Rahasia di Balik Sebuah Pakaian Dalam

Rahasia di Balik Sebuah Pakaian Dalam

“Prof, kira-kira kenapa ya penyebabnya kok bisa naik lagi?” tanya saya getir ketika mengetahui hormon prolaktin yang sebulan lalu mati-matian diturunkan untuk kedua kalinya di promil kali ini justru naik hampir 2 kali lipatnya.

Tak seperti program hamil pertama dan kedua, entah mengapa di program hamil kali ini si prolaktin tampak membandel. Sudah 2 kali dikasih obat yang berbeda tak kunjung berada di angka normal malah grafiknya naik turun. Terakhir justru naik di angka 70 sekian padahal pada konsultasi sebelumnya sudah ada di angka 43, sedangkan batas maksimalnya adalah sekitar 24.

(Baca juga: Hallo Hiperprolaktin)

“Penyebabnya macam-macam. Bisa karena stress, sering minum obat-obatan warung sembarangan, sering menekan payudara, atau pemakaian bra yang terlalu kencang,”ujar Prof Jacoeb yang akhirnya merujuk saya buat infus cairan penurun prolaktin saat itu.

Beberapa penyebabnya membuat saya agak terkejut memang. Salah satunya adalah efek memakai bra terlalu kencang yang bisa menyebabkan hormon prolaktin naik. Kalau hormon prolaktin tinggi akan susah memiliki anak, ya seperti saya. Sesepele itu bahkan, tapi efeknya bisa panjang.

Selama ini isu yang sering saya dengar tentang bra adalah kaitannya dengan kanker payudara. Salah satu isu bahkan menyebutkan memakai bra saat tidur bisa menyebabkan kanker payudara, padahal informasi itu hanyalah hoax. Justru pemakaian bra pada payudara yang tidak tepat dan terlalu kencang secara nggak langsung menyebabkan infertilitas ini yang baru saya dengar. Sepele memang, tapi justru saya mengalaminya.

Memilih bra memang bukan perkara semudah membalikkan telapak tangan. Kelihatannya mudah, tapi kalau nggak tepat efeknya bisa bikin berabe. Saya pernah merasakan memakai bra yang terlalu kencang hingga berakhir sesak dan pusing. Atau kalau nomer yang dipilih ternyata terlalu besar, duh kok rasanya nggak pede ya kayak ada yang geser-geser di dalam sana.

sebelum keliling pabrik dijelaskan dulu secara singkat tentang produk Wacoal

Beruntung, beberapa hari yang lalu saya, beberapa blogger dan team dari Blogger Perempuan Network ikut factory visit ke Pabrik Wacoal yang berada di Citereup, Bogor. Sebelum dan selama mengikuti acara, saya dan peserta lainnya diberi beberapa tip ringan yang berguna buat kami para perempuan. Di antaranya adalah tip untuk memilih bra, antara lain:

  • pilih bra yang sesuai size atau ukuran
  • pilih bra yang sesuai dengan kebutuhan payudara, misalnya mereka yang memiliki payudara besar pilihlah bentuk bra yang sesuai dan nggak membuat payudara seakan mau ‘tumpah’
  • ada beberapa bra yang tidak direkomendasikan untuk dipakai sepanjang hari, contohnya sport bra
  • Sesuaikan cup bra, jangan sampai terlalu menekan atau justru malah membuat ‘ruang tersendiri’ dan terasa kopong
Baca Juga:   Bijak Berbelanja dengan Lazada Super Mama

‘Rahasia’ di Balik Sebuah Pakaian Dalam Wacoal

Selain diberi tip memilih bra yang sesuai, saya juga dibawa ke pabrik tempat produksi pakaian dalam Wacoal. Di pabrik yang terletak di Citereup ini saya dibawa dan diperlihatkan ‘rahasia’ di balik pembuatan Wacoal yang ternyata sangat mengedepankan kualitas.

Bra sebagai salah satu bagian yang tak terlepaskan dari perempuan tentu berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari perempuan. Oleh karena itu, Wacoal punya standar yang sangat ketat terhadap material dan proses produksi produknya, seperti menghindari bahan-bahan yang menggunakan formalin, memilih kawat yang sekiranya nyaman untuk sebuah bra, dan memilih kain yang benar-benar nyaman untuk diletakkan di bagian yang bersentuhan langsung dengan organ genital perempuan.

Tak heran jika proses produksi Wacoal benar-benar dilakukan dengan teliti dan terstandar. Sebagai brand yang sudah hadir selama 50 tahun dalam industri pakaian dalam, Wacoal terfokus pada trusted materials, perfect function, dan good fitting. Setiap pengembangan produk Wacoal pun berdasar pada hasil temuan melalui penelitian secara ilmiah dan fiskal. Selain itu, Wacoal juga memiliki kegiatan CSR yaitu mendukung gerakan Pink Ribbon yang biasanya dilakukan di Bulan Oktober.

