Beberapa waktu yang lalu saat pulang kampung terakhir, saya dan suami sempat berwisata ke Pantai Jetis Purworejo. Sebelum ke pantai ini, saya sempat searching berbagai info dan foto soal Pantai Jetis ini. Pantai ini kini terkenal dengan beberapa spot foto kekinian yang membuat wisatawan penasaran untuk kesana. Saya salah satunya.
Pantai Jetis terletak di daerah Ketawang tepatnya di Desa Patutrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Rute menuju pantai ini gampang banget kok. Kamu bisa menempuh rute via Jalan Raya Kutoarjo Ketawang atau via Jalan Daendels. Kalau dari Kutoarjo, kamu bisa melewati Jalan Raya Kutoarjo Ketawang sekitar 15 km sampai ketemu pertigaan Jalan Daendels. Kalau kamu dari Jalan Daendels, tinggal lurus saja menuju arah Kebumen sampai ketemu pertigaan Jalan Kutoarjo-Ketawang. Nanti di situ ada papan petunjuk menuju Pantai Jetis. Jarak dari pintu gerbang ke pantai pun nggak jauh. Sekitar 1 km. Berbeda dengan Pantai Jatimalang yang jarak masuk dari pintu gerbangnya sekitar 2-3 km.
(Baca juga: Syahdunya Senja dan Deburan Ombak di Pantai Jatimalang, Purworejo)
Sama halnya dengan pantai-pantai selatan Jawa (khususnya Purworejo) yang lain, ciri khas Pantai Jetis adalah berpasir hitam dan memiliki ombak yang cukup besar. Itulah sebabnya pengunjung harus berhati-hati apabila ingin berenang di pantai ini karena ombaknya yang cukup besar. Kalau boleh memilih, saya lebih suka tipikal pantai yang pasirnya putih dan warna air lautnya kebiruan. Buat saya, pantai yang seperti ini indah banget.
Walaupun begitu, ada hal dari Pantai Jetis yang bikin saya penasaran. Yang bikin saya penasaran adalah di Pantai Jetis ini banyak spot foto kekinian yang mengundang wisatawan untuk kesana. Saya salah satunya. Kunjungan saat itu juga kali pertama saya ke Pantai Jetis, hahaha. Maapkeun, ya maklumlah selama hidup di Purworejo dulu saya jarang main alias banyak belajar mulu. Sekarang pas udah punya pasangan dan bisa diajak ngebolang bareng, baru deh ke Pantai Jetis. Sekalian mempromosikan pantai ini sebagai salah satu potensi wisata Purworejo.
(Baca juga: Modal Nekat dan Tekad Mempopulerkan Purworejo)
Saat masuk ke Pantai Jetis, saya dan suami tidak ditarik tiket masuk alias free. Kami hanya membayar tiket untuk penitipan sepeda motor sebesar Rp 3.000. Untuk mobil, biaya parkirnya hanya Rp 5.000. Tiba di pantai ini, kami disambut oleh angin sore dan deru ombak yang cukup kencang. Saya yang tadinya mau ambil video ala-ala on cam pakai suara jadi batal deh karena anginnya kencang banget. Akhirnya jadi termenung saja deh di pinggir pantai sambil menikmati deburan ombak. Ala-ala galau gitu, hahaha.
Puas menikmati indahnya pantai dan deburan ombak, saya dan suami menuju spot lain. Banyak spot kekinian dan instagramable di pantai ini. Saya pun nggak mau ketinggalan buat ikut foto-foto di spot kekinian itu. Spot pertama yang saya datangi adalah sebuah panggung dengan hiasan bunga berbentuk hati. Spot ini letaknya di bagian barat. Untuk menuju ke spot ini, saya harus naik dulu ke atas tempat seperti panggung setinggi 2-3 meter. Lumayan ngeri juga sih karena cukup tinggi dan anginnya kencang. Tapi pas udah sampai di atas, duh syahdu mellow gimana gitu rasanya, hahaha #lebay. Di samping panggung cinta (biar mudah saya menyebutnya begitu) ini, ada spot lain yang juga berbentuk panggung. Cuma saya nggak naik karena lebih tinggi, anginnya kencang, dan ribet karena bawa-bawa tripod.
Puas dengan panggung cinta, saya dan suami pun pindah ke spot lain yaitu Taman Payung. Taman Payung ini letaknya sebelum pintu masuk atau tempat penitipan motor. Gerbang Taman Payung ini berupa gapura bambu yang dihias menggunakan caping (topi khas petani). Sementara itu, di dalam Taman Payung terdapat banyak payung warna-warni yang ditata sedemikian rupa sehingga kelihatan melayang kalau difoto. Khas dekorasi event-event gitu kalau di Jakarta. Letak Taman Payung ini berada di tengah pohon-pohon pinus jadi terasa sejuk deh.
