Siapa yang akhir-akhir ini lelah kalau melihat dan membaca timeline social media? Saya salah satunya. Entah kenapa akhir-akhir ini timeline di beberapa social media jadi panas. Pemantiknya sih cuma satu hal tapi melebernya kemana-mana. Mirisnya lagi, ada beberapa orang yang kalau saya temui di dunia nyata sangat santun tapi status-statusnya di social media penuh dengan emosi dan kebencian.
Timeline yang paling panas tentunya di Facebook kemudian disusul Twitter. Instagram masih ada lah sedikit tapi karena saya suka lihatnya foto dan video makanan jadi yang akun-akun menyebar foto dan caption penuh emosi itu sedikit tenggelam. Mungkin saja di Path juga panas tapi saya udah jarang banget dan memutuskan untuk nggak main Path soalnya belum tahu apa faedahnya selain update info sesama teman.
Unfollow adalah Jalan Terbaik
Akhir-akhir ini banyak orang di timeline Facebook saya yang tiba-tiba jadi sumbu pendek, gampang tersulut, gampang terbawa arus opini, share tulisan atau link yang belum jelas kebenarannya, memaki-maki orang lain yang notabene masih saudara satu bangsa, sampai nyinyir tak kunjung habis. Duh, adek lelah bacanya, sunggguh…. Kalian juga mengalaminya kah?
Kalau ada yang bilang “Akun Facebook gue suka-suka gue” ya monggo. Tapi buat saya, akun social media itu ibarat rumah kaca yang bisa dilihat siapa pun. Kalau kamu punya rumah dan mayoritas dindingnya terbuat dari kaca tembus pandang ya memang kamu bebas untuk ngapain aja di dalam rumahmu. Bahkan mondar-mandir nggak pakai baju pun boleh. Tapi kamu kan bertetangga, hidup di lingkungan sosial. Lha kalau ada orang yang lewat trus lihat gimana? Kalau kamu senang ya teruskan. Kalau saya sih nggak. Akhirnya ya balik lagi lah ya ke pribadi masing-masing.
Beruntung sekarang timeline Facebook saya sudah lumayan sejuk. Nggak sepanas sebelumnya ketika saya nekat memutuskan untuk memasang ‘AC’ bernama unfollow. Mau nggak mau cara ini saya tempuh biar jiwa dan mental ini tetap waras dan sehat. Saya mau lihat yang damai dan menyenangkan aja di social media. Share berita dan link yang berguna. Saya nggak kuat buat debat. Saya cuma demen debat sama suami. Soalnya kalau sama suami saya selalu menang dan dia selalu mengalah, hahaha.
Tombol UNFOLLOW ini akhirnya terpaksa saya pencet. Saya nggak peduli itu teman lama, teman baru, tetangga, atau saudara sekali pun kalau yang status atau wall-nya penuh dengan makian, emosi, kebencian maka nggak sungkan saya unfollow. Kenapa unfollow? Prinsip unfollow buat saya adalah kita masih berteman tapi maaf pemikiran kamu nggak ‘nyetel’ sama saya. Jadi nggak saya unfriend kok. Lagian kalau di-unfollow sama saya juga nggak rugi kok. Beneran deh.
Ada beberapa kriteria teman Facebook yang saya unfollow:
- Si sumbu pendek yang suka bikin status atau share dengan nada emosi, caci-maki, atau kebencian
- Penyebar HOAX
- Penyebar gambar-gambar yang mengerikan, biasanya yang berdarah-darah yang nggak pantas disebarluaskan
- Penyebar gambar nggak sopan yang mengarah ke pornografi
- Tukang curhat segala macam. Saya nggak alergi dengan mereka yang suka curhat tapi nggak segala permasalahan rumah tangga, mertua, habis melabrak orang, distatusin dan dibaca semua orang juga. Bahkan ada yang intensitasnya sehari bisa lebih dari tiga kali. Fiuuuhh, bacanya aja capek.
Senada dengan ini, saya nemu juga postingan blog milik blogger Elisa Fatma Ariesta yang berjudul “Status Teman Facebook Mengganggu? Lakukan 3 Cara Ini!“. Di tulisannya, Mbak Elisa menganjurkan kita untuk melakukan tiga hal kalau ada status teman Facebook yang mengganggu ketenangan batin kita. Tulisan ini relevan banget jika dibandingkan dengan keadaan yang sekarang ini terjadi di dunia social media.