(Baca juga: Mengenal Si Silent Killer yang Mulai Terasa di Stadium 3)

Sambil dibawa dan diperlihatkan langsung ke tempatnya berproduksi, kami diterangkan satu demi satu langkah bagaimana sebuah pakaian dalam diproduksi. Untuk membuat sebuah pakaian dalam, khususnya bra, yang pertama kali harus diperhatikan adalah pemilihan bahan baku. Wacoal memperhatikan betul pemilihan bahan baku yang sekiranya nyaman untuk konsumen dari jenis bahan, kualitas warna, dan lain sebagainya yang sebelum digunakan untuk produksi bra harus dilakukan pengetesan di lab.

salah satu kegiatan di laboratorium pabrik Wacoal
salah satu langkah penelitian bahan baku Wacoal adalah dengan proses pengeringan menggunakan mesin cuci yang biasa dipakai rumah tangga
untuk menentukan bahan baku yang bagus atau tidak dilakukan proses pencucian
seorang petugas lab menerangkan hasil penelitian terhadap salah satu bahan baku pakaian dalam

Pemeriksaan di laboratorium Wacoal dilakukan dengan standar metode Jepang, negara dimana Wacoal berasal. Pemeriksaan ini meliputi beberapa hal, antara lain:

1. Tingkat kelunturan, yang diketahui dengan cara:

  • Mencuci bahan dengan mesin
  • Mencuci bahan dengan tangan
  • Digosokkan dengan bahan yang lain
  • Disimpan pada kotak cahaya

2. Bentuk fisik, yaitu dengan melakukan beberapa tes yang didukung dengan mesin untuk mengetahui:

  • Penyusutan bahan baku
  • Tingkat tarikan dan kemuluran
  • Berat
mesin yang digunakan untuk mengetahui elastisitas tali bra

Setelah pemilihan material sudah dilakukan dan lulus uji, kemudian langkah selanjutnya adalah pembelian bahan baku. Bahan baku yang dipilih oleh pihak Wacoal 70% berasal dari impor, sedangkan 30% dari lokal. Bahan baku yang telah dibeli kemudian dilakukan pemeriksaan kembali seluruhnya dengan menggunakan standar pemeriksaan Jepang.

Baca Juga:   "Oleh-Oleh Manis" dari Kunjungan ke Pabrik Frisian Flag Susu Kental Manis

Setelah bahan-bahan yang dibeli lulus pemeriksaan, barulah bahan-bahan tersebut dilakukan pemotongan kecil-kecil berdasarkan pola yang sudah ditentukan. Pemotongan bisa dilakukan menggunakan mesin atau manual. Setelah proses pemotongan ini, masih dilakukan pemeriksaan hasil potongan agar jangan sampai terdapat hasil cacat potong atau hasil material yang tidak sesuai saat akan masuk ke proses penjahitan.

salah satu sudut di bagian pemotongan bahan
salah satu alat pemotong bahan
memotong kain berdasarkan pola yang sudah ada
alat pemotong manual
pegawai memeriksa pola potongan untuk produk celana dalam
seorang pegawai sedang memotong kain
pola pemotongan untuk bagian back sebuah bra
salah satu pola potongan pakaian dalam

Proses selanjutnya adalah proses penjahitan yang lagi-lagi menggunakan standar Jepang. Untuk sebuah bra, ada 2 bagian penting yang dibentuk yaitu bagian cup dan back (sayap/wing). Setelah dua bagian itu selesai, kemudian dilakukan penggabungan antara bagian cup dan back agar menjadi suatu produk. Untuk menjadi utuh sebuah bra, prosesnya memang sangat panjang. Dibutuhkan sekitar 26 langkah, ini pun belum termasuk QC (quality control) untuk memastikan produk yang dibuat benar-benar berkualitas.

penjahitan bagian cup dan back
penjahitan bagian cup dan back
salah satu proses pemasangan kawat bra
proses produksi strap bra
pegawai sedang mengerjakan produksi strap bra
pemasangan label merk pada produk
ruangan menjahit bra

Setelah sebuah bra jadi, akan dilakukan pengecekan secara berlapis untuk memastikan kembali produknya benar-benar siap edar dan tidak ada cacat produksi sedikit pun. Proses pengecekan ini memiliki satu standar khusus yang juga dipakai di pabrik-pabrik Wacoal negara lain seperti Jepang, Korea, Vietnam, dan lain-lain.

