Ini kejadian nyata beberapa hari yang lalu:
Di tengah kegiatan cuci piring, tiba-tiba saya buru-buru berhenti karena melihat wadah makan plastik masih bertengger di atas meja. Biasanya suami saya selalu berbekal makanan dengan menggunakan wadah makan plastik. Dalam hati saya berkata “Pasti deh bekalnya ketinggalan”.
Buru-buru saya seka tangan, lalu berlari ke pintu berharap suami saya yang baru beberapa menit lalu pamit masih memanaskan motor. Ternyata saya kurang beruntung. Suami saya sudah pergi. Lalu saya pun mengambil handphone dan meneleponnya berkali-kali berharap dia dengar dan belum begitu jauh sehingga mau buat balik lagi mengambil wadah makan yang ketinggalan. Tapi nyatanya nihil. Saya hanya berkirim pesan lewat Whatsapp dan bilang “Bekalmu ketinggalan ya?”.
Beberapa menit kemudian suami saya menelepon:
Suami: Kamu kenapa sih? Ini bekalnya udah aku bawa, kan aku tadi bilang
Saya: Itu masih ada tempat makannya di meja
Suami: Ini kan kamu tadi lihat sendiri aku masukin bekal
Saya: *tiba-tiba ngakak* aku baru ingat itu yang di meja wadah kurma, hahaha. Tiwas aku sampai lari-lari tadi, aku kira bekal kamu ketinggalan
Suami: Kebiasaan deh! Hahahaha
Lalu saya dan suami ngakak bersama.
Duh, ada apa sih sama saya? Sampai kurang konsentrasi. Hmmm, bisa jadi karena 2 faktor: tanggal tua atau kurang asupan protein hewani. Kalau menurut kalian yang mana?
Emang sampai segitunya ya efek kekurangan protein hewani? Eits, nggak main-main, asupan protein hewani itu perlu banget buat tubuh. Kalau yang belum tahu, yuk kita bahas dulu!
Mengenal Pangan dan Protein Hewani
Salah satu indikator makanan dengan gizi seimbang menurut Prof Hardinsyah, Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia dalam acara launching logo baru So Good adalah ada karbohidrat, protein (nabati/hewani), sayur-mayur, dan minum. Protein khususnya protein hewani memang berperan penting dalam pemenuhan nutrisi bagi tubuh. Protein hewani biasanya terdapat dalam daging ayam, daging sapi, ikan, hasil laut, dan telur. Prof Hardinsyah menganjurkan untuk selalu makan pangan hewani bersama dengan karbohidrat agar memenuhi gizi yang seimbang. Beberapa manfaat protein hewani antara lain:
- membuat pertumbuhan sel-sel organ tubuh dengan baik
- memperbaiki sel tubuh yang rusak
- meningkatkan daya tahan tubuh
- membantu pertumbuhan
- pembentuk enzim
- penentu hormon
- membantu otak manusia sehingga secara langsung meningkatkan fungsi otak
- membantu sel darah merah agar tidak mudah pecah
Setiap manusia yang hidup memiliki kebutuhan asupan protein per hari. Bagi keluarga Indonesia, pemerintah pun telah menyosialisasikan kebutuhan asupan protein yang seimbang beberapa waktu lalu. Estimasinya adalah:
- Kebutuhan protein 1.0-1.5 g/kg BB atau 33-72 g/anak sekolah & remaja per hari
- Kebutuhan protein hewani 7-15 g/hari atau 1-2 porsi (60-120 g)/ hari
- Protein untuk anak 1-18 tahun dianjurkan lebih tinggi dari yang dikonsumsi oleh orang dewasa
Nah, protein hewani yang berasal dari pangan hewani ini memiliki beberapa keunikan, antara lain:
- enak atau gurih apalagi jika sudah diolah karena di dalamnya terdapat glutamat
- bisa dibuat beragam olahan makanan sehingga tambah gurih, tambahan bumbunya seperti rempah-rempah juga mengandung zat yang bermanfaat untuk tubuh
- umumnya mudah dicerna dan diserap tubuh (daging ayam, ikan telur susu)
- kaya protein, vitamin, dan mineral
- memiliki kualitas protein, vitamin, dan mineral yang baik
- melengkapi asupan gizi seimbang
Prof Hardinsyah mengatakan bahwa kekurangan protein hewani bisa menyebabkan efek yang tidak main-main, salah satunya adalah anemia gizi. Anemia gizi ini dapat menyebabkan kita lemah, letih, lesu, lunglai, loyo, pucat, atau sulit konsentrasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kekurangan protein hewani juga bisa menyebabkan gangguan syaraf di otak. Jadi, kalau kalian yang sering merasakan gejala di atas ada baiknya cek pola makan dan kecukupan gizi sehari-hari siapa tahu memang terindikasi kekurangan protein hewani.
