Program hamil seringkali diterapkan pada pasangan yang baru menikah dan ingin segera memiliki anak. Mulai dari cara yang alami hingga cara medis, program hamil tetap membutuhkan kondisi tubuh yang siap dan matang dari anda maupun pasangan.
Tuhan adalah sebaik-baik pembuat rencana. Walaupun pahit tapi ternyata rencana Tuhan ada maksudnya tersendiri. Seperti dulu saat saya berjuang buat punya anak dan rasanyaaaa susah banget, ternyata emang jalannya kayak gitu biar saya merasakan nikmatnya memiliki anak. Berkat promil yang saya jalani dulu pula, saya bisa banyak terhubung dengan berbagai pejuang garis dua dari segala penjuru untuk saling menyemangati. Sejak itu pula, saya jadi rajin buat share tulisan soal program hamil.
Sebagai mantan pejuang garis dua dan program hamil (promil) warrior, saya tahu pasti betapa beratnya menjalani masa-masa promil. Berbagai cara ditempuh, mulai dari mencari dokter terbaik, minum berbagai obat, sampai menempuh cara medis apa saja yang bisa memungkinkan saya untuk bisa hamil, salah satunya adalah dengan program bayi tabung.
Semenjak program hamil ketiga dan berhasil dengan output berupa Aqsa (udah kek barang aja nih), saya sering banget dapat DM mengenai pertanyaan seputar program hamil. Untungnya, saya masih telaten sih balasin satu per satu tapi ya itu kadang pertanyaan yang masuk mirip-mirip. Jadi saya berasa repetisi ngetiknya. Kadang juga malah ada DM yang kelewat dan baru kebaca beberapa minggu kemudian. Kasihan juga sih kalau memang membutuhkan jawaban.
Awal kehamilan ketiga ini entah mengapa badan terasa ringkih. Ada saja yang jadi keluhan dan memang masih tersisa trauma serta keparnoan kalau ada sedikit saja keluhan dari badan. Satu hal yang paling nggak bisa saya lupakan adalah saat ketularan flu di minggu-minggu ke 10 lalu disambung dengan terkena bakteri yang mengakibatkan susah ngapa-ngapain.