(Baca juga: Menembus Batas dengan Blog ala Anisa Ae)
Saran Mbak Elisa kalau ada status teman-teman Facebook yang justru menimbulkan rasa gundah gulana adalah:
- Unfollow – Tidak Mengikuti. Ini yang banyak saya terapkan sama beberapa teman di Facebook. Maaf banget kalau saya harus memencet tombol unfollow ini. Hidup saya udah ruwet dari masalah pekerjaan rumah tangga, biayain sekolah adik, sampai program hamil. Saya nggak mau tambah stres hanya gara-gara baca status teman Facebook.
- Report as Spam – Laporkan sebagai Pengganggu. Sejauh saya berteman, saya baru sekali report as spam teman Facebook saya. Soalnya, sang teman ini nggak pernah muncul dan tiba-tiba saja chat lalu nanyain posisi saya dimana dan modus pinjam uang. Padahal setahu saya teman saya ini sudah nggak main Facebook. Udah gitu pinjamnya maksa pula, saya di-message terus-terusan. Setelah agak lama saya curiga karena dia bukan seperti ini tabiatnya. Pas saya konfirmasi ke teman saya yang lain ternyata akun Facebook teman saya ini sudah di-hack dan saya disarankan untuk report as spam saja.
- Delete Friend – Hapus Pertemanan. Meskipun nggak sebanyak klik di tombol unfollow tapi saya pernah hitungan jari delete friend. Alasannya karena saya sama sekali nggak kenal orang ini ditambah statusnya banyak yang gaje atau akun Facebook yang berkali-kali nge-tag jualannya. Lho padahal kan bisa remove tag? Iya, tapi kalau jualan nanti saya di tag lagi, lagi, dan lagi makanya saya unfriend aja. Biasanya yang saya unfriend ini memang akun dengan nama jualan alias olshop sih.
Tentang Elisa Fatma Ariesta
Seperti yang sudah disinggung di atas, perasaan saya saat bermedia sosial akhir-akhir ini terakomodir sama tulisan Mbak Elis, begitu Elisa Fatma Ariesta biasa dipanggil. Blogger yang tinggal di Desa Dengok Kandangsemangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Jawa Timur mulai ngeblog sejak bulan Januari 2014. Motivasi ibu dua orang anak ini ngeblog bermula dari twitter. Saat itu Mbak Elis mengikuti timeline salah satu komunitas blogger yang sedang menghelat ajang pemilihan Srikandi Blogger.
(Baca juga: Manajemen Waktu Ngeblog, Butuh Nggak Sih?)
Meskipun masih jarang mengisi tulisan per bulannya, Mbak Elis punya tujuan mulia dengan ngeblog. Ia ingin mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk rame-rame bikin blog. Apalagi ibu-ibu yang tinggal di desa seperti dirinya. Mungkin niat Mbak Elis adalah membuat ibu-ibu yang tinggal di pelosok juga melek teknologi. Ini juga yang membuat pemilik blog www.elisa-blog.com membranding blognya dengan judul #DigitaLife.
Salah satu tulisan yang saya suka ya “Status Teman Facebook Mengganggu? Lakukan 3 Cara Ini!”. Tulisannya relevan sekali dengan kehidupan dunia Facebook yang sering banget terjadi hal-hal yang debatable. Blog Mbak Elis berisi hal-hal yang random, mulai dari kuliner, perjalanan, dunia online, review film, buku, produk, bahkan aplikasi. Ia mengklaim semuanya tulisan hampir diselingi sesi curhat nggak jelas. Nggak apa-apa kok, Mbak Elis. Blog saya banyak yang isinya curhat juga kok.
(Baca juga: Mengintip Blog Niche Parenting ala Myra Anastasia)
Oh ya, buat yang mau tahu lebih banyak tentang Mbak Elisa, bisa lihat langsung blognya atau kepoin social media-nya ya.
Blog : www.elisa-blog.com
Facebook: Elisa Fatma Ariesta
Twitter: @elisafariesta
IG : @elisafariesta
Google+ : https://plus.google.com/+Elisa Fatma Ariesta