Nggak terasa sekitar sebulan lagi saya akan melahirkan. Rasanya excited campur deg-degan karena ini akan jadi kali pertama saya memiliki dan mengurus seorang bayi. Jujur, saya masih harus meraba-raba dan belajar banyak hal soal mengurus bayi baru lahir. Salah satunya adalah soal memandikan bayi.
Yang saya tahu dari ibu dan sepupu-sepupu saya, memandikan bayi biasanya menggunakan air hangat. Mereka akan merebus air di kompor lalu menuangkannya di ember kemudian diberi air dingin agar suhunya menjadi suam-suam kuku. Nggak ada ceritanya suhu air diukur berapa derajat dulu karena pastinya ukuran hangatnya air ya berdasarkan feeling aja dengan cara tangan si ibu dicelupkan dalam air. Kalau dirasa sudah pas tinggal mandikan deh si anak.
Sayangnya, saya dan suami masih sedikit clueless soal memandikan bayi ini. Selain karena belum pernah praktik secara langsung, saya masih was-was dengan keadaan air di rumah saya. Masih ada sisa trauma terkena bakteri Trikomonas Vaginalis di trimester pertama kehamilan dulu yang kemungkinan disebabkan oleh air. Dugaannya tentu salah satunya adalah air di rumah yang kadang memang kuning dan berbau.
(Baca juga: Cerita Kehamilan Ketiga: Terserang Flu dan Bakteri)
Bagaimana kalau bakteri itu benar-benar ada di air yang selama ini kita pakai?
Bagaimana kalau nanti bakterinya menjangkit di kulit bayi kami yang masih sensitif?
Bagaimana kalau bakterinya nggak mati bahkan setelah dilakukan proses pemanasan?
Dan segudang pemikiran lain yang akhirnya membawa saya ke pikiran konyol untuk memandikan anak dengan air dari dispenser. Huhuhu, tapi kan boros banget yak?
Merawat Kulit Bayi yang Sensitif, Jangan Pilih Sembarang Air!
Kekhawatiran saya tentang keadaan air di rumah ditambah belum adanya pengalaman merawat bayi bukan tanpa alasan. Pasalnya, yang saya tahu kulit bayi memang sensitif sekali. Inilah yang membedakan kulit bayi dengan kulit orang dewasa. Bahkan kulit bayi dengan kulit anak-anak pun berbeda. Beruntungnya, saya sempat hadir di acara gathering bersama Ariston Thermo Indonesia bekerja sama dengan Mommies Daily dengan tema Ariston Comfort Always On. Di dalam acara tersebut banyak informasi yang saya dapatkan untuk bekal merawat kulit bayi nantinya. Apalagi ini adalah pengalaman merawat kulit bayi untuk pertama kalinya bagi saya. Jadi memang akan menjadi bekal yang sangat bermanfaat.
Dr. Srie Prihianti, Sp. K.K, PhD, FINSDV, FAADV yang hadir sebagai pembicara menyatakan bahwa sembilan bulan berada di dalam kandungan dan dilingkupi oleh cairan ketuban yang steril serta bebas kuman membuat kulit bayi steril pula. Nah, ketika bayi lahir tantangan pun dimulai karena lingkungan sekitar pastilah terdapat zat-zat atau kontaminan yang bisa memengaruhi kulit bayi. Dalam perkembangannya inilah kulit bayi akan mengalami proses kematangan.
Sensitifitas kulit bayi disebabkan oleh struktur kulit bayi yang 40-60 % lebih tipis dari kulit orang dewasa, ikatan antarselnya masih longgar, sehingga zat sekecil apapun bisa masuk ke dalam. Oleh karena itu, fungsi perlindungannya pun masih longgar. Selain itu, fungsi melanin bayi lebih terbatas dari orang dewasa sehingga kulitnya mudah terbakar atau menghitam.
Selain itu, kulit bayi masih memiliki regulasi suhu tubuh yang belum maksimal. Itu sebabnya dalam beberapa kasus bayi prematur dibutuhkan inkubator yang suhunya disesuaikan dengan bayi. Kondisi kulit bayi yang memiliki kadar penguapan yang tinggi juga bisa memudahkan adanya iritasi dan kerusakan pada kulit. Hal-hal inilah yang membuat kita harus merawat kulit bayi dengan teliti dan hati-hati.
Salah satu cara perlindungan terhadap kulit bayi adalah memandikannya dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran. Namun, memandikan bayi pun tak sembarang memandikan. Nah, dr Srie pun membeberkan beberapa fakta tentang memandikan bayi pada acara ini:
- Bayi yang baru lahir sekarang ini tidak serta merta dimandikan tetapi ditunggu 2-4 jam kemudian, hingga tanda vitalnya stabil.