Di sisi sebelah kiri Taman Payung ada taman bermain dan juga spot-spot foto kekinian. Taman bermain ini bisa digunakan untuk dewasa dan anak-anak secara gratis. Ada beberapa permainan seperti jungkat-jungkit dan juga ayunan. Sementara itu, masih ada spot foto kekinian lain yang bisa dijadikan background cekrak-cekrek. Di antaranya adalah spot foto sayap kupu-kupu dan tulisan LOVE. Kalau yang mau jalan menanjak sebentar menuju ke atas dekat dengan pantai ada lagi spot foto bertuliskan I-tanda hati/love-U bercat warna-warni yang pastinya asyik buat selfie.
Sementara itu, buat kamu yang pengen relaks dan menikmati angin pantai kamu bisa mencoba tiduran di hammock yang terletak di sekeliling taman bermain dan spot foto. Kamu juga bisa berduaan bersama pasangan sambil ngobrol dan menikmati laut di ayunan yang letaknya di pinggir pantai.
Oh ya, kalau kamu ngeh dari tadi sebagian besar spot di Pantai Jetis ini memang bernuansa penuh cinta. Dari bentuk, tulisan, atau simbol-simbolnya. Makanya, nggak heran kalau yang datang ke sana kebanyakan adalah pasangan kekasih, keluarga, atau segerombolan orang. Saya sarankan sih jangan datang sendiri pliss, soalnya takut bikin galau pas foto di spot-spot penuh cintanya, hahaha.
Karena masih dalam masa pembangunan jangan kaget kalau fasilitas di Pantai Jetis ini masih seadanya. Dibandingkan Pantai Jatimalang, Pantai Jetis ini masih sepi. Fasilitas umumnya masih minim. Warung atau penjual makanan di pantai ini belum begitu banyak atau seramai Pantai Jatimalang. Di bagian tertentu pantai juga masih terlihat beberapa sampah yang dibuang sembarangan. Nggak cuma itu, banyak papan petunjuk atau pengumuman yang masih dipaku di pohon.
Pun dengan fasilitasnya. Belum ada petugas keamanan atau pengawas pantai di sana. Padahal, ombak di laut cukup besar dan mungkin saja ada wisatawan yang nekat berenang. Sementara itu, untuk WC dan kamar mandi sudah ada beberapa. Namun, fasilitas lain seperti mushala atau tempat salat belum ada. Makanya saya agak kelimpungan cari tempat salat di sana. Untungnya, sekitar 1 km dari Pantai Jetis tepatnya di Jalan Raya Kutoarjo Ketawang ada SPBU yang ada mushalanya. Jadi aman deh.
Pantai Jetis saat ini memang sedang terus berbenah untuk menciptakan tempat pariwisata yang nggak kalah bersaing dengan tempat wisata lain di sekitarnya. Yang bikin saya salut adalah spot-spot kekinian di pantai ini dibangun oleh penduduk sekitar. Pas saya kesana pun banyak masyarakat yang sibuk untuk membangun spot baru lagi. Untuk membangun spot-spot menarik dan fasilitas lainnya ini, masyarakat mengandalkan sumbangan sukarela pengunjung yang bisa dimasukkan di kotak sumbangan yang terletak di sekitar Taman Payung. Jangan lupa untuk menyumbang yaa demi kemajuan potensi wisata di Purworejo.
Buat kamu yang pengen ke Pantai Jetis, saya sarankan untuk menikmati pantainya di sore hari menuju sunset. Syahdu banget. Sementara itu, moda kendaraan paling praktis untuk menuju ke sini adalah motor atau mobil pribadi. Soalnya memang belum ada angkutan umum yang menuju pantai langsung. Paling hanya sampai di pemberhentian terakhir minibus Kutoarjo-Ketawang.
Oh ya, jangan lupa browsing dan cari tahu soal Pantai Jetis sebanyak-banyaknya dari internet sebelum kesana karena di pantai ini susah sinyal bahkan blank sinyal. Kalau ragu, mendingan tanya penduduk di sebelum pintu masuk Pantai Jetis karena dari pintu masuk menuju pantai jalanan masih relatif sepi. Kamu mungkin bisa bertanya, tapi hanya pada rumput yang bergoyang #tsaahh.
Selamat menikmati Pantai Jetis Purworejo, pantai penuh cinta yang terus berbenah.