Kami memanggilnya Adik. Dia hadiah yang diberikan Tuhan untuk ulang tahun pernikahan kami yang kedua. Dia hanya titik yang sangat keciiil dalam perutku yang ditandai oleh dua garis positif dalam testpack. Iya, ini adalah adik Azka. Makanya kami menyebutnya Adik.
Aku tak pernah membayangkan secepat ini bertemu Adik. Adik memang direncanakan kehadirannya, tapi kami tak menyangka kalau kemunculannya akan sama dengan Kakak Azka, sebelum bulan puasa. Aku sempat tak percaya karena di tengah terapi hormon prolaktin yang masih tinggi, aku tak merasakan gejala kehamilan apapun selain mual muntah. Tapi mual muntah toh hal yang biasa ketika terapi prolaktin karena efek obat caberlin memang seperti itu. Tapi kata suamiku ini beda.