- Saat bayi lahir terdapat lemak-lemak yang menempel yang disebut vernix caseosa yang melapisi kulit bayi sehingga tidak mengalami keriput walau 9 bulan di dalam air ketuban. Vernix casesosa ini tidak perlu dibersihkan mengingat fungsinya adalah membantu regulasi suhu, kelembaban proteksi terhadap infeksi, dan penyembuhan luka.
- Karena bayi belum bisa mengatur suhu tubuhnya, ada baiknya memandikan bayi dengan cara berendam di dalam bak agar seluruh kulit bayi terendam. Hal ini bisa membantu pengaturan suhu dan mengurangi evaporasi.
- Sesuaikan suhu air dengan suhu tubuh bayi yaitu 36 atau 37° celcius sehingga tidak ada perbedaan suhu yang terlalu tinggi yang bisa memengaruhi kondisi tubuhnya saat itu.
- Lama memandikan bayi paling ideal adalah maksimal 10 menit.
- Suhu air yang terlalu panas atau dingin bisa membuat kulit bayi menjadi kering.
- Usahakan tidak menggunakan sabun antiseptik setiap hari. Penggunaan sabun antiseptik pada bayi yang terlalu sering bisa menyebabkan kulit kering.
- Oleskan pelembab pada kulit bayi untuk memberikan proteksi pada kulit bayi yang fungsinya belum maksimal.
Fakta-fakta kulit bayi yang masih sensitif dan perlu perhatian khusus inilah yang membuat perawatan pada bayi khususnya proses memandikan harus benar-benar teliti. Salah-salah sedikit bisa jadi malah membuat kulit bayi bermasalah. Saya tentunya nggak mau main-main dengan ini, apalagi buat saya dan suami yang butuh waktu 5 tahun untuk bisa memiliki anak. Tentulah kami ingin memberikan yang terbaik, apapun itu, untuk buah hati kami termasuk soal air yang digunakan untuk mandi si kecil.
Manfaat mandi air hangat untuk bayi ini juga disadari betul oleh selebritis dan juga ibu muda, Putri Titian. Bagi ibu dari Iori ini, ketika seorang anak mandi dengan air hangat ada perbedaan yang didapat setelahnya salah satunya yaitu anak jadi tidur malam dengan nyaman. Itulah pengalaman yang dialami perempuan yang akrab dipanggil Tian ini. Nggak hanya itu, mandi air hangat pun bisa jadi semacam me time bagi si ibu karena dengan mandi air hangat rasanya tubuh menjadi ringan setelah berkutat dengan banyaknya aktivitas rumah tangga. Itulah kenapa, kebutuhan air hangat di rumah bisa masuk dalam kebutuhan sehari-hari yang tidak boleh disepelekan.
(Baca juga: ‘Me Time’ Favorit ala Ibu Rumah Tangga)
Ariston Water Heater Membantu Ibu Melindungi Kulit Bayi dan Keluarga
Kebutuhan bayi terhadap air hangat untuk mandi tentulah jadi hal yang harus diperhatikan. Thanks to technology karena sekarang makin banyak teknologi water heater atau pemanas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Tapi buat saya dan suami yang masih awam soal water heater ini, tentunya harus cari tahu kriteria water heater yang bukan saja nggak menguras kantong dari sisi kelistrikan tetapi juga aman digunakan. Well, kami berpikiran seperti itu karena sering mendengar berita kematian beberapa orang di kamar mandi hotel akibat water heater.
Saya beruntung bisa tahu salah satu produk pemanas air yang bukan hanya sudah dipercaya sejak lama tetapi juga peduli dengan pentingnya kebutuhan air hangat bagi bayi. Dialah Ariston, sebuah produk water heater dari Italia yang sudah ada sejak tahun 1930-an. Di bawah bendera Ariston Thermo Indonesia, Ariston masuk ke Indonesia sejak tahun 1974 melalui distributor. Dalam perkembangannya, pemanas air ini mengalami banyak kemajuan hingga mendirikan perusahaan di Jakarta, menjadi brand water heater dengan rangkaian produk terlengkap di Indonesia pada tahun 2016, hingga menguasai 80% pasar electric water heater di Indonesia.
Mr Jacopo Guazzaroti, Marketing and Sales Manager Ariston menyatakan yang membedakan serta membuat unggul Ariston dibandingkan dengan produk lainnya adalah komponen Ariston yang sudah diproduksi sendiri sehingga terjaga keamanan dan kualitasnya. Selain itu, Ariston pun punya rangkaian produk paling lengkap baik itu untuk industri ataupun rumah tangga.