Namun sayangnya, saat ini tidak semua penjual yang menjual pangan hewani benar-benar jujur. Sering kita lihat di televisi kalau banyak fenomena pangan hewani berbahaya seperti tercampur formalin, mengandung boraks, gelonggongan, atau tiren. Oleh karena itu, kita juga harus cermat untuk memilih pangan hewani saat membelinya. Apalagi pangan hewani merupakan bahan pangan yang mudah rusak dan berisiko tidak aman serta kehilangan zat gizi apabila tidak ditangani dengan baik. Berikut ciri-ciri pangan hewani yang baik:
- Daging sapi: tampak segar, warna merah tidak kebiruan, lunak dan berserat harus, aroma natural sesuai jenis dagingnya (tidak berubah bau)
- Daging ayam: tampak segar, warna cerah putih kemerahan, lembut kenyal, tidak banyak mengandung air, aroma natural daging ayam (tidak berubah bau)
- Ikan: tampak segar, kenyal dan bila ditekan dengan ujung jari tidak membentuk cekungan, insang merah segar, dan aroma natural sesuai jenis ikan (tidak berubah bau)
- Pangan hewani kemasan komersial: kemasan baik dan utuh, disimpan pada suhu sesuai petunjuk/informasi pada label, ada nomer MD atau ML atau PIRT dari lembaga yang berwenang, bisa juga ada jaminan halal dari MUI, tidak kadaluarsa
So Good, Sumber Pangan Kaya Protein Hewani
Salah satu sumber pangan hewani bisa didapatkan dari produk-produk So Good. Bagi ibu-ibu zaman now khususnya yang tinggal di perkotaan, sudah nggak heran kalau setiap bulan selalu berbelanja dan stock chicken nugget. Yang paling terkenal adalah dari brand So Good. Ini pula yang saya lakukan setiap bulan. Itulah kenapa brand So Good saat ini identik dengan brand yang memproduksi pangan hewani baik itu dari ayam, seafood, atau daging.
Pak Soegiono, Head of Marketing & New Bussiness Development dari PT So Good Food menyatakan bahwa So Good selama berdiri dari tahun 1999 memiliki visi selalu ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga Indonesia khususnya dalam pemenuhan gizi. So Good memberikan alternatif protein hewani yang praktis. Walaupun begitu, So Good selalu memastikan bahwa setiap proses yang dilaluinya dari peternakan hingga meja makan berlangsung secara alami. Saat ini pun So Good memberikan pembaruan dengan mengubah logo So Good yang ada di kemasan.
Pak Soegi menyatakan bahwa perubahan logo ini memiliki 2 tujuan yaitu sisi bisnis dan brand purpose. Dari sisi bisnis pengubahan logo ini memberikan nilai tambah bagi konsumen sehingga memiliki makna yang lebih terpercaya, praktis, dan segar. Sedangkan dari brand purpose, perubahan logo ini adalah salah satu upaya untuk membantu pemerintah dalam konsumsi gizi seimbang khususnya dalam hal ini protein hewani. Kalau kita cermati lebih detail, sebenarnya logo baru So Good ini tidak berubah banyak dari logo lamanya. Hanya ada beberapa penambahan yang memiliki makna sesuai dengan komitmen utama So Good yang ingin memberikan alternatif protein hewani praktis.
Logo lama So Good yang berbentuk kotak dengan sentuhan biru tua dan hijau tidak diubah karena sudah sekian lama diterima oleh konsumen yang bermakna kualitas yang sangat baik. Logo lama ini hanya dipertajam dengan diberikan lingkaran berwarna emas. Warna emas ini memiliki melambangkan trust dengan makna lebih dalamnya adalah So Good selalu ingin menjaga kualitas dan terpercaya.
Selain warna emas, ada pula logo kotak So Good dengan background warna hijau yang berarti fresh & natural. Makna hijau ini berarti So Good ingin memberikan pembaharuan yang segar dan dinamis untuk setiap inovasi yang diciptakan.
