Suatu hari beberapa tahun yang lalu, adik saya pulang pesantren kilat dari sekolahnya dengan membawa dua bungkusan besar berwarna hitam. Sesampainya di rumah, ibu saya berang ketika mendapati 2 bungkusan itu berisi beras. Apalagi ketika tahu bahwa itu adalah beras hasil zakat.
¨Kok bisa dapat zakat?¨ tanya ibu saya
¨Habisnya di kelas ditanyain siapa yang mau zakat, nggak ada yang angkat tangan. Ya udah aku angkat tangan aja,¨ ujar adik saya dengan polosnya.
Saya yang mendengar ceritanya langsung antara pengen ketawa tapi juga kesal. Pengen ketawa karena adik saya polos banget menerima zakat, dikira kayak bagi-bagi doorprize kali ya. Kesal juga karena ini zakat kok dibagi-bagi seenaknya pakai sistem tunjuk tangan oleh panitianya. Adik saya yang waktu itu masih duduk di kelas 1 SMP dengan lugunya ya tunjuk tangan saja ketika tak ada teman-temannya yang mau menerima zakat.
Ujung-ujungnya malah ibu saya yang berang. Lha wong adik saya bukan termasuk 8 golongan yang berhak menerima zakat kok. Keluarga kami alhamdulillah masih berada di tahap kecukupan, punya rumah yang layak untuk sebuah rumah di kampung, punya kendaraan, orang tua kami masih utuh, tidak punya beban utang, jadi tak ada alasan untuk menerima sesuatu yang menurut ibu saya bukan haknya. Tapi ya nggak bisa juga serta-merta menyalahkan adik saya. Bisa jadi panitia zakat di sekolahnya yang memang tidak tahu prosedur pembagian zakat. Atau kegiatan pengelolaan zakat yang direncanakan tidak terlalu matang dan tergesa-gesa sehingga penerima pun tidak tepat sasaran.
Mengingat cerita pembagian zakat di sekolah adik saya, saya jadi ingat cerita pembagian-pembagian zakat lainnya. Mungkin pembagian zakat yang terjadi di sekolah adik saya kacau, namun tidak menimbulkan efek yang miris hingga memakan banyak korban. Coba ingat-ingat lagi beberapa tahun yang lalu, pernah kita dengar bahwa pembagian zakat menelan korban jiwa hingga mencapai beberapa nyawa. Semuanya ´bertarung´ hanya demi uang puluhan ribu rupiah hingga terinjak-injak dan meninggal. Sangat disayangkan memang.
Padahal, zakat merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat. Selain dari sisi pribadi menyucikan harta, keberadaan zakat ditinjau dari sisi sosial bisa menyejahterakan umat. Sayang sekali kalau akhirnya penyaluran zakat yang tidak benar justru membawa pada kemudharatan.
Cerita lain lagi datang dari ibu saya. Karena masih terbatasnya informasi apalagi di kampung halaman saya, ibu juga sering kebingungan kalau mau menunaikan kewajiban membayar zakat maal. Padahal tekadnya sudah sangat besar namun informasi soal berapa besaran zakat maal yang harus dibayar masih bingung. Mau bertanya juga bingung kepada siapa karena nggak semua pemuka agama di kampung paham soal zakat maal ini. Jadilah untuk mendapatkan informasi ini ibu harus mencari ustaz atau kyai yang benar-benar tahu soal perhitungan zakat maal ini.
Berzakat Melalui Dompet Dhuafa
Cerita-cerita yang saya tulis di atas sebenarnya tidak perlu terjadi apabila kita menyalurkan zakat pada lembaga-lembaga nirlaba yang mengurusi soal zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Tak akan lagi terdengar pembagian zakat yang hingga memakan korban, tidak tepat sasaran, atau bahkan kesulitan orang-orang untuk menghitung besaran zakatnya apabila memang disalurkan melalui lembaga-lembaga profesional yang memang mengurusi soal zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Sekarang sudah banyak sekali lembaga penyalur zakat di Indonesia. Namun, alangkah baiknya jika kita pun selektif untuk memilih lembaga penyalur donasi yang benar-benar terpercaya. Salah satu lembaga nirlaba yang sudah terpercaya itu adalah Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa bertugas mengumpulkan dana zakat, infak, sedekah, serta wakaf dan menyalurkannya kepada yang berhak.
