa yang orang tuanya rasakan. Hancur dan kehilangan harapan. Ibu bisa merasakan ibunya yang kesepian, melahirkan tanpa tangisan. Tak ada tebusan atas rasa sakit yang mendera.
Hari ini, Sabtu ini pasti menjadi Sabtu yang kelabu. Sama seperti ibu empat minggu yang lalu. Iya, kemudian ibu menjadi benci dengan hari Sabtu ketika mengingatnya. Merasakan kesendirian dan hampa. Mengingat lagi kamu, Azka. Mengingat ibu berjuang sendiri hanya dengan obat-obatan tanpa ditemani tangismu. Ibu merasa ada yang hilang. Selalu merasa kehilangan.
Dear Azka di surga,
Rencana Allah memang indah. Ibu masih mencari keindahannya. Pun juga saudara ibu yang hari ini kehilangan buah hatinya. Azka hari ini tidak sendirian di surga. Ada dede cantik yang menemani. Ah, ibu tidak tahu namanya, tapi yang pasti dia cantik. Cantik dan suci, yang akan menuntun kedua orang tuanya kelak ke surga. Azka juga pasti tidak sendirian. Azka bersama ribuan bayi yang tak sempat mengecap dunia, yang tak sempat terdengar tangisnya oleh sang ibu, kan Nak?
Dan kalau sudah begini, ibu hanya berharap saudara ibu diberi ketegaran. Ketegaran yang teramat sulit didapat, tapi harus. Semoga doa-doa yang dirapalkan selalu menjadi penyejuk dede cantik, sama seperti doa-doa yang selalu ibu dan ayah kirim untuk Azka. Semoga selalu diteguhkan hatinya. Semoga dede cantik di surga juga cepat dapat adik. Sama seperti doa ibu.
Azka di surga pasti tidak akan bisa baca tulisan ibu, tapi Azka pasti tahu isi hati ibu. Iya, sayang ibu selalu buat Azka.
Azka di surga, lagi apa sama dede cantik?
Ibu sayang Azka :*