Kehadiran Ariston sebagai water heater di tengah-tengah rumah tangga juga menjadi jawaban atas segala keribetan urusan menyiapkan air hangat saat akan memandikan bayi. Ibu tidak lagi harus bersusah payah merebus air dan menuangkannya ke dalam ember. Apalagi gas di rumah saya yang kadang regulatornya harus dipompa dulu sebelum dinyalakan kompornya. Uuuhhgg, ribet deh rasanya! Dengan adanya Ariston tentu mengurangi drama-drama mandi air hangat lainnya, misal: air terlalu lama dibiarkan sedangkan anak belum siap untuk dimandikan sehingga dingin kembali. Selain itu, adanya Ariston juga meminimalisir kecelakaan yang disebabkan oleh air panas, seperti: tumpah atau tersiram ke kulit.
Trus bagaimana dengan perhitungan listriknya? Sebagai ibu-ibu masa kini tentunya nggak mau donk kalau rumah sudah dipasang pemanas air trus listrik jadi melonjak tinggi. Ulalaaa, uang bulanan bisa jebol. Nah, Ariston memberikan gambaran berapa besaran biaya per bulan jika dibandingkan dengan ibu yang setiap hari harus merebus air:
WATER HEATER | REBUS AIR |
---|---|
Biaya per hari: Rp 2.559,00 Biaya per bulan: Rp 76.776,00 |
Biaya per hari: Rp 3.839,00 Biaya per bulan: Rp 115.170,00 |
Nina Fidyastuti Pratiwi, Tim Marketing Ariston Thermo Indonesia, menambahkan ada 4 produk unggulan dari 20 produk Ariston yang ditujukan untuk keperluan rumah tangga. Empat produk itu antara lain:
1. Slim 20 dan Slim 30
Keunggulannya:
- Memiliki kapasitas air lebih besar (20 dan 30 liter) namun bisa digunakan dengan daya listrik rendah (350 watt) sehingga memungkinkan penggunanya untuk menggunakan peralatan rumah tangga lainnya secara bersamaan tanpa mengkhawatirkan persediaan daya listrik.
- Memiliki tampilan horisontal yang modern dan mutakhir. Desain ini telah disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan sehingga bisa menghemat banyak ruang sekaligus membuat dekorasi ruangan kamar mandi menjadi stylish.
- Terdapat indikator suhu untuk menginformasikan pengguna saat suhu yang diinginkan telah tercapai dan air panas siap digunakan.
- Khusus SLIM 30 memiliki tangki ganda dengan sistem pemanas yang terpisah sehingga dapat mempercepat proses pemanasan namun tetap hemat konsumsi daya listrik.
2. Ariston Andris Lux
Keunggulannya:
- Bisa digunakan di rumah tangga dengan keadaan air yang tidak jernih karena memiliki heating element (elemen pemanas) yang dilapisi dengan Incology Enamel. Lapisan inimencegah kalsium yang terkandung dalam air menempel di heating element.
- Dilengkapi dengan teknologi flexomix terbaru yang membuat temperatur yang keluar dari water heater lebih stabil. Teknologi ini juga meminimalisir terjadinya sumbatan pada pipa akibat sedimen dalam air yang biasa terjadi pada water heater lain.
- Desainnya mewah dan indah. Selain itu produknya juga didatangkan langsung dari Italia dengan standar keamanan tertinggi.
3. Ariston Andris AG+
Keunggulannya:
- Dilengkapi dengan teknologi Silver Ion AG+ yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri seperti E. Coli, Salmonella, Legionella, dan jamur pada tangki pemanas air hingga 80%. Dengan demikian air tetap bersih, bebas penyakit, dan aman digunakan oleh anak serta keluarga.
4. Ariston Fast R
Keunggulannya:
- Dilengkapi dengan teknologi 2 pin untuk menghasilkan waktu pemanasan yang lebih cepat. Oleh karena itu, varian Ariston water heater jenis ini sangat cocok digunakan bagi konsumen yang tinggal di daerah dengan suhu dingin.
- Dilengkapi dengan fitur keamanan tambahan yang mampu mencegah nyala api ketika tidak ada aliran air, mematikan unit pemanas air secara otomatis ketika suhu air terlalu tinggi, dan menghentikan tekanan gas secara otomatis saat tidak ada api untuk mencegah kebocoran gas.
- Tetap dapat bekerja menghasilkan air panas meskipun tekanan air rendah.
Dari sinilah saya jadi tahu banyak hal dan korelasi antara pemanas air dengan menjaga kulit bayi khususnya yang baru lahir. Jadilah setelah ini saya ajukan proposal sama pak suami buat pemasangan water heater di rumah demi menyambut si baby. Oh ya, saya juga sempat bertanya dengan tim dari Ariston dan ternyata varian yang sekiranya sesuai dengan keadaan air dan listrik di rumah saya adalah Ariston Andris AG+.
Hmmm, jadi nggak sabar buat menunggu kehadiran si baby sambil mempersiapkan segala yang terbaik untuknya, termasuk menyambutnya dengan kehangatan cinta, kasih, dan tentu saja air untuk keperluan mandinya.