Berzakat melalui Dompet Dhuafa memiliki banyak kelebihan, antara lain:
1. Memiliki kalkulator zakat
Lembaga ini juga memiliki perhitungan zakat sesuai kaidah fikih yang bisa dipakai oleh masyarakat sebagai pedoman saat akan mengeluarkan zakat. Pasalnya, mengeluarkan zakat pun khususnya zakat maal tidak bisa sembarangan karena harus ada perhitungan yang dilakukan. Mereka yang akan membayar zakat pun bisa menghitung sendiri berapa nominal yang harus dikeluarkan melalui kalkulator zakat yang tersedia di website Dompet Dhuafa.
2. Terpercaya
Dompet Dhuafa mengerti betul bahwa segala dana yang disalurkan masyarakat melalui rekening-rekening Dompet Dhuafa harus dipertanggungjawabkan dengan benar. Oleh karena itu, setiap donatur yang telah memberikan donasi baik itu berbentuk zakat, infak, sedekah, atau wakaf akan diberikan laporan pertanggungjawaban donasi melalui email dan pos setiap bulannya. Ini adalah wujud pertanggungjawaban Dompet Dhuafa pada donatur. Keterpercayaan Dompet Dhuafa sebagai lembaga penyalur donasi juga tercermin dari semua rekening bank yang digunakan untuk berdonasi sudah beratasnamakan Yayasan Dompet Dhuafa Republika.
3. Layanan yang Variatif
Untuk berzakat atau berdonasi melalui Dompet Dhuafa, donatur bisa menyalurkannya dengan 2 cara yaitu tunai dan nontunai. Berdonasi secara tunai bisa dilakukan dengan cara mengunjungi counter, kantor kas, atau gerai Dompet Dhuafa untuk menunaikan zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Selain itu, ada pula layanan jemput zakat dengan menghubungi 081316847002 untuk menjemput donasi di wilayah Jabodetabek dengan minimal donasi minimal Rp 1 juta. Sementara cara nontunai bisa dilakukan dengan menyalurkan donasi melalui bank (teller), ATM, mesin EDC di counter Dompet Dhuafa, SMS banking, internet banking atau autodebet. Rekening bank yang bisa digunakan untuk mengirimkan donasi pun bervariasi, terdiri dari rekening zakat, infak sedekah, kemanusiaan, dollar, EURO, wakaf produktif, dan wakaf rumah sehat Dompet Dhuafa.
4. Mudah
Selain memiliki layanan variatif berupa layanan tunai dan nontunai, berdonasi di Dompet Dhuafa juga sangat mudah karena donatur juga bisa berdonasi secara online di donasi.dompetdhuafa.org. Di dalam halaman website tersebut sudah disediakan form pilihan donasi yang bisa dipilih serta profil donatur yang bisa diisi oleh pemberi donasi. Setelah berdonasi secara tunai dan nontunai, para donatur pun akan mendapatkan notifikasi atau kuitansi melalui email ataupun sms. Sementara itu, untuk konfirmasi donas Dompet Dhuafa membuka banyak jalur, antara lain bisa melalui email, whatsapp, call center, sms center, atau website.
5. Penyaluran donasi tepat sasaran
Semua donasi yang diberikan ke Dompet Dhuafa baik itu berupa zakat, infak, sedekah, atau wakaf akan disalurkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, Dompet Dhuafa pun menyalurkan donasinya ke bidang-bidang yang memang membutuhkan perhatian seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan pengembangan sosial. Program prnyaluran donasinya pun sudah membentang program di seluruh Indonesia dan 81 negara lainnya.
Selain itu, menunaikan zakat di Dompet Dhuafa juga dapat diajukan sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak (PKP) berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak Nomer PER-6/PJ/2011 dan Nomer PER-15/PJ/2012.
Jadi sekarang nggak ada alasan lagi buat ragu, bingung atau takut berzakat apalagi jika melalui Dompet Dhuafa. Yuk, membangun umat, beribadah, dan sucikan hartamu dengan zakat!