Selain itu ada pula simbol-simbol yang terdapat dalam lingkaran yang dimaksudkan untuk memperlihatkan ahli-ahli dan hal-hal yang menginspirasi So Good dalam menciptakan produk-produk berprotein baik dan berkualitas. Simbol-simbol itu di antaranya adalah:
- Simbol sumber protein seperti ayam, daging, ikan, udang, juga telur yang sangat dibutuhkan tubuh untuk memenuhi gizi seimbang sehari-hari
- Simbol ahli yang menginspirasi yaitu topi chef dan alat masak. Simbol ini bermakna So Good adalah ahlinya dalam memberikan pengalaman gizi protein hewani yang seimbang
- Simbol senyum dan jempol yang menandakan rasa puas, senang, dan bahagia dari para pelanggan karena berhasil menghadirkan produk-produk berprotein berkualitas yang memiliki rasa lezat.
Selain logo yang diperbarui, So Good pun memperbarui slogan mereka yaitu dari So Good is Very Good menjadi Lebih Baik So Good. Slogan baru ini memang sengaja dibuat menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kebanggaan kita. Makna dari slogan baru ini adalah So Good memiliki kualitas lebih baik lagi melalui kebaikan dan kelezatan protein hewani yang dihadirkan dalam produk-produknya untuk keluarga Indonesia.
Wujud Nyata So Good dalam Mewujudkan Gizi Seimbang di Masyarakat
Selain menghadirkan produk-produk untuk pemenuhan protein hewani masyarakat, So Good juga mendukung program-program imbauan hidup dehat dengan gizi seimbang bekerja sama dengan Japfa Foundation. Selain karena bernaung di Japfa Group, So Good dan Japfa Foundation juga sama-sama memiliki komitmen untuk saling mendukung kegiatan-kegiatan sosialisasi dan edukasi khususnya yang berhubungan langsung dengan nutrisi keluarga Indonesia.
Japfa Foundation sendiri sebetulnya sudah berdiri sejak tahun 2015 dan bertindak sebagai Corporate Foundation PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Pak Andi Prasetyo selaku Head of Japfa Foundation mengatakan saat ini Japfa Foundation memiliki visi mengembangkan kaum muda di bidang pendidikan khususnya pendidikan peternakan, agrikultur, agribisnis, dan teknologi pangan.
Selain itu Japfa Foundation juga memiliki visi berfokus ke pemenuhan nutrisi. Japfa Foundation mengajak anak-anak muda untuk bergerak di bidang advokasi dengan berkolaborasi antara pihak pemerintah, akademisi, swasta, media, influencer, dan industri. Tujuannya adalah untuk mendukung dan mempertahankan peningkatan nutrisi dan kesehatan dasar, seperti: melek nutrisi keluarga, membangun kesadaran melalui media sosial, dan inovasi terkait lainnya.
Japfa Foundation juga fokus di social strategic dengan mengembangkan wirausaha-wirausaha sosial di bidang peternakan dan advokasi. Dalam bidang pendidikan, bersama-sama dengan pihak yang berkecimpung di dunia industri, Japfa Foundation ingin memajukan dunia pendidikan khususnya SMK di bidang peternakan.
Tidak naif rasanya kalau bilang pendidikan SMK di Indonesia ketinggalan 30 tahun dibandingkan dengan kemajuan dan standar industri pangan saat ini. Inilah kenapa juga sudah banyak generasi muda yang tak mau lagi jadi peternak. Benar juga sih, teman-teman saya yang lulusan sarjana peternakan saja pada banting setir jadi reporter dan kameraman. Nah inilah yang ingin ‘dikejar’ oleh Japfa Foundation bekerja sama dengan So Good.
Melalui Duta Gizi-nya, Maria Harfanti, Japfa Foundation juga ingin menyampaikan perihal gizi seimbang ke masyarakat luas.Selain itu, Maria Harfanti juga tak bosan-bosan untuk mengampanyekan gaya hidup sehat di masyarakat. Untuk membuktikan bahwa produk So Good benar-benar diolah dengan aman, ia pun membagikan pengalamannya datang ke pabrik chicken nugget So Good.
Ia melihat dan membuktikan secara langsung produksi nugget So Good yang memang dibuat dari daging pilihan (tanpa suntik hormon, bebas formalin, dan tanpa bahan pengawet), diolah secara higienis dengan proses pengolahan yang modern, dan pengawasan mutu yang ketat. Chicken nugget yang juga produk unggulan So Good ini melalui proses pemasakan dengan suhu 170 derajat Celcius selama tidak kurang dari 3 menit. Kemudian dalam prosesnya, nugget tersebut langsung dibekukan secara cepat dengan menggunakan IQF (Individual Quick Frozen) untuk menjamin kesegaran, kelezatan, dan nutrisi.
Jadi, jangan sampai kamu, kamu, kamu kekurangan asupan protein hewani ya. So Good memberikan alternatif pangan hewani yang nggak cuma praktis tetapi juga enak di lidah. Ayo perbaiki asupan gizimu dari sekarang!