Proses pengecekan pertama akan dilakukan di line masing-masing produksi atau yang biasa disebut pemeriksaan inline sewing. Di Pabrik Wacoal ini totalnya terdapat 30 line yang biasa dilakukan untuk berproduksi. Setelah dilakukan pemeriksaan inline sewing, produk yang sudah lolos di pengecekan pertama dicek kembali oleh bagian QC (quality control) untuk mengecek kualitasnya. Ada 3 level pemeriksaan QC di Pabrik Wacoal.

quality control dilakukan secara manual
random sampling quality control

Apabila produk sudah lolos pemeriksaan QC, dilakukan kembali pemeriksaan random yaitu pemeriksaan dengan menggunakan sampel acak. Semua pemeriksaan dilakukan secara manual dengan mengandalkan ketelitian para pekerjanya. Tentulah pekerja yang direkrut tak sembarangan, mereka harus tekun dan jeli untuk melihat kualitas setiap produk yang dihasilkan. Di pabrik yang memiliki sekitar 1500 karyawan ini, mayoritas pekerjanya adalah perempuan. Selain memproduksi produk pakaian dalam untuk penjualan di Indonesia, pabrik Wacoal Citereup ini juga memproduksi beberapa produk yang akan diekspor dan hanya dipasarkan di luar negeri seperti Jepang atau Korea.

Nah, setelah semua proses pengecekan lolos, barulah barang-barang tersebut masuk ke gudang barang jadi untuk kemudian didistribusikan ke pasaran. Dengan adanya proses produksi yang panjang, njlimet, dan menuntut ketelitian ini nggak heran kalau harga Wacoal sedikit lebih tinggi dari produk pakaian dalam merk lain. Pasalnya, Wacoal benar-benar menjamin kualitas produk yang dijualnya di pasaran. Bahkan, Wacoal memberikan jaminan penukaran produk yang telah dibeli apabila produk tersebut tidak memenuhi standar kualitas. Jangka waktu penukaran produk selama 7 hari setelah transaksi pembelian dengan syarat dan ketentuan yang telah ditentukan. Semuanya ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggannya.

Baca Juga:   Makin Mudah Bikin Konten bersama Anak dengan ASUS Vivobook Go 14 (E1404F)

Jalan-Jalan ke Store Wacoal

Selain dibawa ke ‘dapur’ Wacoal, kami juga diajak untuk mendekorasi bra dari Wacoal yang juga masih dilakukan di area pabrik. Berbagai macam peserta menuangkan ide kreasi dekorasi ke sebuah bra yang sudah disediakan oleh pihak Wacoal. Tak hanya itu, kami juga diajan mengunjungi Store Wacoal yang berada di Plaza Indonesia, melihat-lihat bra yang dijual, melakukan pengukuran bra yang sesuai, dan tentu saja bagian yang paling menyenangkan adalah berbelanja pakaian dalam.

store Wacole Plaza Indonesia
store Wacoal Plaza Indonesia

Di store Wacoal, sudah siap sedia petugas berbekal meteran yang akan mengukur berapa ukuran bra yang cocok untuk saya. Kemudian petugas, atau yang biasa disebut dengan beauty advisor, yang ada di sana akan memberikan saran bra seperti apa yang bisa digunakan oleh calon pembeli. Untuk menentukan ukuran sebuah bra yang cocok dipakai, beauty advisor akan mengukur under bust (bagian paling bawah dari payudara) dan top bust (bagian kuncup payudara melingkar hingga ke punggung) untuk kemudian bisa menentukan ukuran bra yang pas untuk calon pembeli.

Selain diukur ukuran bra, calon pembeli juga bisa meminta untuk mengukur ukuran panty atau celana dalam yang akan dibeli. Beauty advisor dengan senjata meterannya kemudian akan mengukur bagian waist (pinggang) dan hip (pinggul) untuk kemudian bisa diketahui ukuran celana dalam yang akan dibeli. Oh ya, ukuran bra dan celana dalam ini tidak berlaku selamanya. Oleh karena itu, penting bagi kalian yang akan membeli pakaian dalam untuk mengukur semuanya sebelum membeli. Karena bentuk atau berat badan yang berubah, bisa mengubah pula ukuran bra dan celana dalam kita.

beauty advisor membantu menentukan ukuran bra

Itulah mengapa, Wacoal mempersiapkan beauty advisor di store-nya. Karena mereka tahu kebutuhan pakaian dalam khususnya bra pada setiap perempuan tidak selalu sama. Semuanya tergantung dari ukuran lingkar dada, cup payudara, usia, dan bentuk tubuh. Oleh karena itu untuk pemilihan bra yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pelanggan, diperlukan keterampilan, pemahaman, dan kemampuan menjelaskan dari team penjual di toko. Dan Wacoal menyediakan itu.

Jadi, jaga dan lindungi bagian paling rahasia dari dirimu dengan produk yang berkualitas. Wacoal bisa menjadi pilihannya. Selamat berbelanja dan mencoba!

21 Comments
Previous Post
Next Post
Ayomakan Fast, Feast, Festive 2023
Rekomendasi

Jelajahi Kuliner Bersama AyoMakan Fast, Feast, Festive 2023